Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
“Daddy…hikss..mommy…”
“jangan tinggalkan aku…hikss…mommy..”
Clara menangis didepan makan kedua orangtuanya, bagai disambar petir siang bolong. Clara mendengar kematian orangtuanya. Mobil yang dikandarai kedua orang tuanya mengalami kecelakaan tunggal dan meninggal ditempat.
Clara terus menangis ditengah hujan yang membasahi bumi, Clara bahkan tidak peduli jika besoknya ia akan sakit karena kehujanan. Clara sangat mencintai kedua orang tuanya, ia sekali tidak siap untuk ditinggalkan.
“Mom…” suara Clara sudah habis, ia bahkan menangis tanpa mengeluarkan isakan. Tidak lama kemudian Clara pingsan diatas makan orangtuanya. Sudah 3 hari Clara dirawat dirumah sakit, Serly sepupunya sering datang berkunjung memberinya dukungan moral. Teman-temannya? Mereka juga datang memberikan semangat untuk Clara. Clara beruntung mempunyai paman dan bibi yang setiap hari datang, mereka merawat Clara bagai anak mereka sendiri. Walaupun begitu Clara tetap merindukan kedua orang tuanya.
Sudah 3 hari ini juga Clara sudah merasa baikan, ia terkena demam karena lama dibawah hujan. Clara menatap luar jendala dengan pandangan kosong, sekarang ia sedang sendirian. Clara merindukan ayah dan ibunya, tanpa sadar air matanya turun tanpa ia minta. Clara menghapus air matanya dengan kasar. Ia tidak boleh bersedih terlalu lama, Clara ingin ayah dan ibunya segera ke surga tanpa melihat kesedihan yang Clara alami. Clara mengambil koran yang mengabarkan kecelakaan orang tuanya lalu membuang koran kedalam tempat sampah. Clara mengambil nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya dengan perlahan.
“Kau kuat Ra, sekarang mari terseyum” ujar Clara pada dirinya sendiri. Clara membawa infus denganya lalu keluar dari kamar inapnya, Clara ingin mencari udara segar.
“Aduhh duhh” seorang anak kecil menabrak kaki Clara.