Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Not Friend's With Benefit

Not Friend's With Benefit

LucioLucas

5.0
Komentar
4.6K
Penayangan
31
Bab

Fernanda menjalin hubungan tanpa cinta dengan Daniel. Dua tahun bersama hanya ada sex di antara mereka. Sementara Daniel menyimpan rasa cinta, Fernanda berkutat dengan sakit hati karena masa lalu. Gagalnya pertunangan membuat Amanda terpuruk dan harus bangkit dengan tekanan dari lingkungan dan orang-orang sekitarnya. Pribadinya yang tegar dan pantang menyerah, menjadikannya makin kuat demi kedua orangtuanya. Sayangnya, semua upaya menyembuhkan luka hatinya justru membutakannya dari perhatian dan cinta tulus yang ditawarkan oleh Daniel. Dan saat keadaan membuatnya bimbang, Fernanda baru disadarkan akan rasa kehilangan sosok yang selama ini hanya dianggapnya teman. Kisah sederhana tentang cinta, hubungan tanpa status, dan wanita yang berusaha keluar dari rasa jiwa yang terluka.

Bab 1 FWB - 1

Desah napas, erang kenikmatan, dan panas tubuh, melebur dalam satu irama. Tubuh perempuan di atas Desah napas, erang kenikmatan, dan panas tubuh, melebur dalam satu irama. Tubuh perempuan di atas meja itu melengkung ke belakang, sementara laki-laki yang terapit di kedua kakinya bergerak cepat. Derit meja kayu bergerak beriringan dengan suara rintihan keduanya. Dalam satu hujaman yang dalam, tubuh keduanya terkulai. Tangan laki-Iaki itu merengkuh sang perempuan yang memejam dan meletakkan kepala perempuan itu di bahunya.

"Apa kamu puas?" bisik laki-laki itu lembut. Tangannya mengelus lembut punggung halus dalam dekapannya. "Mau aku gendong ke ranjang?"

Sang perempuan menggeleng. "Nggak, aku bisa jalan sendiri." Dengan sedikit tekanan, ia mendorong pelan tubuh laki-Iaki yang mendekapnya. Memandang sekilas pada wajah tampan dengan alis tebal dan iris kecoklatan yang dibingkai rambut pendek hitam, lalu turun dari atas meja. Tangannya menyambar jubah sembarangan yang tergeletak di atas ranjang dan melangkah menuju kamar mandi.

"Fernanda..."

Perempuan itu menghentikan langkahnya di depan pintu, menoleh dan tersenyum kecil. "Aku ingin mandi sendiri."

Tidak mengindahkan panggilan dari laki-laki telanjang yang terpana di dekat meja, Fernanda masuk ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam. la menyalakan air hangat dari shower, melepas jubah dan menggantungnya di pintu, lalu berdiri di bawah pancuran itu. la membiarkan tubuhnya diguyur air hangat yang mengucur deras dari atas kepalanya.

Selalu seperti ini, setiap kali ia selesai bercinta dengan Daniel, ia merasa kotor dan perlu membasuh tubuh sebersih mungkin. Seolah baru selesai bermain dari kubangan lumpur, tidak ia biarkan seinchi pun bagian tubuhnya tidak terbasuh oleh air hangat itu.

Tak puas hanya dengan air yang hangat suam-suam kuku, ia Kembali memutar knop air lebih ke kiri, menyalakan air dengan suhu yang lebih panas. Meraih sabun cair dan menaruhnya di atas spon mandi lalu mulai menggosok. Ia menggosok tubuh dengan sekuat tenaga, hingga nyaris terasa sakit. Saat kukunya tanpa sengaja melukai perut, Fernanda tergugu. Di bawah pancuran air panas, ia menangis.

la tersedu, teringat akan percintaan-percintaan panas yang telah ia iakukan dengan Daniel tanpa cinta. Membuatnya merasa seperti wanita murahan, dipakai tanpa perlu dicintai. la pun teringat akan hidupnya yang kacau balau setelah pertunangannya dengan Evan berakhir. Pria yang ia bayangkan akan menjadi pendampingnya hingga usia senja nanti, namun hubungan mereka harus kandas,

Sang Papa yang kini lebih banyak menghabiskan hari-harinya di atas kursi roda karena Kesehatan yang menurun, dan ia sendirian memimpin perusahaan. Di bawah tekanan para pemegang saham, karyawan yang tak percaya padanya, dan juga lingkungan sosial. Semua masalah seperti mengurungnya dalam penjara batin.

Tak berdaya pada perasaan sedih yang mencengkeram hati, ia terduduk di atas Iantai basah dan membiarkan air matanya bercampur dengan air yang membasahi tubuh. Sementara itu, Daniel yang telah memakai kemeja dan celana dalam, menghisap rokok di samping jendela terbuka yang menghadap ke arah balkon.

la memang tak melihat apa yang sedang terjadi di dalam kamar mandi, namun ia tahu kalau perempuan yang baru saja bercumbu dan berbagi peluh dengannya pasti sedang menangis. la nyaris hapal dengan tindakan Fernanda setiap kali datang ke rumahnya. Perempuan itu akan dengan sengaja menggodanya, mengajaknya bercinta, lalu kemudian menghabiskan waktunya menangis di kamar mandi. Seolah-olah apa yang dilakukan mereka adalah dosa besar.

"Shit!" Daniel mengumpat. Saat abu rokoknya tanpa sengaja mengenai kemejanya. la mengibaskan dengan keras dan menoleh saat pintu kamar mandi terbuka.

"Kamu baik-baik saja?" la bertanya lembut, memandang iba pada perempuan dengan rambut basah yang sekarang tengah berdiri di depan cermin besar di samping ranjang.

Fernanda mengangguk. "Ya, aku harus pulang. Papa pasti mencariku." Jawaban singkat yang sama selalu ia berikan.

Daniel mendekat, berdiri tiga jengkal dari Fernanda yang kini sibuk mengeringkan rambut. la memandang wajah cantik tak tercela, dengan tubuh seksi yang memesona. Ia selalu memuja perempuan ini, dari dulu hingga detik ini. Dan, perasaannya tak pernah memudar sedikit pun.

"Aku akan mandi sebentar, nanti kuantar."

"Nggak usah, aku pulang sendiri."

"Tapi ini sudah malam."

Fernanda mengernyit, menatap lekat wajah Daniel dari pantulan kaca. "Daniel, aku bukan ABG dan ini Jakarta yang hidup 24 jam. Takut apa aku?"

Daniel menarik napas panjang, bahunya melunglai. "Aku berpikir untuk mengajakmu mencari makan atau cemilan."

"Maaf, aku harus cepat pulang."

Daniel terduduk di atas ranjang, mengamati dalam diam saat Fernanda terburu-buru mengeringkan rambut, memoles krim di wajah dan berganti baju. Tanpa kecupan atau pelukan hangat, perempuan itu berpamitan singkat sebelum menghilang di balik pintu.

Sepeninggal Fernanda, ia terbaring di atas ranjang. Menatap nanar pada langit-langit kamarnya dan merasa bodoh karena terperangkap pada cinta bertepuk sebelah tangan. Sungguh Daniel ingin membersamai Fernanda saat ini, namun seolah perempuan itu menjaga jarak darinya. Cukup saat bercumbu saja mereka begitu dekat, selebihnya tidak.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh LucioLucas

Selebihnya
KEPINCUT PAPA MUDA

KEPINCUT PAPA MUDA

Romantis

5.0

"Anak-anak manis, kalian tidak apa-apa?" Kedua anak kembar itu mendongak, wajah mereka sudah dibasahi hujan dan air mata. Mendadak, kedua anak itu berteriak keras sambil memeluk Althea. "Mamaaaa...!!" "Wait... Mama? Siapa Mama?" "Eh, tunggu. Kalian siapa?" tanyanya bingung. "Oh, ada mamanya. Bagaimana kerja kamu jadi jadi orang tua, hah! Anak dibiarin hujan-hujan. Lihat, nih, saya hampir jatuh karena ngindarin anak itu!" Althea, seorang dokter muda mandiri yang tidak mengenal kata manja. Ia dibesarkan oleh orangtua tunggal, Mama-nya, setelah Papa-nya meninggal karena terlambat mendapat penanganan medis. Sang Papa adalah pekerja keras yang memilih meninggalkan kekayaan keluarganya dan hidup bersama Mama-nya. Setelah kepergian Sang Papa, Opa dari Papa-nya kembali datang untuk membawa Althea dan Mama-nya masuk menjadi bagian keluarga. Ketulusan dan kebaikan hati Althea dan Sang Mama membuat Opa-nya begitu menyayangi dan mempercayakan seluruh asset-nya untuk mereka kelola. Hingga di akhir hayatnya, Sang Opa mewariskan seluruh asetnya kepada keduanya. Hal ini menimbulkan konflik dengan Sang Tante serta sepupu-sepupunya. Kelembutan hati Althea membawanya bertemu dengan sepasang anak kembar yang telah ditinggal meninggal oleh Mama-nya sejak kecil. Rasa senasib karena harus hidup dengan orangtua tunggal, membuat Althea sangat memahami kesepian anak-anak itu. Terbukti dengan begitu mudahnya ia dekat dan sayangnya Althea pada kedua anak kembar – anak tetangganya itu. Kedekatannya dengan anak-anak itu membuat mereka merasa aman dan bergantung pada Althea. Siapa sangka, kasih sayangnya pada anak-anak itu membawanya pada kisah cinta yang tidak biasa namun tetap indah. Sementara itu Evander, duda keren beranak dua, tidak pernah menyangka bahwa usahanya untuk membentengi diri dari wanita demi anak-anaknya, justru dibuat kembali merasakan jatuh cinta seperti anak remaja oleh seorang wanita unik. Kisah cinta mereka tidak semulus jalan tol, juga tidak secantik taman bunga, tapi cukup menggemaskan dan penuh tantangan.

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku