Marcia kecil sejak berumur 3 tahun di asuh oleh Keluarga Tjahyadinata. Pasangan suami istri Tjahyadinata sangat menyayangi Marcia dan sudah dianggap sebagai putri kandung mereka. Killian Tjahyadinata, umur 18 tahun si playboy yang ramah dan ketampanannya selalu berhasil memikat gadis-gadis mencintai Marcia, gadis yang sejak kecil tinggal di rumahnya dan yang sangat di sayanginya. Sangking takutnya ketika dia menyadari telah jatuh cinta pada Marcia si gadis kecil yang sudah menjelma menjadi remaja cantik, polos nan ceria, Killian sampai lari ke New York dan tinggal disana bertahun-tahun. Playboy sepertinya jatuh cinta? Never! Yang benar saja! Aku bukan pedofil! Setelah 15 Tahun pelarian yang panjang atas perasaannya, akankah cinta Killian bertahan? Apa yang terjadi pada kedua orang tua Marcia? Mampukah Killian mendapatkan restu dari kedua orang tuanya? Cover designed by @Paponggraphic.id and Owned by Phoenixia
Tahun 2006
Jakarta, Kediaman Tjahyadinata pukul 1:00AM
Bagaimana bisa?! Ini tidak mungkin!
Seorang pria tercengang menatap layar laptopnya yang menampilkan grafik-grafik dan angka-angka rumit. Selama apapun dia menatap angka-angka dan grafik itu tetap saja tidak akan mengubah keadaan.
Bulan sudah terbit tinggi, sudah menjelang tengah malam dan pria itu masih berusaha memahami nilai saham perusahaannya yang terjun bebas sejak menjelang penutupan Bursa Efek Jakarta sejak sore tadi.
Masih berkutat dengan kenyataan yang harus diterimanya, jika perusahaannya yang sudah dirintis dengan susah payah dengan mempertaruhkan segalanya harus runtuh dalam semalam. Bahkan karena sebab yang masih belum diketahui.
Sejak nilai saham perusahaannya semakin jatuh, pria itu langsung mengadakan rapat darurat dengan Dewan Direksi dan memerintahkan orang kepercayaannya untuk melakukan investigasi mencaritahu penyebabnya. Dan sejauh yang diketahui mereka, tidak ada yang aneh dengan kondisi perusahaan dan kondisi di pabrik.
Dan kesimpulan hasil rapat tadi sore hanyalah nilai saham perusahaan mereka hancur karena hasil kerja hacker yang bahkan belum diketahui keberadaannya.
***
"BRUUUMMMM"
Sebuah mobil melaju kencang dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibukota yang lenggang dan sepi.
Seorang pria tampak kesulitan bernapas, butir-butir keringat dingin mulai bermunculan di pelipisnya, dengan susah payah dia meremas dada kirinya dimana jantungnya berada.
"Bertahanlah sobat, kamu pasti bisa. Ingat Marcia dan Misato membutuhkanmu Andrew!"
Ya, pria yang sedang sekarat itu adalah Andrew Kellgaren, pemilik K Global Enterprise. Perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan pabrik makanan ringan dengan merek dagang "OHIO"
Andrew mendadak kolapse di ruang kerja di kediaman Keluarga Tjahyadinata, sahabatnya sejak kuliah, tempatnya menginap selama berada di Jakarta.
"Ayah! Paman Andrew..." panik seorang remaja pria sambil meneteskan airmata dalam ketakutannya.
"Tenanglah Lian, jangan panik! Sebentar lagi kita sampai di rumah sakit" sahut seorang pria sambil menengok kebelakang sekilas, kemudian langsung menginjak pedal gas dan mobil itu langsung melaju dengan kecepatan penuh membelah jalanan ibukota menuju ke rumah sakit terdekat.
***
Rumah Sakit Pelita, IGD
Seorang perawat keluar dari ruang IGD sambil mendorong brankar, diikuti seorang dokter. "Pasiennya dinaikkan ke brankar pak" ucap sang dokter kepada Killian dan ayahnya Thomas yang sedang mengeluarkan tubuh Andrew yang sudah tidak sadarkan diri dari mobil mereka dengan dibantu oleh seorang tenaga kesehatan pria.
"Langsung bawa ke ruang tindakan suster! Siapkan Defribrilator!" dan brankar Andrew langsung di dorong masuk ke ruang tindakan di IGD.
Thomas dan Killian menunggu di luar ruang IGD, mereka berdua duduk di kursi besi di depan ruang IGD termenung dalam kekalutan.
Bagaimana ini bisa terjadi? Batin Thomas, kemarin siang harga sahamnya masih stabil, arus jual beli juga masih normal, tetapi menjelang penutupan bursa langsung anjlok drastis...Ahhhhh tidak heran Andrew shock mendengarnya pikir Thomas.
Dan kemudian Thomas menengok ke arah Killian. Ditatapnya putranya yang sedang duduk bersandar sambil memejamkan mata.
"Son, pulanglah ke rumah..istirahatlah, kamu pasti lelah besok masih harus kuliah. Jangan cemaskan Paman Andrew, biar ayah yang menjaganya di sini. Ibumu pasti cemas, pulanglah beri kabar pada ibumu".
Mendengar perkataan ayahnya, Killian langsung mendongakkan kepalanya dan menatap sang ayah. Kemudian menganggukkan kepalanya mengiyakan perintah Thomas dengan lelah.
Sebelum berjalan ke pintu, sekali lagi Killian menatap sang ayah..."Ayah juga istirahatlah, besok selesai kuliah aku akan langsung ke sini menggantikan ayah. Aku pulang dulu yah".
"Hati-hati son..."
***
Tokyo, Kediaman Kellgaren pukul 3:00AM
PRANGGG!!
Di tengah dapur yang temaram dekat bar stool, seorang wanita cantik berambut lurus hitam panjang mendadak tersentak dan menjatuhkan sebuah gelas yang sedang di pegangnya.
Jari-jari tangannya mendadak gemetar hebat, pelipisnya mulai berkeringat dingin, wajahnya yang cantik pucat dengan bibir gemetar.
Wanita cantik bermata sipit itu mendadak merasakan kegelisahan yang teramat sangat.
Kenapa aku merasa tidak enak ya? Lebih baik aku kembali tidur dan istirahat. Mungkin ini hanya perasaanku saja karena terlalu lelah. Pikir wanita itu.
Di ambilnya sapu dan pengki untuk membersihkan pecahan gelas tersebut, setelah itu, wanita itu berjalan keluar dapur dan menaiki anak tangga menuju lantai dua dimana kamar utama yang di tempatinya berada.
Sebelum berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat, wanita itu terlebih dahulu mengecek kamar putri satu-satunya. Berjalan mendekat ke arah tempat tidur sang putri, wanita itu memandang putrinya penuh cinta dan tersenyum penuh kasih kemudian membetulkan letak selimut sang putri sebatas dada, mengecup keningnya dan kemudian berjalan dengan anggun keluar kamar sang putri untuk menuju kamar utama yang ditempatinya bersama sang suami yang sekarang sedang bertugas ke luar negeri.
***
Jakarta, Rumah Sakit Pelita
Sinar Matahari menerobos masuk menyinari ruangan ICU. Hanya bunyi mesin penopang hidup Andrew yang berbunyi seiring dengan suara detak jantungnya yang stabil dengan grafik-grafik yang menunjukan detak jantungnya di layar monitor.
Thomas memandang sedih kondisi Andrew dari balik kaca transparan tersebut, sebagai pembatas ruangan steril dengan ruang tunggu.
Suara langkah kaki tergesa-gesa makin mendekat.
"Apa yang terjadi Yah?"
Dengan raut wajah cemas Ellena Tjahjadinata melangkah menghampiri Thomas, suami nya di depan ruang ICU. Mendengar suara istrinya, Thomas hanya mampu memejamkan mata sejenak untuk menenangkan diri kemudian menatap istrinya dengan sendu dan menceritakan kejadian semalam dari awal.
Mendengar penuturan suaminya, Ellena hanya mampu terkesiap sambil beralih menatap ke arah Andrew yang terbaring tidak berdaya di dalam ruang ICU dan menutup mulutnya dengan tangan yang gemetar dan air yang menggenang di sudut matanya yang cantik " Bagaimana bisa Yah?"
" Apakah sudah tidak dapat di selamatkan lagi? Bagaimana dengan Misato dan Marcia? Apa mereka sudah tahu hal ini? Hiks hiks..." tangis Ellena sambil mengusap hidungnya dengan tissue.
"Aku akan menghubungi Misato setelah dokter visit siang ini sayang. Bagaimanapun dia harus tahu apa yang terjadi pada perusahaan dan Andrew."
"Hiks...hiks...iya sayang, aku akan mendampingimu untuk mengabarkan berita ini padanya" ucap Ellena sambil menyusut air mata yang menetes di pipi pucatnya.
"Killian sudah ke kampus?"
"Sudah...putra kita akan kemari jam 2 siang nanti"
"Baiklah, ayo kita sarapan dulu Bu. Kamu pasti belum makan."
"Ayo Yah...Ayah juga pasti belum makan. Maaf ya ibu tidak masak pagi ini" sesal Ellena merasa bersalah pada suaminya karena tidak melaksanakan tugasnya sebagai istri.
"Tidak apa Bu. Sekali-sekali kita sarapan di luar gak masalah. Lagipula ibu juga perlu istirahat dari daerah dapur hahaha..." canda Thomas pada istrinya sambil tersenyum.
Ellena yang mendengar candaan suaminya pun tersenyum sambil memukul pelan lengan suami tersayang.
" Ayah bisa aja"
***
Tokyo, Kediaman Kellgaren
Misato sungguh terkejut luar biasa saat menonton siaran berita di televisi yang menayangkan berita mengenai kolapsenya K Global Enterprise, perusahaan Andrew, suaminya.
Tanpa banyak berpikir lagi, Misato langsung menghubungi nomor ponsel Andrew. Setelah dering beberapa kali tidak ada yang mengangkat dan, baru setelah percobaan ke tiga akhirnya ada yang mengangkat telponnya.
"Halo sayang ?" sambut Misato
"........"
"Apa......??"
Dan berita dari seberang sama membuatnya syok.
Sambil meneteskan air mata di pipi pucatnya, Misato menatap ke arah taman di halaman belakang rumahnya. Menatap gadis kecilnya yang masih berusia 3 tahun yang sedang bermain bola dan tersenyum ceria sambil memandang ke arahnya.
Sambil tersenyum polos dan ceria gadis kecil itu memanggilnya dengan antusias sambal melambaikan tangannya kearah Ibunya.
"Mama"
"Marcia......Putriku..." bisik Misato dengan pilu.
***
Bersambung...
Bab 1 Kellgaren Spouse
08/11/2024
Bab 2 Marcia Kellgaren
08/11/2024