/0/24872/coverorgin.jpg?v=032e324468bb6285672c751841582adb&imageMogr2/format/webp)
Maya berdiri di depan cermin, menatap bayangannya yang mengenakan gaun biru muda kesayangannya. Hari ini adalah hari istimewa-ulang tahun pernikahannya yang kelima dengan Adrian. Ia memeriksa setiap detail penampilannya, dari lipstik merah menyala hingga aksesori sederhana yang membuatnya terlihat anggun. Momen ini seharusnya menjadi perayaan cinta mereka, tetapi ada rasa gelisah yang mengganggu di dalam hati Maya.
Di ruang makan, meja telah disiapkan dengan indah. Lilin menyala, memberikan suasana romantis. Adrian muncul dari dapur dengan senyum lebar, membawa sepotong kue ulang tahun. "Selamat ulang tahun, sayang!" serunya, menempatkan kue di meja. "Aku sudah menyiapkan sesuatu yang spesial untukmu."
"Wow, terima kasih! Ini terlihat luar biasa!" Maya berusaha tersenyum, meski pikirannya masih terjebak pada rasa curiga yang muncul akhir-akhir ini.
Adrian menyelipkan kue ke dalam piring dan menyajikannya. "Kita harus merayakan ini dengan baik. Setelah ini, aku punya kejutan lain untukmu."
Maya mengangguk, berusaha untuk tidak membiarkan keraguan menguasai suasana. "Kejutan? Apa itu?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.
"Ah, itu rahasia. Tunggu saja, ya." Adrian menyeringai, matanya berbinar. Namun, Maya tidak bisa menghilangkan perasaan aneh yang mengganjal di dalam hati.
Setelah makan malam yang romantis, Maya mengambil ponselnya dan memutuskan untuk memeriksa pesan-pesan yang masuk. Saat ia membuka aplikasi pesan, ada sesuatu yang menarik perhatiannya-sebuah notifikasi yang muncul dari aplikasi pesan instan. "Adrian, ada pesan dari siapa?" pikirnya.
Tanpa berpikir panjang, Maya menatap layar ponsel Adrian yang tertinggal di meja. "Ini pasti penting," gumamnya, meraih ponsel dan membukanya. Namun, jantungnya berdebar ketika ia menemukan pesan-pesan yang mencurigakan dari seseorang bernama Clara.
"Berharap bisa bertemu lagi, sayang. Kapan kita bisa melakukan itu?" bunyi salah satu pesan.
Maya merasakan dunia sekelilingnya bergetar. "Apa ini?" tanyanya pada dirinya sendiri, suaranya nyaris bergetar. Dalam sekejap, kebahagiaan yang semula mengelilinginya lenyap, tergantikan oleh rasa sakit dan bingung.
"Ada apa, Maya?" Adrian yang tiba-tiba muncul, melihat wajah istrinya yang pucat. "Kau terlihat seperti melihat hantu."
Maya berusaha untuk tetap tenang, namun gelombang emosinya sulit dibendung. "Tidak ada... hanya... hanya melihat ponselmu," jawabnya, berusaha menyembunyikan rasa curiga yang berkecamuk di dalam hatinya.
Adrian menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, namun senyumnya tetap terjaga. "Oh, maaf, aku mungkin meninggalkan beberapa pesan penting di situ. Kita harus merayakan, bukan membahas hal-hal lain," ujarnya, berusaha mengalihkan perhatian Maya.
Maya tersenyum palsu. "Tentu, merayakan. Mari kita fokus pada hal yang positif." Namun, di dalam hatinya, keraguan mulai tumbuh menjadi benih kebencian.
Malam itu, ketika Adrian terlelap, Maya tidak bisa tidur. Dia berbaring di samping suaminya, matanya terbuka lebar menatap langit-langit. Semua kenangan indah yang mereka bangun seolah-olah hancur dalam sekejap. Rasa sakitnya begitu mendalam, membuatnya merindukan masa-masa ketika cinta mereka terasa sempurna.
"Bagaimana bisa dia melakukan ini padaku?" bisiknya, mencoba menenangkan dirinya. Dia tahu satu hal pasti: kepercayaan yang telah dibangun selama ini telah hancur, dan di dalam hatinya, dia bertekad untuk menemukan kebenaran.
Setelah beberapa lama berjuang dengan pikirannya, Maya memutuskan bahwa hari berikutnya ia akan melanjutkan penyelidikan. Dia tidak akan membiarkan pernikahan mereka dihancurkan tanpa melakukan perlawanan.
Saat fajar menyingsing, Maya merasa siap untuk menghadapi kebenaran. Dia tahu bahwa tidak ada lagi ruang untuk kebohongan dalam hidupnya.
"Adrian, tunggu saja," bisiknya pelan, "aku akan menemukan semua kebenaran, bahkan jika itu berarti merusak semua kebahagiaan yang kau bangun di atas kebohongan."
Dengan tekad yang baru, Maya bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan datang. Janji yang dikhianati tidak akan dibiarkan begitu saja; ini adalah awal dari perjalanan panjang untuk menemukan kebenaran yang tersembunyi di balik senyuman manis suaminya.
Hari baru telah tiba, tetapi bagi Maya, semuanya terasa kelabu. Dia duduk di meja makan, menatap secangkir kopi yang sudah dingin. Suara Adrian di dapur membuatnya terbangun dari lamunannya.
"Maya, mau sarapan apa? Aku bisa bikin omelet kesukaanmu!" teriak Adrian dari dapur, mencoba menciptakan suasana ceria.
Maya tersenyum tipis, berusaha menanggapi dengan semangat. "Omelet dan roti panggang, ya. Terima kasih, sayang."
Ketika Adrian muncul dengan piring sarapan, Maya merasakan senyumannya dipaksakan. "Selamat pagi! Hari ini aku ada banyak rencana. Mungkin kita bisa jalan-jalan setelah kau selesai?" katanya, menyuguhkan piring dengan penuh harap.
"Ya, mungkin. Kita lihat saja nanti," jawab Maya, berusaha tidak memberi Adrian kecurigaan. Namun, dalam hatinya, rencananya untuk menyelidiki hubungan Adrian dengan Clara semakin menguat.
/0/27132/coverorgin.jpg?v=8a62a4074b9bfa878363e400e61cfb66&imageMogr2/format/webp)
/0/26710/coverorgin.jpg?v=b1cd94986537d9e613cddf067ac78116&imageMogr2/format/webp)
/0/27684/coverorgin.jpg?v=9407bbbeb2dd776ebabe50be116d8904&imageMogr2/format/webp)
/0/6686/coverorgin.jpg?v=8f57c8487015cd2c6ba77b57592e0dbc&imageMogr2/format/webp)
/0/27625/coverorgin.jpg?v=e57a938fc1f25719ca05d770768fb08d&imageMogr2/format/webp)
/0/28970/coverorgin.jpg?v=10344e79afe4e75605576644215a88a9&imageMogr2/format/webp)
/0/26866/coverorgin.jpg?v=61d48a61e59f46241004869e31b436c0&imageMogr2/format/webp)
/0/22401/coverorgin.jpg?v=05880cb9713db940c28c9e6ab28b6350&imageMogr2/format/webp)
/0/18349/coverorgin.jpg?v=cf37b72abd26dae4467f484c4694da1d&imageMogr2/format/webp)
/0/26442/coverorgin.jpg?v=4dfe84d88149d8b3823065b373c3e037&imageMogr2/format/webp)
/0/30995/coverorgin.jpg?v=383f18e6bbf05c51dc35788488cf49fc&imageMogr2/format/webp)
/0/29163/coverorgin.jpg?v=c354ec2c6aed2db5390990818807a52d&imageMogr2/format/webp)
/0/21121/coverorgin.jpg?v=bee36f504864146c898793df8909b8a0&imageMogr2/format/webp)
/0/27200/coverorgin.jpg?v=b250a528e180dbffa54c6e5df87dedc1&imageMogr2/format/webp)
/0/27225/coverorgin.jpg?v=afa14fbaade9b3a9d0c65a8433138a3b&imageMogr2/format/webp)
/0/29189/coverorgin.jpg?v=0833a9cb8133e62e2ac8bb4be13fef96&imageMogr2/format/webp)
/0/16078/coverorgin.jpg?v=c3990aa00c0bc5f2524051abfe2f061d&imageMogr2/format/webp)