Do Not Love Me

Do Not Love Me

Lisuni98

5.0
Komentar
112
Penayangan
10
Bab

Tepat di hari pertama Kayla Prawijaya pindah sekolah, dikacaukan oleh sosok seorang laki-laki berparas tampan. Lelaki itu mengacaukan hari pertamanya di sekolah barunya, sebut saja Mexsi Megantara. Murid pindahan dari Singapura. Kesalah-pahaman keduanya dimulai sejak pertama kali mereka bertemu, Mexsi membenci gadis itu. Sedangkan Kayla menganggap lelaki itu, orang gila baru. Karena tidak mengerti dengan sikap Mexsi yang seolah-olah telah mengenal dirinya, bahkan membencinya tanpa sebab. Saat kebencian semakin besar di antara mereka, Mexsi menemukan fakta mengejutkan. Ternyata kakanya yang telah tiada adalah cinta pertama Kayla. Lambat laun Mexsi merasa kasihan padanya, rasa itu berubah menjadi cinta. Pil pahit harus ditelannya, karena Kayla menderita penyakit kanker darah. Apakah Mexsi akan tetap mencintai Kayla, atau kah pergi meninggalkannya?

Bab 1 1 Bertemu Kembali

Terbangun dari tidur panjang semalam dalam keadaan rambut panjang hitam acak-acakan mirip rambut Tarjan, kelopak mata sulit terbuka, dan menguap beberapa kali. Matanya menyipit saat diliriknya jam di dinding, menunjukkan hampir jam tujuh lewat lima menit. Mengerjap-ngerjapkan mata berharap apa yang barusan ia lihat hanyalah sebuah kesalahan, membulatkan mata, mulut terbuka lebar tak percaya, namun jam di dinding tidak berubah sama sekali.

"MATI DEH GUE!" teriak gadis itu, bangkit dari tempat tidur secepatnya lari ke dalam kamar mandi.

Hari pertama Kayla masuk ke sekolah SMAN 81 JAKARTA, kelas XI ia murid pindahan dari Cikarang. Nama lengkapnya Kayla Prawijaya. Ibunya sedang merintis sebuah usaha di Jakarta Selatan. Meski ia sendiri tidak menginginkan pindah secara terpaksa, hanya memiliki satu anggota keluarga yang saat ini bersamanya. Ibu yang sangat ia sayangi.

Keluar dari balik pintu kamar. Tampak rapi mengenakan seragam putih abu-abu. Menuju meja makan, menyambar roti lapis berisi selai kacang yang sudah disediakan untuknya, mengunyah dan menelan secepat mungkin, melihat segelas susu putih, meneguk sampai habis tak tersisa. Ibunya berangkat kerja sebelum ia bangun dari tidurnya, inilah rutinitas sehari-hari menyiapkan segalanya sendirian.

Tulang punggung keluarga hanyalah ibunya, ia harus memahami situasi dan kondisi saat ini.

***

Lari menuju samping jalan raya, kebetulan angkot sedang berhenti mengangkut penumpang. Ia secepatnya masuk ke dalam angkot, beberapa menit kemudian sampai di depan gerbang sekolah turun dari angkot tak lupa juga membayar. Kaki Kayla bergemetaran, melihat tidak ada siapa pun yang di dekat gerbang. Satpan mulai menarik ujung pagar gerbang itu. Lari... lari, kedua tangannya menahan pagar. Tersenyum datar tampak terlihat raut wajah yang memelas. Terpaksa kali ini Satpan memperbolehkannya masuk, menuju ruang kelas XI IPA.

Mengintip dari jendela kelas, memutar bola matanya menengok ke kiri dan ke kanan ruang kelas.

'Selamet! Guru belum masuk kelas.' batinnya di dalam hati.

Baru saja menghembuskan napas lega seseorang menepuk pundaknya dari belakang, ia mematung detak jantung berdebar was-was. Menarik napas perlahan-lahan dan menghembuskan dengan keras, memberanikan diri menengok ke belakang.

Tiga detik.

"Eh, ada bapak," kata Kayla memaksakan seculas senyuman ramah.

Mengulurkan telapak tangan kanan, wajahnya kembali tersenyum datar, guru yang berdiri di depan pintu menyambut tangan gadis itu. Mencium punggung tangan gurunya.

"Anak baru?" tanyanya datar.

"I-iya Pak," jawabnya manggut-manggut.

Tanpa basa-basi pak Selamet masuk ke dalam kelas, diikuti langkah kakinya dari belakang.

Semua siswa yang di dalam kelas menatap ke satu arah, bukan gurunya yang mereka tatap. Tetapi seorang gadis berkulit kuning langsat, mata hitam, hidung apa adanya, berambut hitam panjang lebat yang menggendong tas ransel biru cerah. Pak Selamet berkumis putih tebal, rambut pada bagian kepalanya sebagian besar telah menghilang alias botak, menjatuhkan bokongnya di bangku. Menatap tajam ke arah depan.

Satu kelas langsung menunduk patuh, sudah paham jika pak Selamet menatap mereka seperti itu. Ia guru Mtk yang paling ditakuti semua siswa di sekolah, termasuk ke dalam guru killer karena peraturannya yang begitu menyiksa, mencekam dan hukuman yang sangat berat bila melanggar.

"Perkenalkan dirimu." suruh pak Selamet menatap siswa baru yang berada pada sampingnya.

"Perkenalkan nama saya... " terdiam cukup lama sambil menunduk nervous.

Tiba-tiba seseorang lari ke dalam kelas terhenti berdiri tepat di sampingnya.

"Mexsi Megantara."

Menghentikan rasa nervous gadis yang sedang kebingungan menatap lelaki itu. Ia memakai kacamata hitam, memakai masker hitam, sembari menggandeng tas ransel berwarna biru gelap sebelah kiri bahu.

Kayla melanjutkan ucapannya yang terhenti tadi, "Kayla Prawijaya."

Kayla menatap lelaki yang berdiri di sampingnya dengan tatapan serius.

Pak Selamet berdiri, mereka mengarahkan pandangannya pada sang guru.

"Lepas kacamata dan masker sekarang juga!" bentaknya menatap tajam ke arah lelaki itu.

Saat Mexsi melepas masker lalu kacamata tersenyum tipis. Semua wanita di dalam kelas itu terpaku menatapnya, bahkan salah satu gadis yang sedang mengantuk berat, kepalanya hampir tumbang jatuh kepentok meja. Tiba-tiba matanya melek hampir keluar dari tempatnya. Bagaimana tidak? badannya yang kekar, berbadan tinggi, berkulit putih, matanya hitam kecoklatan saat tersenyum membuat para kaum hawa meleleh.

Namun ada sesuatu yang mengganggu...

Kayla mengerutkan kening. Kenapa? Siapa? Mengapa wajahnya tak terlihat asing. Tidak, Kayla tidak yakin betul ia tak pernah bertemu lelaki itu sebelumnya. Tetapi, ada sesuatu yang enggan baginya. Bertanya-tanya di dalam hati.

Lelaki itu tidak memandang siapa gadis yang saat ini berdiri di sampingnya, hanya menatap ke depan lurus-lurus.

"Subhanallah, ganteng banget!" jerit salah satu siswa dari sudut kiri tengah.

Sampai seseorang yang akan pindah kelas, demi menghindar dari pak Selamet.

"Astagfirullah Aladzim, gue gak jadi pindah kelas."

Kembali terdengar jeritan dari berbagai arah. Seketika kelas yang tadinya hening, kini menjadi sangat berisik. Tidak menghiraukan bahwa ak Selamet sedang mendengarkan ucapan mereka.

"Cari tempat duduk yang kosong sana!" perkataan pak Selamet membuat seisi kelas terdiam. Pada hal terdengar biasa saja, mungkin terbiasa dengan hawa mencengkram. Mereka segera sadar, sedari tadi membuat keributan sendiri.

"Jangan memakai kacamata, ditambah masker hitam lagi! Mau sekolah apa maling?"

Semua siswa cekikikan kecil. Tanpa menjawab perkataannya, Mexsi melangkahkan kaki panjangnya mencari tempat duduk yang kosong, melewati para kaum hawa santai. Membuat mereka saling memberi tatapan sebuah isyarat. Salah satu di antara mereka ingin Mexsi duduk di sebelahnya, mendorong teman sebangku sampai dia berdiri hampir jatuh, mengkedipkan mata genit. Teman yang di sampingnya pun tidak mau kalah, mendorong teman yang sedang sibuk cari perhatian, saling tak terima mereka langsung dorong-mendorong akhirnya terjatuh bersama.

Seisi kelas tertawa sangat geli, lagi-lagi suasana kembali menjadi berisik. Pak Selamet kembali menggeram, menggebrak papan tulis menggunakan penggaris panjang dua meter berbahan kayu kecoklatan. Mereka kembali terdiam setelah mendapat kode keras dari gurunya yang super sadis itu.

Mexsi melengos tatapannya terlihat tajam duduk di bangku paling belakang dibaris kedua dari samping. Kayla menengok ke berbagai arah bahkan sudut ruangan tidak ada satu bangku pun yang kosong di sana, kecuali... meja lelaki tadi yang datang secara mendadak. Terpaksa memberanikan diri duduk bersebelahan dengannya.

Daripada ambil risiko tidak mendapatkan tempat duduk? Kayla menaruh tasnya pada bagian bawah samping kanan kaki.

Mexsi Megantara ia salah satu murid pindahan dari Negara Singapura, alasan pindah dari sana karena seorang gadis tak henti-hentinya terus mengganggunya. 'Si Toa Berjalan,' itulah nama panggilan terbaik pada musuh bebuyutannya, bertengkar dari usia sebelas tahun.

Aneh... ia dengan gadis yang amat sangat dibenci, selalu satu sekolah. Terlebih satu kelas lagi dan lagi, hingga sekarang. Mendengar jika gadis itu sengaja mengikuti Mexsi, daripada ambil pusing lebih baik menghindar sampai rela pindah sekolah ke Indonesia.

Sebelum Mexsi tahu nama gadis itu, mereka sudah saling benci. Setiap ada guru yang mengabsen kehadiran siswa sebelum menyebutkan nama orang yang membuat hari-hari terasa di neraka, mengeluarkan headset, untuk menyumpal telinganya tampak jelas tidak ingin tahu siapa namanya. Toa adalah satu-satunya nama panggilan yang terbaik baginya untuk diucapkan.

Tak lupa juga membawa kapas, sebagai cadangan jika lupa membawa perihal yang pertama, atau lebih parahnya lagi ngumpet dipojokan sambil menutup rapat kedua telinga tampak orang yang mendengar nama 'Malaikat Maut' yang akan mencabut nyawanya. Sebelum masuk ke dalam kelas ia menerobos masuk, sebelum Satpan menutup rapat pagar tadi sesudah Kayla.

Alih-alih mencuri-curi pandang, Kayla menatap wajah lelaki yang terlihat sibuk.

Mengeluarkan headset, kapas. Pikir Mexsi sudah terbebas dari Toa, tak memerlukannya lagi. Mengambil plastik keresek di kolong meja berinisiatif membuang sampah beserta masa lalunya, mengambil buku lalu tak sengaja pulpennya jatuh ke bawah kolong sebelah.

Mexsi akan membungkuk mengambil pulpennya, Kayla membunguk terlebih dahulu. Membuat lelaki itu menatap wajah gadis yang tertutup rambut panjangnya yang hitam lebat, mengambil pulpen dengan tangan kanan. Mengangkat punggung, menyandarkan tubuh, duduk kembali. Menengok, menatap Mexsi yang berada di sebelahnya, memberikan pulpen yang ia ambil.

Bukannya Mexsi mengambil pulpen, kedua alisnya terangkat, wajahnya memerah, menatap gadis itu.

"Lo!" teriak Mexsi langsung terkejut, syok dan panik menahan amarah, membuat seisi kelas melihat ke arahnya.

"Ko ada di sini?!"

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Patah Hati Mendatangkan Pria yang Tepat

Patah Hati Mendatangkan Pria yang Tepat

Renell Lezama
5.0

Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?

Gairah Liar Perselingkuhan

Gairah Liar Perselingkuhan

kodav
5.0

Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku