Keira, seorang gadis cantik yang dibesarkan dan tumbuh di sebuah panti asuhan. Seolah di buang oleh orangtuanya, Keira justru tumbuh menjadi gadis yang cantik, ramah, riang juga pintar. Bahkan Keira dipercayakan oleh berbagai Yayasan sosial di kotanya untuk menjadi narasumber juga bintang tamu, sampai suatu Ketika Gubernur kota John Miller, tertarik kepada Keira, berbagai macam cara sang Gubernur mencoba mendekati Keira. Melihat hal itu, sang putra Gubernur yakni Diego jelas marah dan membenci Keira karena menganggap Keira sebagai perusak rumah tangga Kedua orangtuanya. Seolah takdir sedang mempermainkannya, Diego justru harus menerima perjodohan dengan Keira, Wanita yang sangat dia benci. Apalagi setelah Keira tanpa ragu langsung menerima perjodohan ini, Diego semakin membenci Keira. Waktu pemilihan Gubernur semakin dekat, kehadiran para Wanita Wanita special di hidup Diego justru tanpa sadar membuat Diego terlibat dalam skandal, bahkan lawan politiknya pun ikut menyerang. Kemunculan keluarga Keira pun membuat Diego semakin membenci Keira setelah mengetahui yang sebenarnya, akankah Keira berhasil meluluhkan kekerasan hati Diego? Atau akankah Diego menyesal karena tau siapa Keira yang sebenarnya?
Diego bersama kekasihnya Belinda sedang berada dalam
mobil Diego.
"Sayang... kita ke Mall aja yuk," ajak Belinda.
"Gak bisa sayang, ini acara penting untuk Papa juga
aku,"jawab Diego masih sambil focus menyetir melihat ke depan.
"Aduhh.. pasti lama nih acaranya terus bakal ketemu
orang orang yang uhhh gak banget deh,"ucap Belinda.
Diego pun tersenyum mendengarnya.
"Sayang kamu harus biasakan, bagaimana nanti kalua kamu jadi istri seorang
Gubernur? Kamu harus sering bertemu dan ke acara sosial seperti ini." Seru
Diego.
"Kalau itu mah gampang saying, aku suruh aja asisten
akua tau wakil kamu nanti,"jawab Belinda dengan santai.
"Kamu ini.... Untung aku saying kamu,"seru Diego.
Hotel Asort Quezon.
John beserta sang istri terlihat sudah menempati meja
bulat di barisan paling depan bersama para petinggi kota lainnya.
"Mah... cepat suruh anakmu kesini, acara udah mau
mulai,"bisik John kepada sang istri.
Wilma pun segera mengirimkan pesan pada Diego, namun
keriuhan terjadi di depan pintu masuk Aula, para wartawan mulai masuk di ikuti
oleh sepasang pasangan muda yang tentunya menarik perhatian semua mata yang ada
disana.
Diego masuk bersama dengan sang kekasih Belinda, riuh pikuk pun melanda seluruh
Aula, karena parah Diego memang berhasil menjadi idola kaum Wanita yang ada di
kota Quezon.
"Pah.. tuh liat, anak kita udah datang, Papa liat kan,
Diego berhasil memikat semua yang ada disini,"ucap bangga Wilma.
"Hemmm...."
Tapi sayang kekasihnya sama sekali tidak bisa menjadi penopang Diego, terlalu
lemah dan manja~batin John.
Keduanya pun berjalan melewati meja meja tamu undangan
lainnya hingga duduk di barisan terdepan bersama John.
Sementara itu Keira di belakang panggung sedang
bersiap siap bersama pengisi acara lainnya menantikan waktu mereka untuk naik
panggung.
Acara pun di mulai, beberapa nama pengisi acara di
panggil naik ke atas, lalu tibalah saatnya MC memanggil nama Keira.
"Pembicara kita berikutnya adalah, seorang pemudi yang
baik dan juga pintar serta mengabdikan dirinya di bidang sosial, mari hadirin
kita sambut Keira Luiz."
Tepuk tangan para hadirin serta kilatan kamera
wartawan berhasil membuat diri Keira semakin terlihat bersinar.
Mengenakan pakaian yang standart, tidak mahal dengan
celana Panjang bahan berwarna hitam dan atasan putih serta blazer berwarna
nude, membuat Keira terlihat sederhana dan cantik berkelas.
Diego bahkan sempat terpana dengan kecantikan natural
yang terpancar dari diri Keira, terutama senyum Keira.
"Cantik," gumam Diego pelan.
Diego menyadari perkataannya itu pun segera menutup mulutnya.
Huff ngomong apa aku tadi? Untung Belinda gak denger~batin Diego
Acara pun berlangsung, satu persatu pembicara
menyampaikan masukan dan ide mereka, hingga tibanya Keira berbicara, Kembali
public dibuat terkesima dengan Keira.
Siapa gadis itu? Dia benar benar pintar, pemikirannya
sangat brilliant, dan lagi sepertinya semua orang disini menyukainya, bahkan
wajahnya sangat cantik~batin John.
Diego pun bahkan tidak memalingkan matanya menatap
Keira meskipun sesekali Belinda merengek karena bosan namun itu tidak membuat
Diego melepaskan tatapannya pada Keira.
Tepuk tangan dari para hadirin berhasil menutup perkataan
Keira yang sudah selesai berbicara.
Mc pun memanggil Gubernur John untuk naik ke atas pentas dan memberikan ucapan.
Acara berikutnya adalah photo bersama, Gubernur John
beserta istri ikut naik ke atas pentas untuk naik berphoto bersama begitu juga
dengan Diego namun John melarang Belinda ikut naik ke atas panggung.
John lebih dulu menghampiri Keira.
"Kamu pintar sekali Nak," seru John sambil mengulurkan tangannya.
Mendapat pujian dari orang nomor satu di kota itu jelas
membuat Keira bangga.
"Terima kasih Tuan pujiannya,"jawab Keira ramah dan sopan.
Gadis ini benar benar tau adat dan sopan, dia sangat
cocok menjadi pasangan Diego~batin John.
"Nak... perkenalkan ini istri dan anak saya," seru John.
Keira pun dengan hormat langsung menundukan setengah
tubuhnya.
"Selamat Malam Nyonya dan Tuan,"sapa Keira.
Wilma hanya tersinyum simpul begitu juga Diego yang tetap
diam menatap Keira.
"Silahkan mengatur posisi,"seru sang MC.
John menarik tangan istrinya berada di sampingnya dan
tidak lupa dia menarik Keira juga berada di sisinya menggantikan tempat Diego.
"Oohh.... Tuan, saya.. saya di pinggir aja Tuan,"seru Keira
kaget dengan pengaturan posisi dari John, sementara Diego hanya diam tidak
berkomentar melihat perbuatan sang ayah.
"Sudah gak apa apa..." Kembali menarik Keira mendekat ke
sisinya.
"Ayo Bapak Ibu lebih rapat lagi,"seru sang wartawan.
John melihat ke sisi kanannya, Diego menjaga jaraknya
dengan Keira, dia pun reflek menarik tangan Diego dari belakang, menyadari hal
itu mau tidak mau Diego pun mendekatkan tubuhnya ke arah Keira.
"Hehh... Tuan..." Keira merasa terdesak pun berusaha
mendorong tubuh Diego.
"Diam!"
"Kamu pikir aku mau dekat dekat,"sentak Diego.
"Hadap depan cepat dan senyum," perintah Diego pada Keira.
Lampu sinar dari Blits Kamera berhasil menyadarkan Kiera.
"Terima kasih Bapak Ibu semuanya,"seru sang MC.
Diego pun segera menarik dirinya menjauh dari Keira.
"Nak... semoga kita sering bertemu yah,"ucap John ramah
sambil Kembali menjabat tangan Keira.
"B-aaaik Tuan Gubernur,"jawab Keira.
Sepertinya Papa menyukai gadis ini, wahh awas aja kalua sampe gadis ini berani
mengusik Mama~batin Diego sambil memandang sinis ke arah Keira.
Perhatian yang diberikan John pada Keira memang special
dan berbeda dari yang lain itu sebabnya Diego pun berpikir macam macam.
"Hemm.... Saying, baiknya kita pulang, aku capek sekali,"
bisik Wilma
John pun pamit undur diri bersama Wilma juga Diego kepada
para pengisi acara di atas panggung.
Di dalam mobil pikiran John berkelana kemana mana, wajah
Keira terus membayanginya.
"Pah... ada apa? Kamu daritadi diam terus?" tanya sang
istri
"Aku benar benar tertarik dengan gadis itu, dengan
Keira,"jawab John tanpa sadar.
Mendengar itu, Wilma menjadi marah dan kesal, dia reflek
memukul sang suami. "Papa!"
"Awww.... Apa apaan kamu mukul aku?"
"Kamu? Tega banget kamu yah ngomongin Wanita lain terang
terangan di hadapanku,"sentak Wilma kesal.
"Pantesan daritadi kamu terus memuji gadis itu, kamu
bener bener yah Pah, apa kamu gak malu sama umur kamu hah?" Wilma terus
melancarkan serangan kemarahannya.
"Mah.. kamu denger dulu dong, aku kan belum kelar
bicara," kali ini John terpaksa meninggikan suaranya untuk meredam kemarahan
istrinya itu.
"Mau bicara apa lagi kamu hah?"
"Kamu mau bilang dia cantik, masih muda iya?"
Tanpa sadar mobil yang membawa mereka sudah sampai di
kediaman John. Wilma lebih dulu turun dari mobil meninggalkan suaminya itu.
"Huff..... Wanita kenapa susah banget di mengerti,"gumam
John.
John pun segera menyusul sang istri masuk dalam kamar
mereka.
"Mah...."
Wilma yang hendak keluar kamar itu berhasil di halangi
suaminya.
"Apa? Kenapa?"
John menarik tangan istrinya dan membawanya duduk di sofa
yang ada di kamar mereka.
"Mah.... Papa minta maaf kalau ucapan Papa udah buat Mama
marah,"seru John.
"Tapi Papa mohon, mama dengar dulu apa yang mau papa
ucapkan, jangan potong dulu sampai papa selesai yah, bisa?"
Meskipun masih kesal dan menebak nebak apa yang akan
dibicarakan suaminya itu, namun Wilma akhirnya menuruti kemauan sang suami.
"Nah gitu dong..."
"Maksud Papa itu bukan seperti yang Mama pikirkan, Papa gak mungkinlah
meniggalkan Mama, apalagi sama anak muda yang pantasnya menjadi anak Papa,"ucap
John.
Pelan tapi pasti ucapan John berhasil menyiram api emosi
yang berada dalam diri Wilma.
"Terus maksud Papa itu apa tadi?" tanya Wilma ikut penasaran
dan akhirnya terpaksa memotong ucapan sang suami.
"Mah... Papa mau Keira, gadis itu menjadi menantu kita,
menjadi istri Diego."
"Apa?"
Ucapan sang suami kali ini berhasil membuat emosi Wilma Kembali terpancing.
"Papa! Kamu jangan main main yah, anak kita itu cuma
satu, dan Mama gak mau Diego menikah dengan sembarangan orang Papa, Mama gak
mau..... Diego harus menikah dan mendapatkan yang terbaik,"ucap Wilma.
"Sayang.. dengar dulu.... tentu aku juga menginginkan yang
terbaik bagi Diego, aku ingin dia yang menggantikan semua kerjaanku, mengambil
alih semua kekuasaan yang aku pegang sekarang, memangnya menurutmu semua yang
aku lakukan ini untuk siapa? Jelas untuk kamu juga Diego."
Wilma Kembali duduk berusaha menerka maksud dan tujuan
dari suaminya tersebut. "Pah, Mama gak ngerti, apa yang Papa lihat dari gadis
itu sampai Papa mau dia jadi pasangan Diego?" tanya Wilma kali ini dengan suara
pelan.
"Aku melihat masa depan Diego dalam diri Keira."
Buku lain oleh Missecha
Selebihnya