Talita, seorang CEO yang harus lembur untuk mengerjakan proyek presentasi besoknya, tetapi malah terjebak dalam pengaruh obat perangsang oleh salah seorang bawahannya. Dia terpaksa harus melepaskan satu-satunya kehormatan yang sudah dijaga selama 30 tahun kepada seorang penjaga gedung yang kebetulan lebih muda darinya. Walau pun Jason ingin bertanggung jawab dengan menikahi Talita, wanita itu malah tidak sanggup menerima lamarannya karena banyak faktor walau sudah mulau ada benih cinta di antara mereka. Akankah cinta mereka abadi atau penuh konflik saat Jason juga sudah dicarikan seorang jodoh oleh orang tuanya? Mari baca kelanjutannya dan jangan lupa tinggalkan komentar.
"To-tolong!" Talita Moon, memegang dadanya yang sesak dengan wajah penuh keringat. Dengan langkah terseret, dia berusaha mencapai pintu keluar dari kantornya.
Wanita cantik itu menarik syal yang membalut lehernya. Tubuhnya terasa panas dan nyeri seperti terbakar. Keringat sebutir jagung membasahi keningnya yang mulus.
"Tolong... saya!"
"Sekuriti!" serunya dengan suara yang tersisa, namun tidak ada yang mendengar sama sekali. "A-aku, diracuni ... dia!"
Bruk!!!
Talita Moon terhuyung lalu jatuh ke lantai dengan keras, pandangannya kabur seketika.
Di ujung koridor, Jason Bright- seorang sekuriti di gedung group tersebut, samar-samar mendengar seperti ada sesuatu yang jatuh. Dengan sigap Jason Bright mengambil senter dan pentungan lalu berlari ke arah asal suara.
"Apa itu?"
"Hei, maling atau hantu?" teriak Jason Bright dengan wajah serius sambil melangkah besar, menuju ke lokasi.
Namun, ketika dia melihat sosok yang tergeletak di lantai marmer mewah nan dingin tersebut, wajahnya berubah panik karena dia mengenali sosok tersebut.
"Bu... Bu Talita ?!"
Dia segera mendekat dan memeriksa denyut nadi Talita yang terlihat pucat dengan keringat dingin. Tubuhnya terkulai lemahdi atas lantai marmer mewah yang dingin.
"Astaga, dia masih hidup! Tetap tenang, Bu Talita, saya akan segera memanggil bantuan!"
Jason Bright dengan cepat meraih radio komunikasinya dan hendak memanggil tim medis dan bala bantuan, tetapi tangan Talita Moon tiba-tiba menahannya, "Ja-jangan!"
"Bu ... Anda!"
Talita Moon berada dalam kesadaran yang tipis. Namun dia tahu bahwa dirinya sedang dalam pengaruh sesuatu.
"T-tolong!" bisiknya dengan lirih, suaranya hampir tak terdengar.
Tiba-tiba, Talita Moon merasakan sebuah tangan yang hendak menggendong tubuhnya yang lemah. Talita segera mengalungkan tangannya ke leher pria itu dan menempelkan bibir basah miliknya tanpa mampu dia tolak.
Pria yang menggendongnya sedikit terkejut, akibatnya kedua insan itu kembali berguling di lantai marmer yang dingin.
"Eh..."
"Bu, jangan!" seru Jason Bright dengan suara bergetar, berusaha melepaskan diri dari Talita, namun Talita tidak mampu menanggapi apa pun selain tindakannya yang secara langsung menempatkan posisi di atas tubuh Jason Bright.
Senter yang dipegangnya Jason Bright terlepas dan cahaya redup menyinari satu sisi kecil dari ruangan tersebut.
"Eh!"
Jason Bright berusaha mendorong tubuh Talita Moon yang mencengkram erat kerah kemeja miliknya serta tidak berhenti memberikan gerakan penuh gelora disertai napas yang menderu-deru.
"Hmmpt ... hmmptt ..., Bu ... sadar, Bu, ini salah, Bu Talita Moon !"
Jason Bright berusaha mendorong tubuh Talita Moon yang mencengkram erat kerah kemejanya, memberikan ciuman yang sangat kasar.
"Ini salah! Astaga, Bu! Apa yang terjadi padamu?" tanya Jason Bright setelah berhasil melepaskan diri dan mundur satu meter ke belakang dengan posisi masih terduduk di lantai dan mata menatap wanita di hadapannya dengan tatapan tidak percaya.
Namun, dari cahaya remang-remang senter yang terguling di lantai, Jason Bright bisa melihat dengan jelas, Talita Moon mulai melepaskan blazer dan kemejanya satu persatu.
"B-bu..."
Terlihat minim kesadaran, Talita Moon bergerak dengan keringat dingin yang membuat tubuhnya bergetar hebat.
Napasnya tidak teratur, terdengar seperti dengusan naik turun. Ada sesuatu yang aneh dalam dirinya dan menuntut harus dia tuntaskan atau napasnya terasa akan terputus saat itu juga.
"J-jangan, ini salah, Bu ... " Jason Bright tidak mampu melanjutkan kalimatnya karena bibirnya sudah kembali dicium secara paksa oleh Talita Moon.
Talita mengalungkan tangannya dengan erat ke leher kekar Jason.
"Bu, ini... hmmpt!"
Jason berusaha mendorong kecil tubuh wanita yang terlalu agresif saat itu sehingga terbentuk jarak di antara mereka.
Kedua mata mereka bertemu dan saling menatap dalam-dalam.
"Bu..."
Talita Moon menatap Jason Bright dengan mata sendu dan berkaca-kaca, dia menyadari bahwa apa yang akan dilakukannya hari ini adalah hal yang bakal membuat dirinya hancur, namun rasa sesak di dadanya akan membuatnya kesusahan bila tidak dituruti seketika itu juga.
Dia adalah wanita dewasa yang bisa mengerti bahwa ada yang mencampuri minumannya dengan obat penambah stamina yang berfungsi sebagai obat perangsang dan dia harus membuang stamina yang berlebihan itu dengan mengorbankan kehormatannya atau dia akan tersedak dalam napasnya sebelum mendapatkan bantuan medis.
Pria tampan di depannya adalah pria muda yang mungkin bisa dibayarnya nanti agar menutup mulut dan merahasiakan semuanya, monolog Talita Moon sambil membuka bagian bawah pakaiannya satu persatu dengan tangan gemetar.
Jason tertegun saat Talita membuka tali pinggangnya dan berusaha meraih apa yang dia anggap sensitif.
"J-jangan!" Jason masih berusaha bertahan dari goncangan iman yang menggodanya saat ini.
Namun, tidak dapat dipungkiri. Jason Bright adalah pria muda yang normal.
Menyaksikan adegan di depan matanya, dengan tambahan rayuan maut yang tidak berhenti, membuat dia tidak sanggup melakukan apa pun selain menelan salivanya dengan cepat dan berusaha mengontrol nafsu yang sudah membangkitkan sesuatu dalam dirinya.
"Bu! Ini tidak wajar, Ibu kerasukan? Sa-saya a-akan memanggil bantuan!" seru Jason Bright dengan tangan gemetaran. Berusaha menjauh dari Talita dengan kemeja yang sudah tergeletak di lantai.
"Ja-jangan!, s-saya diracuni seseorang, tolong bantu saya ... pelepasan," ucap Talita Moon lalu mendekati Jason dengan cepat dan mulai duduk di atas pangkuan Jason kemudian melakukan gerilya yang membuat pria itu sama sekali tidak berkutik.
"Bu..."
Jason Bright menelan salivanya sekali lagi dengan cepat, hal ini tentu sangat rumit baginya karena dia baru bekerja selama dua bulan sebagai sekuriti, gajinya bahkan belum diberikan oleh ayahnya yang ternyata adalah sang pemilik gedung tersebut.
Wanita dengan kulit mulus yang sedang merajarela di atas tubuhnya adalah seorang CEO di perusahaan penyewa gedung yang dia jaga malam ini.
Apakah ini bukan berarti dia hanya mencari masalah? pikir Jason Bright sambil memejamkan mata, sekaligus menikmati gelombang kenikmatan yang disuguhkan oleh sang penakluk.
"Ahh, lagian wanita ini yang mengajak, tidak ada salahnya melayani. Mungkin saja, ini bukan pertama kali untuknya," gumam Jason Bright dalam hati. Bagian sensitifnya juga sudah mulai memberontak. Meronta untuk melampiaskan hasrat dari hormon maskulin miliknya.
"Maafkan saya, Anda ... anda yang memulainya!" seru Jason Bright lalu membalikkan keadaan, memutar tubuh Talita yang terlihat molek untuk wanita karir yang sukses sekaligus merupakan atasannya.
Jason segera menindihnya dan menaikkan kedua tangan Talita Moon di atas kepalanya lalu mulai mencumbu wanita cantik berkulit putih yang sudah setengah polos tersebut.
"Ughh!" Rintihan dari bibir Talita Moon terdengar parau, serak-serak basah dan suaranya bergetar saat menerima apa yang tidak pernah diimpikannya.
Kedua insan itu berpacu dalam cahaya remang-remang dari senter yang terguling tak jauh dari mereka, semua terjadi tanpa ada gangguan dan hanya terdengar deru napas bergantian, namun CCTV ruangan itu tetap berkedip-kedip, merekam semua kegiatan yang terjadi sepanjang tahun, termasuk malam naas tersebut.