Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
SEPENGGAL KISAH VIA

SEPENGGAL KISAH VIA

RAHMAN INDI

5.0
Komentar
109
Penayangan
7
Bab

Via gadis yang cantik yang mempunyai Kekasih yang sangat baik mereka harus terpisah karena orang tua Via. Hingga Via memilih untuk bersekolah di KAIRO. Siapa yang menyangka ternyata Via meninggal disana. Mampukah Sang Kekasih untuk melupakannya

Bab 1 TENTANG VIA

BAB I

TENTANG VIA

Via, wanita muda, cantik, jelita, berkulit putih, bertubuh tinggi, wanita yang dulu langsing itu sekarang punya pipi tembem mengikuti selera makan sang kekasih yang memang hot-hot pop.

Menjalani hubungan jarak jauh memang bukan hal yang mudah. Namun faktanya Via dan Sang Kekasih bisa melakukannya, mereka bisa menjaga hubungan mereka tetap langgeng tanpa pertengkaran setiap harinya dan itu sangat istimewa.

Menjaga agar hubungan baik-baik saja, menjaga agar tidak terjebak dosa, dan menjaga agar Via tetap selamat sampai tiba saatnya nanti, sesuatu yang tidak mudah dilakukan namun hal itu justru dipilih sebagai jalan melanggengkan hubungan mereka.

Sang Kekasih yang baik tak pernah memaksa Via untuk bercumbu ataupun melakukan hal yang berbau dosa hanya demi memuaskan gairahnya.

Sang Kekasih bukan hanya menjaga raga namun juga menjaga hati Via.

Menjaga hingga saat yang ditentukan itu tiba tidak mudah memang namun bila diperjuangkan pasti bisa.

Via hari ini tiba. Via libur kuliah hingga bisa pulang ke rumah Mama di Jalan Ahmad Yani. Sang kekasih berkeras bergegas menemui nya. Rindunya pada Via demikian besar hingga ia tidak ingin membiarkan waktu terlewat begitu saja.

Mengenakan kaos longgar bergaris merah hitam dengan paduan celana panjang berbahan kain juga berwarna hitam membuat tubuh tinggi besarnya nampak gagah. Rambut ikal yang disisir rapi dan kacamata minus, ia ingin menjadi pangeran dengan tampilan terbaik meski tidak sempurna di hadapan Via. Ia bergegas mengendarai motornya menuju ke kediaman Via. Tak ada waktu tertunda bila untuk Via, selalu begitu dan begitu.

Bagi Sang Kekasih Via adalah ratu di Istana hatinya. Ratu yang bertahta hampir 5 bulan lamanya. Ratu paling sempurna diantara semua wanita yang pernah singgah di hatinya.

Di beranda rumah, Via telah tersenyum menyapa. Gigi putih yang berderet rapi itu menghias senyum manisnya. Pipinya yang merah merekah membuat ia tampak cantik luar biasa. Via yang tidak bisa digambarkan kecantikannya terlebih oleh Sang Kekasih yang demikian memuja dirinya. Sang kekasih memapah motor dan membawanya masuk menuju ke halaman rumah.

Sang kekasih menatap Via dari tempatnya. Wajah itu... ya wajah yang selalu tersenyum. Hari ini Via mengenakan sweater merah hadiah dari sang kekasih untuknya. Dia nampak cantik meskipun sedikit lungkrah mungkin karena lelah.

Sang Kekasih duduk di kursi rotan yang sengaja diletakkan di halaman rumah Via. Kursi rotan yang di sekitarnya dikelilingi aneka jenis bunga membuat siapapun betah duduk di sana.

Hingga tiba-tiba Via mengeluarkan suaranya,

"Via sangat letih, Aa." Keluhnya .

Sang kekasih menyentuh kepala yang tertutup jilbab putih dengan rasa iba.

"Tubuh yang mengeluarkan udara panas, aktivitas kampus yang padat pasti menguras tenaga." Sang Kekasih mengobatin penuh haru.

Sang Kekasih mengeluarkan 2 buah Toblerone. Mata Via berbinar suka.

"Terima kasih, ya."

"Siapa yang ingin memberikan padamu? Aku hanya menunjukkan bahwa aku baru saja membeli Toblerone ini di supermarket sebelum kemari." Penjelasan sang kekasih membuat Via tersenyum tapi sedikit manyun.

Hingga kemudian mereka tertawa terbahak berdua.

Mereka berbincang ringan sambil mengunyah patahan demi patahan coklat rasa kacang nikmat yang penuh ditumbuhi butiran cinta.

Sang Kekasih nampak melihat Via nampak kelelahan. Mungkin karena Via baru pulang dari Jakarta dan butuh istirahat hingga kemudian sang kekasih berinisiatif untuk pulang dan membiarkan Via beristirahat dulu saja. Masih ada hari esok, masih banyak waktu berbincang-bincang dengan Via. Jadi untuk apa memaksa bila hanya membuat Via memaksakan diri menemui dirinya berpura-pura sehat padahal lelah sedang menerpa.

"Aa pulang dulu, ya," kata Sang Kekasih kepada Via.

"Lho, kok pulang."

"Iya, Via istirahat saja. Besok Aa datang lagi kita masih punya banyak waktu ,Vi."

Suara Via menggumam. Via mengangguk semangatnya untuk berjumpa dengan Sang Kekasih luar biasa besa. Namun wajah letihnya pun demikian tampak hingga senyumnya menjadi terlihat hambar.

Sang kekasih memilih pulang karena baginya kesehatan Via jauh lebih penting dari apapun.

"Tapi janji ya, besok pasti datang," kata Via kepada Sang Kekasih.

"Iya, Vi. Kamu tenang saja, kalau aku yang tidak datang bukan kamu yang resah. Aku yang jadinya sedih karena bertemu dengan kamu adalah impianku." Sang kekasih mulai mengeluarkan kalimat manisnya.

"Gombal, Aa," suara Via manja.

Begitulah cinta dia selalu punya ruang untuk membuat kekasihnya bahagia meski ia sendiri juga ingin bahagia.

Usai mengucapkan salam dan menyeruput teh hangat yang dihidangkan, motor Sang Kekasih melaju pergi. Ia berjanji akan melanjutkan khayalan indahnya di rumah.

Via, khayalan kecil tentangnya selalu dilanjutkan oleh sang kekasih di rumahnya, sambil menatap kalimat-kalimat indah yang ditulis oleh Via di lembaran sampul buku juga di surat kecil untuk dirinya.

Ia adalah pencinta Halo Gibran dengan karyanya sehingga setiap tulisannya selalu penuh penuh makna. Bahasa cinta yang ia ukir adalah bahasa dengan pemaknaan yang dalam dan tidak semua orang bisa memahaminya.

Namun bila tulisan tersebut dihadiahkan oleh Via untuk Sang Kekasih maka pasti bila Sang Kekasih tak mengerti maksudnya, ia akan langsung bertanya kepada Via.

Bila sudah begitu maka Via akan menertawakan Sang Kekasih dan menggodanya begitu rupa.

Bukan untuk menghina tapi hanya sekadar untuk menguatkan hubungan saja. Bukankah bercanda itu bisa menguatkan hubungan dua anak manusia.

Deretan gigi putih dan hidung mancung itu sepertinya sengaja diukir Tuhan untuk bertengger di wajah Via dan mempercantik keberadaannya. Hingga dalam temaram lampu kamar, Sang Kekasih berujar pelan, "Via, suatu hari nanti bila tiba masanya, aku akan memilihkan gaun berwarna putih dengan kilau berlian di sekitarnya dan kita akan bergandengan tangan menuju lantai kaca nan indah saat Allah merestui hubungan kita."

"Jadilah pengantinku, Via," khayalan kecil Sang Kekasih digantungkan nya diantara atap-atap rumah dan berharap Tuhan berkenan mengabulkan serta menjadikan mereka pasangan yang paling bahagia di dunia.

Dalam benua cinta, mereka akan bergandengan tangan. Mereka akan menjadi inspirasi bagi semua pemuda di seluruh dunia. Mereka akan memberikan contoh terindah bagi banyak pemuda tentang bagaimana caranya menjaga cinta.

Begitu khayalan Sang Kekasih tentang Via. Khayalan yang sangat ingin diwujudkan dan semoga saja disegerakan.

Karena sungguh, bisa menikah dengan orang yang kita cintai adalah sebuah anugerah terindah.

Tidak ada yang lebih agung dari mimpi menghalalkan sebuah hubungan bagi seorang pencinta.

Seorang pencinta yang serius akan terus berada dalam perjuangan mewujudkan cinta sebagai puncak dari harapan dan mimpinya. Hal itulah yang sedang Sang Kekasih upayakan untuk masa depan cintanya bersama Via.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku