Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
ISTRI IDAMAN SANG CEO

ISTRI IDAMAN SANG CEO

fetia22

5.0
Komentar
126
Penayangan
2
Bab

Bagaimana jadinya jika seorang Aruna Rinjani Alexsander di nikahkan dengan seorang CEO tampan, salah satu pewaris tunggal di keluarga Wiliam. Kepribadian Aruna yang sangat mandiri dan pekerja keras tidak membuatnya tertekan ketika menjadi seorang istri pewaris tunggal di keluarga tersebut. "Ingat ya Aruna, kita menikah hanya karena permintaan kedua orang tua kita. Jangan sampai kamu benar-benar jatuh cinta dengan saya!" Ujar Liam memperingati Aruna. Aruna berdecih pelan. "Idih! Siapa juga yang mau sama kamu! Aku tuh punya cowok, dia lebih tampan dari pada kamu." Liam menyincingkan matanya. "Di luar sana banyak yang tampan dari pada aku, tetapi apakah mereka kaya melebihi aku?" Tanya Liam sombong kepada Aruna. Aruna diam seribu bahasa. Bagaimana kelanjutan kisah asmara Aruna dan Liam? Akankah Aruna dan Liam saling mencinta? Atau mungkin Aruna dan Liam akan berpisah di tengah jalan? Simak kisah cinta mereka yuk!

Bab 1 Suami Dingin.

"Bangun honey, hari sudah pagi." Ujar Frans membangunkan Aruna yang tengah tertidur pulas karena kecapean.

"Euh...!!!" Lenguh Aruna sambil mengucek matanya.

Beberapa detik kemudian ia tersadar bahwa yang di depannya ini adalah Frans, kekasihnya.

"Frans? Kamu sedang apa disini?" Tanya Aruna terkejut.

Frans mengernyitkan dahinya. "Apakah kamu lupa honey? Bukankah kamu yang mengajakku ke hotel semalam?"

Aruna mencoba mengingat ingat kejadian semalam, hingga beberapa detik kemudian ia mengingat bahwa memang semalam ia meminta ketemuan dengan Frans. Namun setelah itu ia lupa apa yang terjadi.

"Apakah kamu sudah ingat?" Tanya Frans lagi kepada Aruna yang masih diam sambil mengingat ingat.

Tak lama kemudian Aruna menganggukkan kepalanya.

Setelah itu Aruna diam sedikit lama, ia melirik sekilas tubuhnya yang polos tanpa mengenakan sehelai benang sedikit pun. Penyesalan sekaligus rasa takut ada dalam benak Aruna. Kemudian ia menoleh kearah Frans yang tengah duduk sambil menyeruput kopinya.

"Frans?"

Frans pun menoleh kearah Aruna dan meletakkan kembali cangkir yang ia pegang di atas nakas. "Apa honey?"

Aruna menghela nafasnya kasar. "Bagaimana jika aku hamil?"

Frans tersenyum manis kearah Aruna. "Ya bagus dong honey, kita akan jadi orang tua kalau kamu hamil!"

Aruna menggelengkan kepalanya dengan cepat. Akan sangat sulit jika Aruna hamil. Bagaiman nasibnya, apa kata orang lain, ia mengandung anak dari orang lain. Sedangkan ia memiliki suami. "Tidak Frans, aku tidak mau hamil. Aku sudah... " Aruna hampir keceplosan akan mengucapkak bahwa ia memiliki suami.

"Sudah apa?" Tanya Frans penasaran.

Dengan segera Aruna menggelengkan kepalanya. Selama ini ia menikah dengan Liam, secara diam-diam di belakang Frans. Alasan pertama ia tidak mau memutuskan Frans adalah, karena ia sangat menyayangi Frans. Kalaupun memang mereka bisa menikah, pasti mereka sudah menikah beberapa tahun yang lalu, tetapi itu sangat tidak mungkin karena kedua orang tua mereka sama-sama tidak setuju dengan hubungannya.

Keluarga Aruna sangat mempertimbangkan lelaki dengan hartanya. Sedangkan keluarga Frans mempertimbangkan Aruna karena keluarga Aruna terkenal sangat matre dan pilih-pilih. Maka dari itu Frans dilarang keras untuk menikah dengan Aruna. Namun di balik hubungan mereka, tidak ada orang tua dari mereka berdua yang tau tentang hubungan mereka, bisa dibilang hubungan secara diam-diam.

"Frans aku mau pulang, kasihan papah pasti sedang mencari aku." Ujar Aruna sambil berdiri dari ranjang hotel.

Frans mengernyitkan dahinya sambil menatap kepergian Aruna yang begitu saja. "Bukankah biasanya dia selalu bersikap manja kepadaku setelah berhubungan badan? Kenapa hari ini enggak? Ada apa sebenarnya?" Gumam Frans sambil menatap Aruna bingung.

Bukan pertama kalinya mereka berhubungan badan. Ini adalah sudah yang kesekian kalian Frans dan Aruna melakukan itu, tetapi jangan salah, Aruna hanya melakukan hal tersebut kepada Frans saja, tetapi tidak tahu dengan Frans.

Selama hampir tiga puluh menit Aruna berada di dalam kamar mandi, dengan segera ia menyelesaikan mandinya kemudian ia keluar.

Namun pada saat Aruna sampai di depan pintu kamar mandi, ia di kejutkan dengan kondisi kamar hotel yang sudah kosong. Ia berjalan kesudut ruangan untuk mencari keberadaan Frans, namun kosong. Dengan segera Aruna berjalan kearah nakas untuk mengambil ponselnya.

"Sial!" Umpat Aruna ketika ia membuka notif yang dikirim dari Frans.

Isi notif tersebut adalah, Frans meminta maaf kepada Aruna karena ia harus pulang terlebih dahulu untuk menghadiri metting secara mendadak. Aruna merasa sedikit kecewa dengan Frans, hanya sekedar menunggunya selesai mandi saja tidak mampu.

Dengan segera Aruna menyambar tas dan kunci mobilnya setelah itu ia melakukan perjalanan pulang. Karena Aruna sudah lama menikah dengan Liam, maka ia sudah tidak pernah pulang kerumahnya lagi, ia akan pulang kerumahnya dengan Liam.

Setelah ia sampai di depan rumah, dengan segera Aruna masuk kedalam rumah mewah tersebut.

Ceklek...

"Dari mana saja kamu?"

"Astaga..!!" Ujar Aruna terlejut mendengar suara barinton Liam.

Kemudian ia membalikkan badannya menatap Liam, yang kini tengah berdiri di depannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Jawab!" Bentak Liam sekali lagi.

Lidah Aruna kelu, ia tidak berani menjawab pertanyaan Liam karena ia tau bahwa Liam akan sangat marah jika tahu kelakuannya di belakang Liam.

"Aku dari kantor, kebetulan foto modelnya sampai larut malam, jadi aku memutuskan untuk tidur di hotel." Ujar Aruna bohong.

Tanpa di duga Liam menganggukkan kepalanya seakan ia percaya dengan ucapan Aruna. "Ikut saya ke kamar! Ada yang perlu saya bicarakan." Perintah Liam garang.

Dengan segera Aruna mengangguk kemudian ia berjalan mengekori Liam dari belakang. Saat ini jantung Aruna berdetak sangat tidak karuan, entah kenapa kali ini ia merasa sangat takut. Walaupun ia sering berduaan dengan Frans di hotel sebelumnya, tetapi ini beda. Ia merasa takut karena ini adalah pertama kalinya ia berhubungan gelap dengan Frans selama ia menikah dengan Liam.

Ceklek...

"Masuk!" Perintah Liam sambil membuka pintu.

Aruna pun hanya mengikuti setiap perintah yang diberika oleh Liam.

"Mau berdiri atau mau duduk?"

"Duduk."

Kemudian Liam memepersilahkan Aruna untuk duduk. Setelah itu mereka saling duduk berhadapan.

"Ada yang ingin saya tanyakan kepada kamu!"

"Apa?"

"Kamu punya pacar? Atau paling enggak cowok selain saya?" Tanya Liam tiba-tiba.

Sontak Aruna pun membelalakkan matanya. Pertanyaan inilah yang sangat ia takutkan karena Aruna takut salah dalam menjawab.

"Ayo jawab, kamu tidak usah takut!"

Aruna mengangguk. "Saya punya kekasih!"

Liam sama sekali tidak terkejut. Ia hanya menganggukkan kepalanya patuh. Kemudian ia kembali bertanya dengan Aruna. "Sudah berapa lama?"

"Lima tahun!"

Liam terkejut mendengar pengakuan Aruna. "Lama ya! Terus rencana selanjutnya apa?"

Aruna memgernyitkan dahinya. "Ya enggak ada lah, sekarang kan saya sudah menikah dengan anda!"

Liam kembali mengangguk. "Jangan sampai kamu jatuh cinta dengan saya, karena kita menikah hanya menuruti keinginan kedua orang tua kita."

Aruna mengernyitkan dahinya. Maksutnya apa dia berbicara seperti itu, bahkan sedikit pun Aruna tidak tertarik sama sekali dengan Liam. "Idih! Percaya diri sekali anda! Saya juga tidak mungkin jatuh cinta dengan anda, pacar saya jauh lebih tampan dari anda!" Ujar Aruna tidak suka dengan Liam.

"Diluar sana memang banyak lelaki tampan melebihi saya, tetapi apakah kaya mereka bisa melebihi harta saya?" Tanya Liam sambil mengangkat dagunya sombong.

Aruna menggelengkan kepalanya. "Memang anda kaya, tetapi saya tidak butuh harta, yang terpenting adalah cinta dan kasih sayangnya terhadap saya!" Ujar Aruna tak kalah sombong dengan Liam.

Sontak hal tersebut membuat Liam tertawa terpingkal-pingkal mendengar ucapan Aruna. Jaman sekarang masih ada yang percaya dengan cinta, sungguh wanita kecil yang belum tau tentang kerasnya kehidupan. "Hahahahahahahah.."

"Kok malah ketawa? Apanya yang lucu?" Tanya Aruna sambil menatap Liam tidak suka.

Beberapa detik kemudian Liam menghentikan tawanya. "Haduh.. kamu tuh bego atau bagaimana sih Aruna? Jaman sekarang masih aja percaya cinta, emangnya kamu tidak butuh makan? Tidak butuh gaya hidup hah?"

"Aku bisa kerja, cari uang sendiri, jadi aku tidak butuh uang lagi. Yang ku butuhkan hanya kasih sayang,"

Liam menggelengkan kepalanya. Sangat sulit berbicara dengan seorang wanita karir. "Terserah kamu lah Aruna! Yang penting kamu bersikap seolah-olah kita suami istri kalau di depan mamah sama papah. Kamu boleh melakukan apa pun yang kamu mau, asal hati-hati karena kamu ini menantu putra mahkota. Jangan bersikap yang bisa mencemarkan nama baik keluarga saya!" Ujar Liam memperingati.

Aruna hanya mengangguk patuh. Tanpa ia beri tahu sekalipun Aruna juga sudah tau kewajibannya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh fetia22

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku