Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gadis Lamaranku yang Disandera

Gadis Lamaranku yang Disandera

Teen Aquarius

5.0
Komentar
32
Penayangan
5
Bab

Setelah tidur di dunia nyata, lalu terbangun di dunia mimpi. Tidur di dunia mimpi, lalu kembali terbangun di dunia nyata. Sejak saat itu, aku tak lagi mengenal yang namanya tidur. Melainkan, aku tidur hanya untuk memindahkan kesadarkan menuju dunia dalam mimpi. Mimpi hanyalah mimpi, tak peduli seberapa nyatanya mimpi tersebut. Aku tetap fokus pada kehidupan sebagai pekerja kantoranku. Kehidupan kelabu itu berubah oleh faktor nyata pada akhirnya, yaitu sejak aku bertemu wanita yang pada pandangan pertama merebut hatiku. Aku memang menganggap mimpi sebagai mimpi, tak lebih dari itu. Namun, tubuh fisikku mengikuti perubahan tubuh di dunia mimpi. Aku yang ada di dunia mimpi terus memperkuat tubuh fisikku, lalu tubuh fisikku di dunia nyata ikut menjadi kuat. Aku yang memiliki kaya akan pengalaman bertarung di dunia mimpi, pengalaman tersebut ikut ke dunia nyata membuatku menjadi petarung yang handal. Apakah mimpi biasa mampu mempengaruhi dunia nyata ataukah dunia dalam mimpi tersebut bukanlah sekedar mimpi, melainkan benar-benar dunia fantasi?

Bab 1 Trial Of Heroes

[Swift Movement]

Secara tak sengaja aku mendapatkan keterampilan Swift Movement ini setelah semua poin status kupersembahkan untuk ketangkasan. Dengan begitu, aku mampu bergerak dengan cepat sebanyak dua kali lipat dari kecepatan lari tercepatku yang tanpa menggunakan keterampilan Swift Movement dengan tidak merasa kelelahan yang berarti. Mendapatkan keterampilan ini dapat dibilang memuaskan, karena keterampilan tersebut masih dapat berkembang.

Swift Movement yang masih level 1 saja sangat membantu dalam pertarungan. Buktinya, saat ini aku sedang melawan seekor kera iblis yang mampu bergerak dengan lincah di antara pepohonan. Dengan bantuan Swift Movement, aku mampu mengimbangi kecepatan geraknya.

Mendapati serangan kejutan sebelumnya memang sempat membuatku mendapat luka cakaran, tetapi tidak untuk yang kedua kalinya setelah aku menggunakan Swift Movement.

Aku bergerak dengan gesit melompati akar tunjang yang berukuran besar menonjol di atas lumpur. Lalu setelah memanfaatkan batang pohon terdekat untuk memberikanku dorongan, kutusuk area vital kera iblis yang juga saat itu sedang melompat ke arahku untuk memberikan serangan. Saat itu juga, kera iblis segera tumbang tanpa daya.

...

Saat kutersadar, wajahku terasa sakit akibat bergesekan dengan sesuatu yang bertekstur kasar. Aku mendengar suara yang ramai di sekitarku, namun masih terdengar dengan samar. Perlahan aku membuka mata, mataku terasa sangat silau sampai membutuhkan beberapa detik untuk dapat melihat sekitar dengan jelas.

Dalam posisi yang masih terduduk, aku melihat sekelilingku begitu banyak pasang kaki yang tampak gemetaran. Mereka kebingungan dan gelisah akan sesuatu. Lalu, aku akhirnya teringat bahwa aku tak seharusnya berada di sini ketika bangun. Dan, hal yang serupa menimpaku.

'Tunggu-tunggu... aku tak ingat tidur di tempat umum. Apalagi, tidur di atas tanah yang keras seperti ini...' pikirku yang sedang menyentuh-nyentuh tanah tempatku sebelumnya terbangun.

Aku bingung dengan apa yang sedang terjadi. Rasa gelisahpun mulai menghantui.

Ternyata setelah kuamati lebih jauh, orang-orang terlihat asyik dengan diri sendiri.

Orang asing, begitulah mereka yang berada di sekelilingku dan mereka juga berada dalam kondisi yang serupa denganku.

Bangkit dari duduk, ternyata kalau melihatnya secara langsung sungguh memukau. Aku cukup tinggi untuk dapat melihat lautan orang di sekelilingku yang tak terbayangkan sebelumnya. Sampai-sampai, aku tak dapat menebak sejauh mana ujung kerumunan orang ini terlihat.

Tiba-tiba, muncul layar di hadapanku. Atau, orang-orang juga tampak tersentak akan sesuatu. Sepertinya, mereka menghadapi hal yang serupa denganku.

Layar di hadapanku ini bertuliskan Status pada bagian paling atasnya. Kulihat-lihat lebih jauh lagi, di bawahnya ada nama dan beberapa hal yang kuyakini menggambarkan diriku.

Namaku Kennomaru Hiro, umur 24 tahun dengan tinggi badan 191 centimeter dan berat badan 62 kilogram. Begitulah hal yang kulihat, sedikit berbeda dengan yang kuingat tentang tinggi maupun berat badanku.

Lalu ada informasi lain yang membuatku mengernyit. Sebelum aku dapat memahaminya, suara yang menarik perhatian semua orang terdengar begitu kencang.

"Selamat datang di Trial of Heroes, wahai Calon Pahlawan. Di sini, kalian semua akan dituntut untuk bertahan hidup. Bila kalian mampu melalui semua ujiannya, kalian akan menjadi pahlawan dan mendapatkan kemuliaan. Harta, wanita, seluruh dunia akan menjadi milik kalian bagi yang berhasil..." jelas Sosok Misterius yang tidak diketahui bagaimana wujudnya dan di mana.

Sebagian orang yang mendengar imbalan setelah berhasil melewati semua ujian mulai bersorak. Adapun beberapa orang, ada yang semakin ketakutan setelah mendengar penjelasan dari Sosok Misterius itu. Adapula yang menanggapinya dengan datar, mereka adalah orang-orang yang tidak memedulikan omong kosong seperti itu.

"Apa-apaan suara itu?"

"Ini, sebenarnya ada apa?"

"Hey... Seseorang, tolong jelaskan padaku..."

Lalu, Sosok Misterius melanjutkan penjelasannya setelah orang-orang semakin cemas.

"... Layar di hadapan kalian akan membantu kalian menghadapi ujian nanti. Lalu, bersiaplah untuk maju ke tahap selanjutnya sebelum Trial of Heroes dimulai!"

Selesai dengan penjelasannya, tiba-tiba muncullah segundukan senjata primitif di sekitar yang tersebar secara merata.

Aku yang tidak menduga hal itu akan terjadi sebelumnya berniat mempelajari layar di depanku. Namun, aku tak ingin ketinggalan untuk menyerbu tumpukan senjata untuk mendapatkannya. Sayangnya, jarakku cukup jauh dari kemunculan tumpukan senjata. Ditambah lagi dengan keterlambatannya reaksiku, tinggal tersisa sebuah pisau kecil saja setelah aku sampai.

Saat kuperhatikan, orang-orang mengambil lebih dari satu jenis senjata.

"Seseorang, tolong berbagilah denganku..." ujarku yang menatap satu per satu orang di sekitarku, berharap salah seorang dari mereka memberikan satu senjata yang lebih menjanjikan seperti pedang atau tombak.

Namun dalam situasi yang membingungkan seperti ini dan asing terhadap satu sama lain, orang-orang sudah pasti memilih mementingkan diri sendiri.

Aku mengernyit sebelum akhirnya mengambil pisau kecil yang tergeletak di depanku.

Saat kugenggam pisau itu, muncul layar kecil di atasnya yang tertulis Iron Knife. Dengan ragu, aku menyentuh layar tersebut dan muncullah keterangan tentang Iron Knife-nya.

Iron Knife, sebuah pisau yang terbuat dari besi yang mudah berkarat.

Aku tersenyum masam setelah membaca deskripsi senjata yang kudapatkan ini.

'Betapa sialnya aku..."

Apa yang akan kuhadapi nanti setelah Trial of Heroes dimulai belumlah dapat dipastikan. Namun, dapat kutebak bahwa Trial of Heroes bukanlah sekedar ujian biasa. Mendapatkan senjata primitif yang berbahaya, tentu saja ujian yang akan menanti juga harusnya berbahaya.

Aku menghela napas panjang mendapati keadaan yang seperti ini. Baru saja terbangun dari tidur dan masih dilanda kebingungan, tapi kesialan telah menimpaku.

Aku menggelengkan kepala setelah menyadari, mengeluh tidak ada gunanya.

Perhatianku pun mulai kembali tertuju pada layar untuk memahami segala hal yang tercantum di dalamnya. Mulai dari kolom status karakter yang di dalamnya terdapat beberapa komponen, lalu keterampilan yang masih kosong.

Dalam status karakter, ada kekuatan, ketangkasan, kecerdasan, dan ketangguhan. Satu per satu kusentuh, sehingga keempat komponen dalam status karakter itu memunculkan layar baru.

Kekuatan adalah ledakan eksplosif dari tenaga yang dapat digunakan. Kekuatan ini menjadi faktor penting terhadap seberapa keras seseorang dapat memberikan kerusakan pada lawan. Karena tak peduli sebagus apapun senjata primitifmu, tanpa kekuatan yang mencukupi akan tetap sia-sia.

Ketangkasan adalah kemampuan otot dan persendian untuk bergerak dengan cepat dan mampu menguasai gerakan yang melawan arah momentum. Di mana, dengan ketangkasan inilah seseorang mampu bergerak dengan gesit dan berlari dengan cepat.

Kecerdasan di sini merujuk pada kapasitas gudang mana untuk menyimpan mana atau energi sihir dan sedikitnya mempengaruhi tingkat kecerdasan individu itu sendiri. Biasanya, orang yang memiliki poin kecerdasan yang tinggi adalah seseorang yang fokus pada pengembangan sihir.

Terakhir ada ketangguhan, yaitu kebugaran tubuh maupun kesehatan mental seseorang. Ketangguhan ini juga menjadi faktor penting dalam peningkatan stamina yang dibutuhkan dalam bepergian jauh dan bertahan hidup. Orang yang memiliki ketangguhan yang tinggi biasanya adalah seorang tanker yang suka melindungi orang lain.

Aku terlalu fokus mempelajari layar status, hingga tersentak setelah suara dari Sosok Misterius terdengar yang memberitahukan tentang selesainya persiapan dan akan dimulainya Trial of Heroes.

".... Bersiaplah untuk diteleportasikan dalam hitungan tiga, dua, satu...."

Setelah kupahami, pada permulaan ini terdapat poin status awal untuk membantu beradaptasi menghadapi berbagai ujian. Sayangnya, aku belum memasukkan satu poinpun ke dalam status karakter. Tentu saja aku panik, sehingga secara acak aku menekan salah satu komponen status karakter sebelum akhirnya hilang kesadaran.

...

Hembusan angin membuatku segera terbangun. Aku tersentak, lalu pandanganku segera menyisir area sekitar sebelum akhirnya mengernyit.

"Ke mana orang-orang?" gumamku.

Saat kuteringat bahwa aku harus segera memposisikan poin status awal, aku tertegun mendapati sesuatu yang mengejutkan. Poin status awal telah habis terpakai, kulihat pada ketangkasan memiliki poin 19, sedangkan poin awal yang didapat adalah 10. Lalu, komponen lain pada status karakter masih berupa satu digit saja.

Entah status karakter dipengaruhi oleh kondisi tubuh atau tidak, yang jelas poin-poin dasar pada status karakterku sangatlah kecil setelah kubandingkan dengan poin status karakter yang telah ditambahkan.

Kemudian, kulihat pada bagian kolom keterampilan terdapat sebuah pemberitahuan. Setelah kusentuh pemberitahuan tersebut, muncullah layar yang baru.

Layar yang baru muncul memberitahukan padaku bahwa aku mendapatkan kesempatan untuk memilih salah satu keterampilan yang tersedia. Ada enam keterampilan, semuanya sangatlah hebat setelah kubaca satu per satu keterangannya.

Ada Critical Hit, Vital Strike, Eagle Eye, Shadow Step, Evade, dan Swift Movement.

Dari semua keterampilan itu, hal yang paling menurutku tepat untuk dipilih adalah Swift Movement. Setelah memahami keterangannya, tentu saja aku akan memanfaatkan ketidaksengajaan ini tentang peningkatan ketangkasan yang tinggi untuk membuatnya menjadi lebih hebat.

Setelah aku bangkit berdiri, aku merasakan sesuatu yang berbeda pada tubuhku. Ringan. Itulah sensasi pertama yang kurasakan.

Rasanya, aku dapat terbang melambung tinggi dengan sekali lompatan.

"Inikah rasanya mendapat peningkatan pada ketangkasan?" gumamku dengan kegirangan sambil melompat-lompat kecil setelah tahu bahwa efek dari peningkatan salah satu komponan pada status karakter begitu hebat.

Melihat Iron Knife di tanganku, aku berpikir bukanlah hal yang buruk memiliki senjata tajam yang ringan untuk dibawa.

Lembah Tengkorak, begitulah apa yang muncul dalam penglihatanku setelah pandanganku kini tertuju ke arah depan. Di belakang hanyalah berupa dinding batu yang menjulang tinggi tanpa ada satupun pijakan untukku panjati.

Lalu tak berapa lama setelah aku menuruni tebing yang menjadi tempatku terbangun sebelumnya, sebuah sambutan yang ramah dari seekor kera membuatku mendapatkan luka pada punggungku.

Trial of Heroes telah dimulai!

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.8

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku