Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
TUKAR TAMBAH SUAMI (T2S)

TUKAR TAMBAH SUAMI (T2S)

Dewa Amour

5.0
Komentar
893
Penayangan
1
Bab

//Mature conten 21+// Barbara tak terima hidupnya berubah miskin setelah perusahaan sang suami Harry Dalbert bangkrut total. Dia benar-benar belum siap hidup susah. Saat dirinya sedang berada di sebuah night club, ia bertemu dengan seorang wanita bernama Kimberly Willson. Wanita itu menawarkan padanya untuk bertukar tambah suami. Tentu saja Barbara sangat terkejut, mengingat suami Kim adalah seorang CEO kaya raya dan terkenal sangat tampan. Baginya wanita itu sangat bodoh jika ingin menukar suaminya dengan Harry yang kini hanya seorang pengangguran. Lantas, apakah Barbara akan setuju dengan tawaran Kim? Dan, apakah para suami mereka akan setuju dengan kekonyolan ini?

Bab 1 BANGRUT

Flowers Park Residence, sebuah pemukiman elit yang dihuni oleh para konglomerat dan para kaum Jetset. Letaknya di dataran tinggi dikelilingi laut di pusat kota San Federo.

Rumah-rumah di sana disebut mansion karena ukurannya yang lebih besar dari ukuran rumah pada umumnya. Flowers Park sendiri adalah aset perusahaan Dimamite Group, perusahaan properti raksaksa di Amerika Serikat. CEO muda perusahaan elit itu bernama Leonard Eve Dallas. Dia tampan, berkharisma dan terkenal irit bicara.

Suara gelak tawa terdengar begitu riang dari salah satu mansion di sana. Terlihat beberapa wanita dewasa yang sedang duduk pada bangku-bangku di tepi kolam renang. Kolam renang itu berada di lantai dua mansion, terlihat sangat luas dengan airnya yang biru bak air laut diterpa sinar matahari sore itu.

"Ya, kamu benar! Aku dapat berlian itu dari suamiku. Dia memang sangat mencintaiku dan tahu apa saja yang aku sukai," tukas Barbara, ia tuan rumah di mansion mewah itu.

Dua hari yang lalu dirinya baru kembali dari New Zealand. Dia sengaja mengundang beberapa rekannya untuk memamerkan apa saja yang dirinya beli saat ia berlibur di sana seperi; berlian, tas, dan juga gaun-gaun branded.

"Wah, kamu memang sangat beruntung, Barbara! Tak hanya tampan dan kaya raya, tapi Harry juga sangat romantis. Kamu benar-benar sangat beruntung!" Seorang wanita dengan penampilan glamour menimpalinya. Hal itu membuat Barbara semakin merasa di atas awan saat ini.

"Ya, kamu memang sangat beruntung, Barbara. Harry adalah pria idola kampus saat kita kuliah di London, tapi dengan mudahnya dia jatuh ke dalam pelukanmu." Kali ini Nancy yang bicara.

Wanita 30 tahun itu adalah rekan sosialita Barbara dan merupakan sahabat dekatnya sewaktu kuliah. Namun, setelah menikah Nancy tak seberuntung Barbara yang memiliki suami seorang CEO perusahaan besar.

"Ah, kalian ini bisa saja. Aku sejak lama mengincar Harry. Bahkan sejak kami SMU. Kalian tahu kenapa aku selalu mendekatinya? Karena Harry adalah putera seorang crazy rich dan satu-satunya pewaris Babel Group." Barbara agak mencondongkan wajahnya pada dua wanita yang duduk bersamanya. Bibirnya menyeringai kemudian.

"Wah, ternyata kau memang matrealistis, ya! Tapi menurutku Harry sangat tampan untuk dilewatkan. Wanita mana yang tak mau menghabiskan satu malam saja dengannya. Itulah yang kamu lakukan saat menjebak Harry satu tahun yang lalu." Nancy bicara lagi. Kali ini wajahnya tampak tidak menyenangkan di mata Barbara.

"Terserah saja, yang penting Harry sudah menjadi milikku sekarang." Dengan wajah yang tampak tidak senang Barbara meraih gelas wine di hadapannya, lalu menyesapnya guna melarutkan rasa kesalnya.

Sial! Untuk apa Nancy membongkar rahasianya? Cih! Dia memalingkan wajahnya saat Nancy memberinya seringai tipis.

"Barbara, aku dengar Dior akan meluncurkan produck barunya, bagaimana jika kita pergi besok pagi ke mall? Aku rasa akan banyak wanita yang mengincar tas seksi itu," tukas Mia memecahkan keheningan yang cukup lama di antara mereka bertiga.

"Ya, dan aku akan mendapatkannya lebih dulu. Aku dengar Dior kali ini hanya membuat tiga item saja untuk produck barunya itu. Maka, aku yang akan membeli ketiganya," cetus Barbara dengan wajah jumawa.

Ekor matanya melirik pada Nancy yang duduk di sampingnya. Hh, rekannya itu hanya seorang istri manager hotel, mana mampu Nancy membeli produck Dior terbaru itu, pikirnya seraya menaikan sudut bibir.

"Aku pun akan pergi dan akan membelinya." Nancy berkata tiba-tiba. Hal itu membuat Barbara dan Mia membulatkan matanya kaget.

"Ho, aku pikir gaji seorang manager hotel hanya cukup untuk kamu makan dan biaya kedua puteramu. Ternyata kamu juga bisa membeli tas branded seperti produck Dior itu, ya." Barbara berkata dengan wajah bosan dan senyuman remeh pada Nancy. Kemudian dia dan Mia tertawa kecil begitu puasnya.

"Ya, kami memang hidup susah, tapi Alan tak pernah membatasi keinginanku, hanya saja aku yang tak ingin membuatnya bunuh diri akibat tuntutan dariku," ucap Nancy tak kalah jengahnya menatap Barbara.

"Maksudmu?" Barbara merasa tersinggung karena ucapan wanita itu. Ia menatap Nancy sangat tajam, seperti burung elang yang ingin menerkam seekor tikus tak berdaya. Dialah wanita penuntut suami yang dimaksud oleh Nancy. Oleh karena itu ia merasa tersinggung.

"Tak ada maksud apa-apa. Aku hanya mengingatkan saja, bahwa kemewahan ini tak selamanya akan kamu miliki. Suatu hari pasti kamu juga akan berada di satu titik paling rendah dalam hidupmu," balas Nancy tanpa mau membalas tatapan Barbara. Ia lantas bangkit dari bangkunya.

"Kamu--"

"Apa? Mau menghinaku lagi? Sebaiknya kamu ingat berapa banyak utangmu padaku sewaktu kita kuliah, tapi sudahlah. Anggap saja aku telah beramal padamu." Nancy segera memalingkan wajah dari tatapan murka Barbara. Ia melenggang pergi sembari tersenyum penuh kemenangan. Rasakan, itulah balasan bagi kacang yang lupa pada kulitnya.

"Nancy! Kamu--" Barbara ingin mengejar dan menampar mulut beracun Nancy.

Namun, Mia menahannya.

"Barbara, kamu di sana rupanya. Kemarilah, ada hal penting yang ingin kubicarakan."

Suara itu membuat Barbara dan Mia menoleh serempak ke arah pintu. Seorang pria berperawakan tinggi kekar sedang berdiri di sana. Tubuh atletis pria itu begitu kontras dengan kemeja putih dan celana kainnya yang licin. Tangan kanannya menenteng tas kerja, sedang tangan kiri memegang jas hitamnya yang sudah ia loloskan dari tubuh.

Wajahnya tampan, dengan sorot mata tegas dan bulu-bulu halus di sekitar dagu lancipnya. Rambutnya hitam tebal dengan gambar tato di lengan kirinya. Tulisan suci itu terlihat jelas karena lengan kemeja yang dilipat sampai ke siku, menampilkan otot-ototnya yang gempal.

"Harry, kamu sudah pulang?" Dengan wajah sedikit heran melihat suaminya datang, Barbara segera maju menghampiri Harry.

"Ya, ada masalah di kantor. Oleh karena itu aku pulang cepat," jawab Harry pada Barbara. Kemudian ia menoleh pada Mia yang masih berdiri di sana.

"Hm, Barbara. Aku pamit dulu, ya. Sampai jumpa esok di mall." Sepertinya Mia mengerti maksud Harry yang memintanya pergi lewat tatapan matanya. Wanita itu pun segera meninggalkan mereka.

Tinggalah Harry dan Barbara saat ini.

"Katakan, Harry. Apa yang akan kamu bicarakan? Apakah kamu akan mengajakku liburan lagi? Atau kamu membelikan berlian lagi untukku?" Wajah antusias Barbara segera menyerbu Harry ketika mereka sudah duduk berdua pada sofa di kamarnya. Sederet pertanyaan ia lontarkan pada sang suami yang tampak sedang letih.

Harry tak buru-buru menjawab pertanyaan Barbara. Ia menghela napas seraya mengendurkan ikatan dasinya. Wajah lesu menoleh pada wanita dengan dress selutut motif bunga lily di sampingnya itu.

"Barbara, aku harap kamu tidak akan shock mendengar berita ini," ucap Harry setelah beberapa detik menatap Barbara.

"Shock? Apakah kamu mau mengajakku liburan ke planet mars? Kenapa aku mesti shock? Katakan Hubby, aku sudah tak sabar ingin mendengarnya." Wajah Barbara begitu berbinar. Dia sama sekali tak berpikiran jelek pada suaminya.

Harry tersenyum tipis, tangan kanannya terulur mengusap pucuk kepala hingga merosot mengusap rambut panjang Barbara yang lembut. Wanita itu masih menatapnya dengan penuh tanya.

"Barbara, perusahaanku bangkrut." Akhirnya Harry bisa berkata setelah pertimbangan yang cukup panjang.

"Whatt?!"

Barbara membungkam mulutnya setelah mengangah beberapa detik. Sepasang matanya membulat penuh seraya menggeleng tak percaya. Benar dugaan Harry, istrinya akan sangat shock mendengar kabar buruk ini.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Dewa Amour

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
TUKAR TAMBAH SUAMI (T2S)
1

Bab 1 BANGRUT

25/06/2022