Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Algara is Mine

Algara is Mine

x.arah18

5.0
Komentar
Penayangan
4
Bab

Alga menjadikan Rea sebagai kekasihnya, hanya karena tidak ingin rahasia tentang hutan gelap itu di ketahui Rea. Namun, kehadiran Farhan yang ternyata mengenal Rea lebih akrab membuatnya waspada. Farhan adalah musuhnya. Lexa juga tak ingin mundur mendapatkan Alga dengan cara tunangan. Alga, Farhan, dan Lexa. Memperjuangkan dan menyingkirkan

Bab 1 Kesasar

"Ok, jadi fiks ini yang alamat kamu kirim?" Seorang gadis sedang menelepon kurir yang akan mengantarkan pesanan barang yang ia nantikan, COD. Namun ia tidak akan meminta sang kurir mengantarkan paket itu ke alamat rumahnya, sangat beresiko apabila orang tuanya tau.

"Aku bakal kesana sekarang," ia bergegas memakai hoodie-nya. Dan topi yang menutupi setengah wajahnya.

Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman smirk.

***

Tiba di sebuah tempat yang sepi di tepi jalan, Rea turun dari motor ninjanya. Matanya mencari-cari kurir yang sudah memberitahu tempatnya namun Rea tidak menemukan siapapun.

"Kok gak ada orang sih? Katanya disini," mata Rea melihat ke sekeliling yang sedikit berkabut dan gelap.

'Jangan bilang, aku di bohongin,' Rea membatin dengan perasaan tidak tenang.

Tidak jauh dari Rea, 3 orang laki-laki sedang bersantai dengan botol minumannya masing-masing.

"Gak nyangka banget emang, club se-terkenal itu langsung di tutup tadi."

"Emang siapa sih berani nutup clubnya?"

"Pasti bukan sembarang orang."

Rea tak sengaja mendengar percakapan itu.

Rea melihat ketiga orang tersebut, hatinya memperingati untuk tidak mendekatinya.

'Gak, jangan tanya apapun sama mereka,' seakan tau itu akan menjadi hal yang berbahaya, Rea menaiki motornya kembali.

Akan tetapi, motornya tidak bisa menyala. Tangan Rea menarik gasnya sekali lagi, tapi nihil.

"CK, ayo. Please, jalan. Aku harus pulang," Rea panik sendiri.

"Stt, samperin. Ada cewek cantik."

3 laki-laki itu mendekati Rea.

Rea yang merasakan kehadiran seseorang pun langsung membuat ancamg-ancang waspada. Ia turun dari motor dan bersiap menghajar mereka.

"Mau apa kalian?" Tanya Rea ketus. Ia menggertak marah.

"Aduh, cantik. Jangan marah dong. Kita disini cuma mau kenalan aja boleh kan?"

"Gakk!"

"Dia galak banget ternyata, Bos."

"Jangan ganggu dia," suara berat dan tegas itu membuat 3 laki-laki itu menoleh.

"K-kabur."

Mereka langsung berlari sekencang-kencangnya karena ketakutan melihat lelaki jas hitam.

Rea masih bingung, entah siapa lelaki di sampingnya ini sampai di takuti oleh mereka.

"Kamu, jangan pernah kesini lagi dan lupakan."

'Hah? Di lupain? Ya kali, aku aja baru kesini gara-gara COD diem-diem dari Mama,' kesal Rea dalam hati.

Lelaki berjas hitam itu berbalik pergi.

"Tunggu!"

Langkahnya berhenti.

"Kayaknya ini jauh banget dari rumahku. Dan kebetulan motorku gak bisa. Boleh minta tolong tumpangannya gak?" Pinta Rea memohon, jika bukan lelaki itu dengan siapa lagi ia meminta bantuan.

Menghela nafas. "Ya."

***

"Ini rumah kamu?"

Rumah minimalis dengan cat merah mudah, tidak begitu luas.

"Gak, sih. Ini kos. Soalnya dekat aja sama kampusku."

"Makasih ya. Mau mampir gak?" Tawar Rea.

"Gak perlu. Aku pulang. Lain kali, jangan pernah kesana," ujarnya mengingatkan.

"Btw, siapa nama kamu?" Sebelum lelaki tampan ini pergi, Rea harus tau namanya.

"Algara, Alga aja."

Rea senyum-senyum sendiri. 'Alga. Ganteng banget sih, dia.'

***

Malam ini, Rea menyelesaikan tugas pertamanya. Tangannya sibuk mengetik makalah di laptop.

"Gara-gara COD yang gak jelas tadi, aku gak nerima paket tas incaranku," Rea bersidekap dada. Menyandarkan punggungnya di kursi. Meskipun ia kos, terkadang Mamanya datang mengirim makanan atau uang.

Hidup Rea tidak terlalu menyenangkan, waktunya hanya kuliah, di kos, dan tidur.

Rea mempunyai satu teman baru, Olla. Teman satu jurusan matkul.

"Kenapa wajahnya kayak gak asing ya. Apa ... aku pernah kenal?" Rea berpikir sejenak.

***

"Gawat, tadi ada cewek yang masuk ke hutan kawasan kita. Gue gak tau dia lagi apa disana. Tapi, ini peringatan buat kita. Cewek itu, jangan sampai tau," ucap Algara serius. Ia jarang melakukan pengecekan sampai ada orang-orang yang lolos masuk.

"Siapa cewek pemberani itu, Al?" Tanya Rio menyipitkan mata penasaran.

"Gue belum tau namanya siapa. Tapi gue tau dimana rumahnya."

"Terus, Lo bakalan apain?"

"Awasi dia terus. Gue akan coba jadi pacarnya."

"Wow woww, cari kesempatan dalam kesempitan."

"Berisik Lo. Ini biar rahasia gue gak bocor."

Hutan itu menyimpan rahasia besar Algara, hanya Ken dan Rio saja yang mengetahuinya. Ia mempercayakan teman-temannya menjaga rahasia.

~~~

22 Mei 2023

"Kamu pulang malam lagi?"

"Maaf, Bunda. Tadi cuma ngerjain PR di rumah temen."

"Bunda gak percaya. Kamu pasti kelayapan gak jelas diluar sana. Betah banget ya, sampai pulang jam 9 malem."

"Macet, Bunda. Apalagi aku tadi naik taksi."

"Hah, ada aja alasanmu. Bunda gak suka ya. Kalo kamu lebih milih bantah Bunda."

"Pergi dari rumah ini. Bunda gak suka punya anak yang gak nurut."

"Tapi, aku tinggal dimana kalau ninggalin rumah ini?"

"Itu urusan kamu lah Olla."

Dari balik pilar, Algara mendengarkan semua itu. Olla, adiknya untuk pertama kali di usir dari kediaman Wilson.

'Olla, gak bisa tinggal sendirian,' hati Algara tau jika Olla tidak bisa bergantung pada siapapun selain Bunda atau dirinya.

~~~

"Rea, gimana? Tas incaran Lo udah kebeli?"

"Gak, jadi. Pesanannya batal dan aku di bohongin sampe kesasar. Gila, mana motor aku gak bisa nyala."

"Kesasar?"

"Iya, terus ketemu sama cowok ganteng yang namanya itu.."

Algara berdehem. "Kamu mau jadi pacarku gak?"

Jantung Rea berdebar mendengar pernyataan tiba-tiba dari seseorang. Rea menolehkan kepalanya dan itu adalah Algara.

"Kamu?!"

'Kak Alga ngapain pingin pacaran sama Rea?' Olla tak mengerti maksud Algara.

Tiba-tiba Rea ingat dengan ucapan Algara yang kemarin.

"Kamu, jangan pernah kesini lagi dan lupakan."

Rea tersenyum canggung. "Tiba-tiba aja ya, suka. Emm, temenan aja dulu ya?"

"Kamu gak perlu kerjain tugas makalah, aku udah selesai in. Dan tugas itu aku kasih ke dosenmu."

Rea melotot tak percaya. 'Sogokan nih? Biar aku nerima?'

"Makasih ya, Algara. "

Dari meja yang tak jauh dari Rea, Lexa berdecak kesal.

"Apa-apaan sih, Alga deketin cewek itu."

"Yang sabar, Lex. Gue tau, Alga pasti cuma mainin perasaannya aja. Terus di tinggal."

Lexa memang tidak bisa mendapatkan perhatian Alga, hubungannya backstreet dan tidak boleh di publish ke kampus. Tapi, Algara justru mencari kekasih sendiri dan terang-terangan. Jujur saja hati Lexa kecewa. Algara seperti mengingkari janjinya sendiri.

"Gimana? Kalau gak di jawab, makalahnya aku ambil. "

"J-jangan, Al. Iya, aku mau jadi pacar kamu."

Algara menghela nafas lega. "Nanti malam, ayo dinner. Dandan yang cantik."

"Rea, serius nih jadian sama kak Alga?" Olla masih tak percaya. Kakaknya yang sangat cuek dengan perempuan, sekarang menemukan tambatan hatinya.

Di kampus, Olla tidak saling mengenal Algara. Kata kakaknya, sangat berbahaya jika berkomunikasi di jarak yang dekat.

Algara selalu di awasi, mempunyai musuh dan bisa saja membahayakan keselamatan Olla.

Tapi, yang Olla khawatirkan adalah Rea. Bagaimana nantinya setelah hubungan asmara itu tersebar.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku