Sherly merasa bersalah karena menghabiskan satu malam panas dengan seorang pria beristri. Pagi harinya, dia memutuskan pergi dan meninggalkan pria yang mungkin telah menyukainya sejak awal pertemuan. Namun, kenyataan pahit menghantam kehidupan Sherly tatkala mengetahui dirinya hamil dan keluarganya memaksa untuk membuang darah dagingnya sendiri. Lima tahun berlalu, Sherly mencari anaknya yang ternyata telah diadopsi oleh keluarga Rosell. Lolita yang menggantikan peran Sherly sebagai ibu dari Aarav ternyata adalah istri dari Hansel, pria yang pernah tidur dengan Sherly lima tahun yang lalu. Setelah mengetahui kebenaran itu, Hansel berniat memiliki Sherly seutuhnya, karena sejujurnya hubungannya dengan sang istri bukan berlandaskan cinta. "Aku menyukaimu dari awal pertemuan, dan kamu juga telah melahirkan anakku, maka kamu harus menjadi milikku, hanya milikku," tekad kuat Hansel untuk memiliki Sherly.
Kring ... kring ... kring.
Alarm dari sebuah ponsel terus berbunyi sebelum sang empunya bergerak untuk menghentikannya.
Pagi itu, sekitar pukul 06.00, Sherly, pemilik ponsel menggeliat di atas ranjang deluxe room di sebuah hotel berbintang. Dia sudah terbiasa dengan bunyi alarm tersebut. Walaupun kepala masih berdenyut, kedua bola matanya yang indah perlahan mengerjap.
Sherly belum menyadari kondisinya saat ini. Dia pun hendak memutar tubuhnya untuk meraih ponsel di atas nakas, namun sebuah tangan besar yang melingkar di tubuhnya membuat gadis itu kesulitan untuk bergerak.
Di saat yang bersamaan, sebuah suara bariton mengagetkan Sherly.
"Berisik ... cepat matikan alarmnya!" perintah pria di sebelah Sherly.
Sontak Sherly menoleh ke samping kirinya dan menemukan seorang pria tampan nan gagah sedang mengoceh dengan mata yang masih terpejam.
"Dia ... pria ini." Sherly terkesiap, jantungnya serasa mau lompat dari tempatnya. Belum lagi ketika menyadari tubuh polosnya yang hanya tertutup selembar selimut coklat muda. Dunia serasa mau kiamat detik itu juga.
"Bagaimana bisa ini terjadi?" Dengan tangan gemetar, Sherly lantas menurunkan tangan pria itu dari tubuhnya.
Selain kesadaran yang belum terkumpul seratus persen, pria itu juga dalam keadaan telanjang, sama seperti Sherly. Mereka berdua hanya dilindungi selembar selimut berbahan sutra.
Setelah mengenakan pakaiannya, Sherly duduk di tepi ranjang sembari menatap pria yang masih tertidur lelap itu.
"Apa yang terjadi denganku?"
Sherly mencoba mengingat kejadian tadi malam. Diakui, Sherly memang ikut minum minuman beralkohol yang disuguhkan oleh salah satu temannya, dan ini adalah pengalaman pertamanya mengkonsumsi minuman haram tersebut. Jelas, jika Sherly tidak memiliki toleransi tinggi pada minuman beralkohol, hingga dia langsung mabuk berat pada malam itu.
Sherly hanya ingin menghargai perpisahan yang telah dipersiapkan oleh teman-temannya, namun dengan polosnya, dia tidak memiliki pikiran akan berakhir seperti ini. Mabuk dan seterusnya berakhir di ranjang dengan seorang pria.
Lagi pula, mereka beramai-ramai di tempat tersebut, kenapa bisa Sherly sendiri yang terasing dan berakhir dengan seorang pria yang tidak dikenal?
"Siapa yang membawaku ke sini?" Sherly masih berpikir keras. "Apa aku datang sendiri untuk menawarkan diri pada pria ini? Ah ... Sangat memalukan."
Malam itu adalah malam pertama Sherly masuk ke dalam klub malam. Atas nama pertemanan, dia mengikuti teman-temannya yang sedang merayakan hari kelulusan. Karena mereka akan segera masuk ke universitas yang berbeda-beda, Sherly manut saja dan beranggapan jika pesta ini hanya untuk bersenang-senang dan akan berakhir dengan sekejap mata.
Di saat sedang memandangi pria di atas ranjang, Sherly teringat dengan sikap centil yang ditunjukkan bersama dengan teman-temannya.
Tidak bisa dipungkiri, Sherly and the gang yang masih dalam tahap pubertas sempat menggoda beberapa pria di dalam klub malam, termasuk pria yang sudah menjadi teman ranjangnya malam ini.
Untuk menguji kemahiran dalam merayu, mereka bahkan menunjukkan sikap liar di depan para pria. Tapi semua itu hanya akting semata dan hanya dilakukan malam itu saja untuk menuntaskan masa remaja yang akan berakhir.
"Aku harus tahu identitas pria ini."
Karena masih terlalu pagi, Sherly tidak berniat untuk membangunkan pria itu. Dengan mata awas, dia segera berjalan mengelilingi ranjang. Di atas lantai, Sherly menemukan celana panjang, lalu merogoh dompet di dalamnya.
Yang pertama Sherly lakukan adalah mengeluarkan sebuah kartu identitas. Tertulis nama Hansel Rosell. Dari tahun kelahiran, Sherly menyimpulkan usia pria itu 12 tahun lebih tua darinya.
Hansel telah berusia 30 tahun, sedangkan Sherly baru berusia 18 tahun.
Sherly telah tidur dengan pria yang lebih cocok menjadi omnya.
Namun dari sekian data-data yang tertera dalam kartu identitas tersebut, yang paling mencengangkan bagi Sherly adalah status dari Hansel. Pria yang sudah tidur dengannya ternyata adalah pria dengan status menikah.
"Dia sudah punya istri." Dengan satu tangan, Sherly yang terisak menutup mulutnya. Dia khawatir suaranya terdengar oleh Hansel.
"Aku sudah merusak rumah tangga orang." Sherly berpikir sejenak. Dia wanita, dan akan ada wanita yang tersakiti dengan kejadian ini.
Tanpa pikir panjang, Sherly meraih tas ranselnya dan bergegas meninggalkan ruangan mewah itu. Sebisa mungkin, dia akan menganggap kejadian ini tidak pernah terjadi.
Pada saat keluar dari gedung hotel, Sherly tidak sengaja menabrak seorang pria.
Reynand nama pria itu. Dia adalah teman Hansel dan berniat mengecek kondisi sang sahabat setelah mendapat kabar dari salah satu rekan mereka.
"Ah ... ma ... maaf, saya tidak sengaja," ucap Sherly sambil membungkuk. Dia sengaja menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya agar tidak ada yang mengenali.
Apa yang dipikirkan orang luar saat melihat gadis berusia 18 tahun keluar dari sebuah hotel di pagi hari? Ah ... harusnya dia juga sadar, tidak pantas memasuki klub malam di usia yang masih sangat muda. Kini, hanya penyesalan yang tersisa. Sherly merasa hidupnya sangat buruk.
"Kamu tidak apa-apa?" Reynand justru mengkhawatirkan Sherly yang mungkin saja terluka.
"Tidak apa-apa, aku harus pergi." Sherly setengah berlari meninggalkan hotel.
Reynand tersenyum kecil dan tidak ambil pusing dengan tingkah laku Sherly yang berjalan terburu-buru.
"Gadis jaman sekarang." Reynand geleng-geleng kepala memandangi kepergian Sherly. "Entah apa yang dia lakukan di dalam hotel ini?"
Untuk mengurus proyek di kota itu, Hansel telah menginap beberapa hari di hotel tersebut. Jadi, Reynand tidak perlu lagi bertanya pada resepsionis. Langkahnya yang panjang langsung menuju sebuah kamar VVIP.
"Bangun woiii ...!" Reynand berteriak kencang sambil menyingkap selimut yang menutupi tubuh Hansel.
Seketika Reynand tercengang menyaksikan tubuh bugil sahabatnya. Dia tidak menyangka jika Hansel mungkin baru saja bercinta dengan seorang wanita. Ditambah lagi ada noda merah di atas ranjang, apakah sahabatnya yang terkenal dingin dengan wanita itu baru saja berkencan dengan seorang perawan?
Hansel lebih panik. Beruntung dia tengah tengkurap saat itu. Tangan panjangnya segera meraih selimut untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.
"Sialan kamu, sembarangan masuk kamar orang!" maki Hansel dengan kesadaran yang belum penuh.
Masih syok dengan kejadian tersebut, Reynand mematung di depan Hansel. Hanya kedua bola matanya yang bergerak tajam. Pandangannya jelas menyapu setiap sisi ruangan.
"Mau ngapain kamu ke sini?" Hansel bertanya kesal. "Kenapa tidak menelpon dulu?"
"Di mana gadis itu?" Bukannya menjawab pertanyaan Hansel, Reynand justru melempar pertanyaan baru. "Apa kamu ingin menyembunyikannya dariku?"
Hansel memijit pelipisnya. Dia juga baru menyadari keberadaan gadis yang sudah menghabiskan malam dengannya.
'Di mana dia? Apa dia sudah pergi?' Hansel berpikir sendiri. Dia masih mengingat rasa yang diberikan oleh gadis muda itu. Tidak mungkin dia melepaskannya begitu saja.
Di kamar lainnya.
Plak ... plak.
Dua orang pria muda mendapatkan tamparan keras dari seorang pria dewasa.
"Dasar goblok, sia-sia aku membayar mahal seluruh pengeluaran kalian tadi malam. Aku kembali gagal untuk mendapatkan Sherly," marah Ronald dengan wajah berapi-api.
Kedua pemuda itu adalah Johan dan Soni, teman mabuk Sherly malam itu. Mereka berdua adalah orang suruhan yang sengaja menjebak Sherly agar bermalam dengan seorang pria kaya raya. Namun naas, malam itu keduanya telah memasukkan mangsa ke dalam kamar yang salah.
Setengah jam kemudian, Hansel ditemani Reynand meminta staf hotel untuk memeriksa ruangan cctv.
"Aku ingin tahu siapa gadis yang masuk ke dalam kamarku tadi malam," Hansel berkata dengan tegas.
Bab 1 Bercinta Dengan Pria Tua
12/01/2024
Bab 2 Menghilang
12/01/2024
Bab 3 Anak Angkat
12/01/2024
Bab 4 Test DNA
12/01/2024
Bab 5 Siapa Ibu Dari Anak Ini
12/01/2024
Bab 6 Berencana Kabur
12/01/2024
Bab 7 Pembelaan
12/01/2024
Bab 8 Kabar Bagus
12/01/2024
Bab 9 Pertemuan Hansel dan Sherly
12/01/2024
Bab 10 Sherly Menggoda Hansel
12/01/2024
Bab 11 Nasihat Untuk Hansel
13/01/2024
Bab 12 Perhatian Hansel
13/01/2024
Bab 13 Apa Tertarik Ingin Menjadi Kekasihku
13/01/2024
Bab 14 Hansel Membujuk
13/01/2024
Bab 15 Kemarahan Hansel
13/01/2024
Bab 16 Menyatakan Perasaan
13/01/2024
Bab 17 Berikan Foto Anakku
13/01/2024
Bab 18 Ikutlah Denganku
15/01/2024
Bab 19 Panggil Saja Namaku
15/01/2024
Bab 20 Pertemuan Pertama Dengan Sang Anak
15/01/2024
Bab 21 Kenapa Tidak Tidur Dengan Daddy
20/01/2024
Bab 22 Bukan Anak Kandung
20/01/2024
Bab 23 Curahan Hati Hansel
22/01/2024
Bab 24 Menikahlah Denganku
22/01/2024
Bab 25 Tidur Bersama
23/01/2024
Bab 26 Mengungkapkan Kebenaran
23/01/2024
Bab 27 Serasa Bermimpi
24/01/2024
Bab 28 Kejujuran
24/01/2024
Bab 29 Kembali
25/01/2024
Bab 30 Kecewa
25/01/2024
Bab 31 Harus Segera Pindah
26/01/2024
Bab 32 Kembalinya Ronald
26/01/2024
Bab 33 Kehilangan Kendali
27/01/2024
Bab 34 Wanita Satu-satunya Yang Dicintai Hansel
27/01/2024
Bab 35 Mulai Ragu
28/01/2024
Bab 36 Ingin Bertemu Dengan Mommy Sherly
28/01/2024
Bab 37 Merasa Bersalah
29/01/2024
Bab 38 Nekat
29/01/2024
Bab 39 Kemarahan Hansel
30/01/2024
Bab 40 Memberi Pelajaran Pada Sherly
30/01/2024
Buku lain oleh Anna sahara
Selebihnya