Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Not a Contract Marriage

Not a Contract Marriage

little_sweet

5.0
Komentar
34
Penayangan
7
Bab

Kayana wanita cantik dan juga yang memiliki trauma masa lalu yang membuat dirinya membenci sebuah hubungan,. Baik itu pernikahan atau pacaran. Hingga sang ayah pun memintanya segera menikah. Di karenakan Rose adik Kayana sudah memiliki kekasih dan berniat menikah dalam waktu dekat. Rendra nama ayah Kayana. Ia yang tidak pernah ingin jika Kayana di langkahi Rose pun memaksa Kayana untuk mencari pasangan sebagai bentuk permintaan terakhirnya. Dan Kayana yang mendengar itu pun memutuskan untuk mencari seorang pria miskin yang mau menjadi suami sementaranya. Satu Minggu adalah pernikahan yang Kayana tawarkan Kepada calon suami bayarannya. Namun, karena satu hal pernikahan mereka pun berjalan satu bulan. Hingga rencana yang Kayana buat tentang pernikahannya di ketahui oleh Rendra. Lalu apa yang selanjutnya terjadi. Benarkah pernikahan Kayana berakhir satu bulan? Lalu bagaimana suami bayaran Kayana memiliki perasaan dengan dirinya. Akankah suami yang sudah di anggap mantan oleh Kayana itu memperjuangkan cintanya dan ia membuktikan jika ia sepadan dengan Kayana "kita menikah hanya seminggu kalau tidak ada halangan maka pernikahan itu akan berakhir. tapi jika ada masalah pernikahan ini hanya akan bertahan satu bulan itu waktu paling lama jadi. kau bisa ambil uang ini sebagai uang muka sisanya aku akan transfer," ucap kayana. "Apa kita tidak berdosa karena mempermainkan pernikahan." ucap Dirza. "Tidak usah kau pikirkan dosa atau tidak karena akan sama saja hasilnya."

Bab 1 Permintaan

"Kayana ayah ingin bicara sama kamu," pinta sang ayah.

Hari ini, Kayana baru saja pulang dari kantor. Menjadi sekretaris disebuah perusahaan internasional membuat ia menjadi wanita sibuk, sehingga waktu yang ia miliki bersama keluarga amatlah sedikit, dan untuk hari ini, ia baru memiliki waktu senggang untuk berbicara dengan ayahnya.

Kayana pun menghampiri ayahnya yang kini berada di ruang tamu. "Ada apa yah?" tanyanya.

"Duduklah," perintahnya sambil menepuk sofa di sebelahnya.

Kayana yang melihat instruksi itu mengikutinya.

"Jadi begini, pagi tadi kekasih Rose datang ke rumah. Dia berniat melamar Rose," ucapnya.

"Bukannya Rose masih kuliah," ujar Kayana memotong perkataan sang ayah.

"Iya. Ayah tau, tapi Rose dan kekasihnya Rizal sudah sangat serius menjalin hubungan dan mereka menginginkan jenjang pernikahan," jelasnya perlahan, agar putri sulungnya itu tidak merasa tersinggung.

"Lalu?" Kayana mengangkat alisnya sebelah, ia merasa itu adalah kabar bagus. Lalu untuk apa ayahnya merasa khawatir.

"Apa kamu tidak punya calon untuk diperkenalkan sama ayah?" tanyanya hati-hati.

Sementara pertanyaan sang ayah pun membuat Kayana yang tahu. Kemana arah pembicaraannya itu pun menghela nafasnya. Untuk kesekian kalinya ia di tanya. Apa ia sudah punya calon apa belum?

Memang setua itukah dirinya. Padahal usianya masih 22 tahun. Tapi dia sudah di cerca dengan pertanyaan apa ia sudah punya pasangan atau belum.

Kayana bukanlah gadis biasa saja, malah Kayana adalah gadis yang sangat luar biasa, cantik, mandiri dan sukses, bisa di kategorikan seperti itu. Tapi karena Kayana sibuk dengan karirnya. Ia tidak memiliki waktu banyak untuk memikirkan seorang pacar menurutnya. Pacar hanya akan mengganggu karirnya saja.

"Ayah .... Ayahkan tau Yana itu sibuk. Lagipula perusahaan di tempatku bekerja tidak mengizinkan karyawannya menikah sebelum kontrak selesai," balas Kayana.

"Tapi, bukankah kontrakmu akan selesai bulan ini."

"Iya, tapi Yana akan memperpanjang kontrak itu."

Ayah Kayana yang mendengar itu menatapnya sendu. "Sayang ayah itu sudah tua, ayah ingin menikahkan putri ayah ini," ucapnya sambil mengelus rambut sang putri.

"Ayah bisa menikahkan Rose," balas Kayana.

"Ayah tidak bisa menikahkan Rose sebelum menikahkan kamu."

"Kenapa begitu, bukannya Rose anak ayah juga? sudahlah yah, jangan bahas masalah ini lagi. Yana capek. Hari ini Yana ingin istirahat." Kayana pun beranjak dari duduknya dan meninggalkan sang ayah di ruang tamu sendiri. Ia tidak ingin membahas ini lagi yang menurutnya tidak penting.

Sedangkan, setelah Kayana pergi ke kamarnya. Rendra pun merasakan rumah besar itu terasa sangat sepi. Rendara Rajaspati nama sang ayah dari Kayana Zahrah Putri. Anak sulung dari dua bersaudara itu. Rendra amat sangat kesepian saat putrinya beranjak dewasa dan sibuk dengan kehidupannya masing-masing.

"Diandra apa yang harus aku lakukan untuk membuat putri kita kembali seperti semula," gumam Rendra menatap langit-langit rumah.

"Bi." panggil Rendra kepada asisten rumah tangganya.

"Tolong bantu saya ke kamar," pintanya.

"Baik tuan." Bi Nimah asisten yang mengurus kebersihan rumah sekaligus Rendra. Kondisi Rendra bukanlah pria yang biasa di ceritakan novel lain yang masih sehat bugar di usianya yang ke enam puluh tahun. Ia amat sangatlah tua sehingga harus dibantu untuk ke kamar.

***

Di kamar Kayana

Setelah pembicaraannya dengan sang ayah. Kayana tidak bisa berpikir untuk memenuhi keinginan sang ayah, bagi Kayana kebahagiaan dirinya itu sangat penting di banding kebahagiaan orang lain meskipun itu untuk kebahagiaan keluarganya sendiri. Karena bagi Kayana tidak ada keluarga ketika ibunya telah pergi meninggalkan dirinya selama-lamanya. Egois, itulah sifat Kayana yang sangat sulit di hilangkan.

Tiba-tiba saja handphone Kayana bergetar, tanda pesan masuk yang ternyata itu adalah emails dari perusahaan. Isi email tersebut mengharuskan Kayana pergi ke perusahaan tempat ia bekerja karena ada sesuatu yang darurat.

"Ah sial!" umpat Kayana. Baru saja ia menginjakkan kakinya ke rumah. Tapi pekerjaan sudah kembali memanggilnya. Kalau sudah begini Kayana yakin, ia akan pulang larut malam.

Kayana yang baru saja istirahat sejenak, tapi harus kembali bersiap ke kantor padahal waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.

"Bi aku pergi dulu katakan pada ayah aku pergi ke kantor. Ada sedikit masalah yang harus aku selesaikan sekarang," pesan Kayana dengan tergesa-gesa.

Sedangkan Rendra mendengar putrinya kembali ke kantor dan bekerja pun tidak menyukainya. Dan inilah salah satu alasan mengapa ia selalu mencerca Kayana untuk segera membawa calon. Rendra ingin ada yang mengurus putrinya itu. Rendra tidak perlu khawatir dengan Rose anak ke duanya. Karena ia sudah bisa menjaga dirinya sendiri di tambah ada Rizal bersamanya.

"Tuan, kata nona Kayana ia kembali ke kantor lagi hari ini_"

"Iya bi saya sudah dengar tadi. Padahal dia baru saja datang dari kantor sekarang sudah harus kembali lagi."

"Kenapa tuan tidak melarangnya?"

"Kayana itu wanita keras kepala bi. Dia tidak ingin jika sesuatu yang sudah dia rencanakan berantakan karena ketidak konsistennya. Dan menjadi sekretaris di sebuah perusahaan internasional adalah keinginannya dan siapapun tidak bisa melarangnya dan inilah pekerjaannya dia harus siap."

"Tapi ini sudah mulai malam tuan. Apa tidak besok pagi saja."

"Saya tidak bisa melarangnya." Rendra pun kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa menolak keinginan sang putri.

"Selamat malam ayah," sapa Rose Putri bungsu Rendra yang usianya tak jauh beda dengan Kayana Putri sulungnya.

"Kak Yana belum pulang yah?" tanya Rose, kemudian ia pun duduk di tepi ranjang. Saat ini Rendra berada di kamarnya setelah tadi meminta bi Nimah mengantarnya ke kamar.

"Sudah tadi. Tapi dia kembali lagi ke kantor, katanya ada sesuatu yang penting. Ada apa?" tanya Rendra.

"Ayah Rizal dan orang tuanya akan ke rumah Minggu ini," balas Rose.

Rendra yang mendengar itu menghela nafasnya. "Kakakmu belum siap menikah Rose," kata Rendra.

Rose yang mendengar itu menunduk. "Tapi yah Rizal dan orang tuanya sudah mendesak kami untuk menikah. Jika tidak Rizal akan di jodohkan dengan wanita lain."

"Ayah tau, tapi gimana lagi. Ayah tidak ingin jika kamu melangkahi kakak kamu."

"Apa ayah tidak bisa mencarikan jodoh untuk kak Yana," bujuk Rose.

Sebenernya Rose tidak ingin melangkahi kakaknya menikah. Tapi bagaimana lagi gaya pacaran Rose dan Rizal sudah tidak sehat, mereka kerap kali kelepasan jika sudah berdua. dan tidak ingin sesuatu hal terjadi sebelum waktunya akhirnya Rizal memutuskan untuk menikahinya. Tapi ada satu hal yang membuat pernikahan mereka tidak bisa di langsungkan dengan cepat yaitu kakaknya. Bukan karena kakaknya tidak menyetujui hubungannya dengan Rizal tapi sang ayah tidak ingin jika kakaknya di langkahi ia menikah. Dan sampai kapanpun itu tidak akan terjadi karena kakaknya tidak menyukai sebuah hubungan, jangankan pernikahan pacaran saja kakaknya amat sangat membencinya.

Lalu sekarang bagaimana, apa yang harus ia lakukan agar kakaknya mau menikah. Tidak mungkinkan jika ia mengakui jika ia sudah

"Rose...," panggil Rendra.

"Eh. Iya ayah," jawab Rose.

"Ada apa?" tanya Rendra karena melihat Rose sedikit melamun, kemudian Rendra pun menjawab pertanyaan Rose. "Ayah tidak bisa memaksa kakak kamu. Sedangkan kamu sendiri tau kan, bahkan sebelum Rizal ingin melamar kamu ayah sudah meminta Yana untuk menikah saat usianya menginjak 21 satu tahun, tapi apa? sampai saat ini ayah tidak berhasil." Dengan nada rendah Rendra mengatakan hal itu. Memang benar, bukan sekali ini saja Rendra meminta Kayana menikah, tapi saat Kayana lulus kualiah Rendra sudah meminta Kayana untuk menikah. Tapi karena kegigihan Kayana dalam meraih keinginannya dan berhasil Rendra pun tidak bisa memaksa.

"Memang sulit sih membujuk kak Yana. Sedangkan kak Yana sendiri membenci sebuah komitmen," lirih Rose.

"Tapi ayah akan usahakan Kakak kamu akan menikah secepat mungkin."

"Terimakasih ayah," Rose pun meninggalkan Rendra di kamarnya setelah mengecup kening sang ayah.

"Selamat malam," pamit Rose.

"Selamat malam juga anak kesayangan ayah." Rose yang mendengar itu hanya bisa tersenyum.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku