Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Tunggu Pembalasanku Mas

Tunggu Pembalasanku Mas

SriAuthor

5.0
Komentar
187
Penayangan
5
Bab

Seorang siswi SMA yang bernama lengkap Annisa Sri Auliya yang masih berusia tujuh belas tahun harus menelan pil pahit setelah mengetahui dirinya hamil anak dari kekasih nya yang bernama Yuda Saputra. Nisa terpaksa menikah di usia belia untuk menutupi kehamilan nya. Setelah menikah hidup nya bagai di neraka,bahkan saat keadaan hamil besar ibu mertua dan adik iparnya memperlakukan nya dengan sangat kasar,menjadikan nya babu gratis.

Bab 1 Tergoda Bujuk Rayu Mas Yuda

Nama ku Annisa Sri Auliya,usiaku baru saja menginjak tujuh belas tahun.Sebenarnya aku masih siswi di salah satu sekolah negeri di kotaku tinggal yaitu Kota Padangsidimpuan.Namun sekarang aku tidak bisa lagi melanjutkan sekolah ku karena sesuatu hal yaitu karena aku lagi hamil anak dari abang kandung sahabat baik ku.Untuk menyesalinya sudah tidak ada guna karena semua sudah terlanjur terjadi.

Aku terpaksa menikah di usia muda untuk menutupi kehamilanku.Kehidupanku sekarang bagai di neraka karena ibu mertuaku tidak menyukaiku bahkan sangat membenciku.

Saat sibuk didapur dengan piring kotor yang menumpuk tiba tiba terdengar suara ibu mertuaku memanggil namaku dari arah kamar adik iparku,

"Nisa sini kamu!"teriak ibu mertuaku beberapa kali.

Segera ku berlari setelah mendengar teriakannya dengan perut buncit,aku segera bergegas ke kamar Sarah adik iparku.

Sesampai di kamar adik iparku,aku di lempari pakaian seragam sekolah Sarah.

"Lihat... kerjamu gak becus,seragam sekolah Sarah kotor begini? kamu sengaja ya buat malu Sarah."ucap ibu mertuaku dengan garangnya.

"Maaf bu Nisa tidak tahu kenapa jadi kotor begini."Ucapku membela diri.

Aku heran kenapa ada noda di baju seragam Sarah,padahal aku sendiri yang mencuci dan menyetrika baju Sarah,dan bisa kupastikan bajunya bersih sebelum kuberikan kepada nya.

"Kamu pasti cemburukan sama ku, kamu ingin sekolah juga iya kan, makanya jangan kegatalan jadi perempuan kok gak bisa jaga diri."Ucap sarah adik iparku sekaligus sahabatku waktu di sekolah sebelum kejadian malam itu menimpaku.

Mengingat perlakuan ibu dan Sarah sudah seperti makananku sehari-hari,hampir ada saja yang salah di mata mereka,padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin mengerjakan semua pekerjaan rumah.

Setelah memungut pakaian Sarah aku bergegas ke belakang bermaksud mencuci ulang pakaian nya.Sebelum kakiku melangkah ibu mertuaku menahan tanganku dan berteriak padaku.

"Mau kemana? siapkan sarapan.”Perintah ibu mertuaku dengan kasar.

"Ya bu ."jawabku patuh pada perkataan ibu mertuaku.

Apalagi yang bisa kulakukan selain menerima semua perintah dari ibu mertuaku.

Segera ke dapur melanjutkan memasak nasi goreng untuk sarapan Sarah dan ibu mertuaku.Setelah selesai kuletakkan nasi goreng yang baru saja ku buat diatas meja makan tidak lupa dengan telur mata sapi sebagai pelengkap.

"Lelet banget sih."Teriak sarah sambil mengambil nasi goreng ke piringnya.

Sementara aku hanya bisa diam mendengarkan nya,percuma juga membantah,toh ujung-ujungnya aku juga yang salah.

Baru satu sendok Sarah memakan nasi gorengnya namun segera memuntahkan nya.

"Uek... makanan apa ini? kamu sengaja meracuni kami ya"Teriak sarah dengan garangnya.

"Apa -apa an ini asin begini ."sambung ibu mertuaku.

Segera kuambil sendok dan menyuapkan nasi goreng kemulutku,memang ada rasa asin sedikit tapi aku rasa masih bisa dimakan,bahkan tidak mungkin bisa keracunan hanya gara-gara keasinan.

"Habis kan tu nasi goreng nya!kami sarapan diluar saja."Perintah ibu mertuaku dan segera mengajak Sarah keluar.

Melihat kepergian mereka membuat ku tidak bisa menahan air mata, segera ku usap air mata yang sudah membanjiri kedua pipiku.Aku tidak ingin terlihat cengeng apa lagi sebentar lagi aku akan menjadi ibu.Ku elus perut buncitku yang perkiraan dokter sekitar dua bulan lagi akan melahirkan.

****

Sebelum ibu mertua ku kembali cepat -cepat ku habiskan dua piring nasi goreng yang baru saja selesai kumasak, jangan sampai di marahi lagi oleh ibu mertuaku. Setelah sarapan segera kubersihkan dapur sisa-sisa masak tadi tidak lupa mencuci semua piring kotor.

Mungkin faktor kehamilan membuat ku sangat mudah ke lelahan,setelah menyapu dan mengepel lantai ku putuskan untuk beristirahat sebentar di ruang tamu, sambil memijit-mijit kakiku yang terasa nyeri. Tidak lupa menghidupkan tv,sudah lama sekali aku tidak menonton tv seperti ini memutar acara gosip di salah satu stasiun tv favoritku.

Saat asik menonton tv tiba-tiba ada yang menarik rambutku,kulihat ibu mertuaku seperti kesetanan menarikku ke dapur.

"Enak... ya duduk santai sambil nonton tv,tu… tempatmu di belakang sana!”Teriak ibu mertuaku seperti biasanya.

"Baru sebentar di tinggal udah seperti nyonya besar saja."Sambung ibu mertuaku lagi.

Tidak ada yang bisa ku lakukan selain menerima perlakuan buruk mereka.Di usiaku yang baru menginjak 17 tahun,harus menerima kenyataan bahwa aku sedang hamil,anak dari abang sahabat baikku.

Andai saja waktu berputar aku pasti memilih untuk tidak salah langkah dan tergoda bujuk rayu mas Yuda,masih jelas diingatanku saat pertama kali aku melepaskan keperawanan ku padanya.

"Kalau cuma sekali tidak akan hamil dek".Itu yang mas Yuda ucapkan padaku, saat menolak permintaannya untuk berhubungan badan.

Sekitar tujuh bulan yang lalu mas Yuda di terima sekolah di universitas negeri di kota medan, sebelum mas Yuda berangkat ke kota medan kami bertemu di tepi sungai.Sengaja ku diam-diam memui nya di tepi sungai yang agak jauh dari pemukiman penduduk.Saat itu aku minta izin kepada ayah dan ibu untuk menemui teman-teman sekolah untuk belajar kelompok.

Saat mendengar bahwa mas Yuda akan berangkat ke kota medan membuat ku sangat kaget,saat itu mas Yuda membujukku agar tetap setia menunggunya.Untuk pertama kalinya kami berpelukan, ada perasaan was-was di hatiku saat mas Yuda memelukku, aku takut ada orang lain yang melihat kami.

Ternyata mas Yuda juga memikirkan hal yang sama dengan ku.Sehingga menarikku ke celah-celah batu besar yang kebetulan ada agak di ujung,agar orang -orang yang lewat tidak bisa melihat kami.Entah setan apa yang merasuki mas Yuda kala itu,untuk pertama sekali mas Yuda mencium rakus mulutku, dan kedua tangannya meremas kedua pa***ku.

Akupun terlena apa yang ia lakukan padaku,hingga akhirnya aku melepaskan ke perawananku kepada mas Yuda.

Mengingat kejadian itu membuatku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa,andai saja waktu itu aku bisa menolak,mungkin saat ini ibuku masih hidup, dan mungkin saat ini aku sedang bersama teman temanku belajar di sekolah.

Tapi semua sudah terjadi,tidak mungkin waktu bisa terulang kembali.

***

Sejak pernikahan ku dengan mas Yuda, sampai sekarang dia belum pernah pulang,bahkan malam pertama kami terlewati begitu saja.Setelah ijab qabul mas Yuda segera berangkat ke kota medan.

Sementara ibuku meninggal dunia karena serangan jantung secara tiba-tiba setelah mengetahui putri satu satu nya telah hamil.Dan kemarahan ayah tidak bisa kuelak lagi,setelah ayah menikahkanku dengan mas Yuda, ayah memutuskan untuk tidak menganggapku sebagai anak lagi.Dan semenjak menikah aku tinggal di sini,di rumah mas Yuda bersama Sarah dan ibu mertuaku ibu kandung mas Yuda..

Tiba-tiba aku di kagetkan suara Sarah yang memanggilku.

"Nisa.... ni kerjain pr ku harus siap hari ini juga karena besok akan dikumpul."Ucap Sarah sambil menyerahkan buku prnya ke padaku.

Sudah biasa setiap hari, aku yang mengerjakan prnya,dan aku bersyukur soal itu.Walaupun tidak bisa sekolah lagi tapi aku masih bisa belajar berkat Sarah adik iparku.

"Ya.. yang mana prnya."Tanyaku sambil membuka lembaran demi lembaran buku sekolah sarah.

"ini... ini...dan ini."ucap sarah sambil menunjuk kan prnya padaku.

"Awas ada yang salah harus benar semua ngerti.. awas ada yang salah."Ancam sarah padaku sebelum ia masuk kamarnya.

"Iya..."Hanya itu yang bisa kukatakan,entah Sarah mendengarnya atau tidak karena dia buru buru masuk kamar dan membanting pintu dengan kuat.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku