Konten Dewasa!!! Squel BRYSYL ♥️ Chiko Alexander seorang lelaki berusia 40 tahun dijuluki jomblo karatan tapi bukan berarti tidak laku, lelaki tampan, dan maskulin hanya saja pelit senyuman, sampai ia di juluki tukang tutut oleh wanita yang mencintai dirinya, meski begitu banyak wanita yang tetap menaruh hati padanya. Aika Septian Saepudin seorang wanita cantik berusia 25 tahun asal Indonesia ini bekerja di perusahaan ternama di Jepang, doyan makan meski tubuhnya kurus. Dan satu yang tidak ia sukai yaitu lelaki mesum yang otaknya hanya diisi selangkangan. Jessy Aurora gadis cantik berusia 20 tahun yang mencintai lelaki dingin bernama Chiko, tapi apakah cintanya akan berbalas. Erick France Elevano lelaki berusia hampir 40 tahun itu mulai mencintai gadis yang sudah ia hancurkan masa depannya, dan ia akan menunjukan bahwa ia sudah berubah, bahwa ia bukanlah lelaki bejat yang sudah menyakiti gadis cantik itu.
......................... - - - -......................
Setahun yang lalu
Seorang wanita dengan tubuh yang terpahat hampir sempurna baru saja pesawat terbang yang di tumpanginya sampai bandara internasional di Tokyo. Setelah menempuh perjalanan cukup jauh hampir 7 jam dari Indonesia.
Wanita itu mulai berdiri dari tempat duduknya, lalu melangkahkan kakinya menuju pintu pesawat. Kakinya yang jenjang dengan hati-hati mulai menuruni tangga pesawat. Mungkin jika bukan karena pakaian yang di kenakannya ia tidak akan sesusah sekarang.
Dengan sedikit terseok-seok karena pakaiannya yang terbilang cukup ribet. Terlebih ini pertama kalinya ia mengenakan kembali pakaian jenis ini, karena terakhir kali ia memakai pakaian jenis ini adalah saat ia masih duduk di bangku sekolah. Kakinya terus berjalan mendekati tempat pengambilan koper.
Usai mengambil ke-dua kopernya wanita itu berjalan ke arah pintu penjemputan, di mana orang yang di percayakan perusahaan tempat ia akan bekerja menjemputnya disana.
Sejenak langkahnya terhenti. Tangannya mulai merogoh mencari sesuatu yang selalu ia bawa didalam tas yang ia lampirkan di bahunya. Setelah dapat apa yang di carinya wanita itu lalu memasukan benda bulat berwarna hijau itu ke-dalam mulutnya dan mengunyahnya seperti permen. Dan melanjutkan kembali langkahnya.
Sampai di area penjemputan kedua bola matanya yang di tutupi benda berwarna hitam itu mulai mencari seseorang yang membawa kertas bertuliskan namanya. Tangan kanannya terangkat dan mulai sedikit menurunkan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
Aika Septian Saepudin begitulah nama yang tertera di kertas yang di pegang lelaki bertubuh tinggi dan tegap tersebut.
Aika melambaikan tangannya sambil berjalan dan menyeret kedua koper yang di bawanya.
Awww
Pekik Aika saat dirinya berjalan sedikit cepat sehingga terjatuh karena lupa jika ia sedang memakai pakaian yang menurutnya ribet itu.
"Nona Aika kan? apa anda baik-baik saja?" tanya lelaki yang tadi membawa kertas bernamakan atas dirinya dan kini sudah berada di dekatnya.
Lelaki itu menggunakan bahasa Inggris sehingga Aika tau. Karena jika lelaki itu menggunakan bahasa jepang tentu Aika akan sedikit kesulitan karena ia belum terlalu paham dengan bahasa jepang.
Wajah Aika yang semulanya menunduk kini menatap lelaki yang berdiri menjulang tinggi di hadapan. Dirinya malu padahal ini hari pertama ia menjejakan kakinya di negeri sakura.
Semua ini gara-gara baju nyebelin ini, dan gara-gara Nini juga, karena Nini nya lah yang membuat dirinya harus memakai pakaian kebaya, dan rambutnya yang di sanggul. Nyebelin kan. Begitu batin Aika.
Dirinya masih ingat saat Nini nya menyuruh dirinya menjadi memakai kebaya.
"Neng! Neng harus pakai ini yah memperkenalkan salah satu pakaian adat di negara kita. Dan tunjukan pada mereka kalau kamu bangga menjadi orang Indonesia,! Dan awas ya kalau kamu lepas kamu bakalan menjadi penghuni kerak neraka ingat" begitulah kata Nini dengan lembut berbicara bak alunan melodi yang indah namun terdengar menakutkan di telinganya.
Andai ucapan nininya yang terakhir saat mengantar dirinya ke bandara Indonesia. Mungkin ia akan mengganti pakainya ini tapi lagi-lagi ucapan nininya membuat dirinya takut. Bayangkan saja bagaimana tidak takut jika nininya mengatakan. Dirinya durhaka jika tidak menuruti nininya dan akan menempati kerak neraka. Hiihh mengingat itu membuat Aika bergidig ngeri.
"Nona, hey Nona!" sebuah panggilan dan tepukan di bahu Aika membuat wanita itu tersadar dari lamunannya.
"Ah ya,! Maaf," ucap Aika sembari meminta maaf dan menerima uluran tangan lelaki yang ada di hadapannya.
"Tidak apa-apa Nona,! Sini biar saya yang bawakan koper anda," ucap lelaki itu sopan. Aika mengangguk sopan seraya tersenyum hangat sebagai jawabannya.
Aika mengikuti langkah lelaki yang berstelan jas dan membawa kopernya dari belakang. Tadi ia sempat memperhatikan wajah lelaki itu yang ternyata sangat tampan.
Sampai di depan sebuah mobil berwarna hitam Aika masuk kedalam mobil penumpang yang telah di bukakan lelaki itu, setelah memasukkan dua koper miliknya kedalam bagasi mobil. Lalu lelaki itu juga naik dan duduk di belakang kemudi.
"Oh Nona apa anda ingin mampir ke sebuah restoran untuk makan siang?" tawar lelaki itu dengan lembut saat ia sudah mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Aika melirik jam tangannya yang memang sudah menunjukan waktu makan siang, tapi tubuhnya yang terasa penat setelah memakan 7 jam di dalam pesawat membuatnya ingin cepat-cepat merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Lagi pula untuk makan siang ia bisa buat sendiri dengan bahan yang ada di dalam kopernya, begitu batin Aika.
"Akh tidak terimakasih," jawab Aika akhirnya dengan ramah.
"Baiklah Nona,!kalau begitu saya akan langsung mengantarkan anda ke apartemen yang sudah di sediakan oleh perusahaan untuk pekerja tukaran," jawab lelaki itu sambil terus menjalankan mobilnya.
__________--------___________
Tak berapa lama kemudian mobil yang membawa Aika sampai di gedung yang menjulang tinggi.
Aika turun dari dalam mobil saat pintu mobil di bukakan lelaki yang di suruh perusahaan untuk menjemputnya.
"Ini apartemennya Nona, dan ini kunci akses untuk masuk apartemen tempat anda," ujar lelaki itu seraya memberikan kunci yang berbentuk pipih seperti kartu ATM, yang langsung di ambil oleh Aika.
Lelaki itu tersenyum ramah kepada Aika sebelum berkata.
"Baiklah kalau begitu saya pergi Nona,! Permisi," pamit lelaki itu dengan sopan, sebenarnya ia ingin mengantarkan Aika, hanya saja peraturan tetaplah peraturan dirinya yang hanya sebagai supir sekaligus orang kepercayaan bos besar tidak di perolehkan masuk ke dalam apartemen yang memang di khususkan untuk seorang pekerja tukaran.
Selepas kepergian lelaki yang mengantarkannya ke apartemen Aika mulai melangkahkan kakinya memasuki area apartemen yang menurutnya sungguh mewah jika hanya untuk di jadikan tempat seorang pekerja tukaran.
"A-a-a-anuu ma-ma-maaf mengganggu!" ucap Aika terbata dengan sedikit takut mengitrupsi orang berbeda jenis kelamin yang sedang melakukan hal tidak seharusnya di depan pintu masuk gedung.
"Wah kau sudah datang!" seru wanita yang cantik dan berpakaian sangat seksi di hadapannya dengan tidak merasa malu sedikit pun saat dirinya kepergok orang asing sedang memasukkan kejantanan lelaki yang Aika yakini adalah security apartemen, karena terlihat dari seragamnya yah meskipun menurut Aika lumayan cukup tampan.
Aika tersenyum kaku dengan wajah yang sudah pasti merah semerah tomat gara-gara memergoki hubungan seksual tersebut.
_________--------------___________
"Peter nanti kita lanjutkan di kamar ok," ucap wanita berpakaian seksi itu sambil melemparkan benda tipis yang seperti miliknya saat di beri oleh lelaki yang mengantarkannya. Lelaki yang menurut Aika sebagai security apartemen itu menangkap benda pipih itu sambil melemparkan seringaian misterius ke arah Aika. Setelah itu berlalu pergi.
"Baiklah kamu ikut aku," ujar wanita itu yang hanya di angguki Aika sebagai jawabannya, karena ia takut akan berujung akrab dengan wanita yang menurut Aika tidak baik untuk dirinya.
Bukan dia berprasangka buruk hanya saja setelah kejadian di depan pintu gedung apartemen. Membuat dirinya harus waspada, bergaul boleh asal saja jangan sampai terjerumus terlebih jika iman kita tak cukup kuat jadi lebih baik menghindar daripada akhirnya menyesal. Begitulah yang selalu di ajarkan neneknya, yah meskipun terkadang neneknya juga yang akan meracuni otak syantik nya.
"OH yah ngomong-ngomong kita belum berkenalan,! Aku Sachi,! Nama kamu siapa?" tanya wanita yang bernamakan Sachi itu sembari membalikkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya kepada Aika dengan tak lupa bumbu di wajahnya yang selalu membuat wanita terlihat cantik yaitu sebuah senyuman manis dan tulus.
Dan itu bisa di lihat oleh kedua mata Aika bahwa wanita yang sedang mengulurkan tangannya dan siap menerima sambutan tangannya untuk berkenalan. Mata Aika bergantian menatap wajah cantik dan tangan yang terulur kepadanya, dalam pikirannya ia berkata tidak ada salahnya jika ia hanya berkenalan toh di lihat dari wajah Sachi itu terlihat sangat tulus ingin berkenalan dengannya.
Dengan ragu sambil tersenyum sangat sangat manis yang tentu tidak akan membuat orang diabetes karena senyuman manisnya tidak mungkin bisa di konsumsi orang yang akan menyebabkan kadar gula menjadi tinggi, tapi mungkin hanya akan menyebabkan orang mati berdiri dengan mulut terbuka karena melihat senyuman mempesona miliknya. Aika menerima uluran tangannya.
"Saepudin," jawab Aika yang hanya menyebutkan nama belakangnya karena menurutnya nama pertama hanya akan menjadi panggilan orang yang menurutnya sudah akrab dengannya.
"Ok dekh salam kenal yah semoga kita bisa akrab!" ucap Sachi yang hanya di tanggapi senyuman dari Aika.
Setelah itu keduanya kembali berjalan dengan kedua tangan Aika yang terus menggeret kopernya. Saat sudah berada di depan lift wanita dengan pakaian seksi itu mulai menekan tombol sehingga lift yang ada di hadapannya itu terbuka.
Aika masuk mengikuti kedalam lift mengikuti Sachi dan melihat wanita itu yang mulai menekan tombol dengan angka 10. Selama berada di dalam lift suasana hening tercipta karena tidak ada satupun di antara keduanya yang memulai suatu obrolan hingga lift yang mereka naiki sudah membawa mereka ke lantai yang di tuju.
Tring
Bunyi denting lift bersamaan dengan lift terbuka langsung mengintrupsi suasana hening.
"Ayo ikuti aku!" ucap Sachi lalu melangkah keluar terlebih dahulu, lalu ikuti langkah kaki Aika yang mengikutinya.
"Ouchhhh fuck me hard,! Ouhhh yess faster, faster!"
Baru saja beberapa langkah kaki Aika melewati beberapa kamar yang menurut Aika berisi pegawai pertukaran seperti dirinya. Indra pendengaran nya menangkap suara erangan beserta desahan yang membuat bulu kuduk nya merinding.
"A-a-apa i-itu?" Aika bertanya dengan ucapan terbata kedua tangannya mencengkram pegangan koper miliknya.
Sachi yang berada di depan dengan tubuh membelakanginya. Langsung membalikkan tubuhnya menghadap Aika. Wanita itu tersenyum sebelum bibirnya yang sexy itu berkata.
"Abaikan saja disini memang seperti itu,,! Dan aku harap kamu akan terbiasa apalagi dengan kamar pasangan mesum yang barusan kita lewati mereka setiap hari selalu menjerit seperti tadi," ucap Sachi. Lalu kembali membalikkan tubuhnya dan berjalan tanpa melihat wajah Aika yang terlihat pias dengan mulut terbuka. Karena roh nya yang hampir terbang akibat ucapan Sachi yang kata wanita itu abaikan saja.
Apanya yang di abaikan,! ini apartemen? apa tempat nge-ue huaahhhh," teriak Aika dalam hatinya.
Sampai di depan sebuah pintu berwarna putih Sachi berbalik menatap Aika.
"Baiklah ini kamar kamu,! Selamat menikmati waktu istirahat Saepudin," ucap Sachi lalu pergi meninggalkan Aika tanpa menunggu jawaban wanita itu.
Batin Aika demi langit dan bumi sumpah demi apa ia tidak suka di panggil Saepudin tapi ia juga enggan harus berakrab dengan wanita seperti Sachi bisik batinya.
________-----------________
Setelah kepergian Sachi. Aika membuka pintu apartemen nya dengan menggunakan benda pipih yang di berikan lelaki yang mengantarkannya tadi.
Kedua tangannya kembali menyeret kopernya memasuki tempat apartemennya. Sampai di dalam apartemen kedua mata dengan manik mata yang coklat kehitaman itu melihat-lihat setiap sudut ruangan yang ada di dalam apartemen.
Ada ruang tv. Ada ruang makan yang menyatu dengan ruang dapur. Menurut Aika apartemen yang di sediakan oleh perusahaan nya ini benar-benar sangat mewah karena sudah menyediakan fasilitas yang komplit.
Puas dengan melihat-lihat ruangan yang ada di apartemennya Aika menyeret kembali kopernya. Didepan nya kini sudah ada pintu berwarna senada dengan pintu masuk apartemen nya tadi, dan ia yakin kalau ini adalah pintu kamarnya.
Cklek
Aika membuka pintu yang ada di hadapannya lalu masuk dengan kedua koper yang ia seret sedari tadi.
Sampai didalam nyatanya malah membuat dirinya terpaku di tempatnya dengan kedua mata yang berbinar senang.
"Wahh indahnya," gumam Aika.
Lalu tanpa babibu sasisu naninu ia melepaskan kopernya berjalan cepat dan melompat ke atas ranjang.
"Akkhh enaknya," gumamnya lagi saat tubuhnya mendarat di atas ranjang dengan posisi yang tengkurap. Kasur yang lembut dan nyaman membuat tubuh Aika yang sedang di landa rasa cape itu mendatangkan rasa kantuk sehingga kedua matanya kini mulai terpejam dengan napas yang teratur.
Buku lain oleh Ainungesrek
Selebihnya