Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kiriman Sihir A'in Dari Iparku Sendiri

Kiriman Sihir A'in Dari Iparku Sendiri

BLACKWHITEPRINXCE

5.0
Komentar
19
Penayangan
1
Bab

BERDASARKAN KISAH NYATA AUTHOR! 'IPAR ADALAH MAUT' Kayaknya kalimat itu emang bener. Kehidupan keluargaku rasanya kayak kebanting setelah hadirnya wanita itu di tengah tengah kami. Percaya gak di tahun modern ini orang masih punya jin khodam dalam tubuhnya dan memanfaatkan itu semua untuk menghancurkan hidup orang lain? Gak percaya ya? Sama! Awalnya aku juga gak percaya tapi setelah 2 tahun terakhir aku terus ditimpa musibah terutama ketika aku terang-terangan memusuhi wanita munafik itu. Kini, aku sangat membenci iparku itu.... Kenapa? Karena sebelum abangku menikah dengan wanita munafik itu, keluargaku baik-baik saja. Gak ada yang namanya berselisih, apalagi sampai memutus tali persaudaraan. Gak pernah kami saling ingin membunuh satu sama lain. Adikku tiba-tiba mengalami sakit jiwa, dan kehidupanku yang dulu tenang dan damai, termasuk hubunganku dengan ayahku, kini hancur berantakan. Kenapa aku menyebutnya wanita munafik? Karena dia adalah wanita bermuka dua yang diam-diam hobi menjelek-jelekkan kami, memfitnah kami, bahkan mengadu domba aku dan keluargaku,menyimpan rasa iri dengan kebahagiaan orang lain, tukang playvictim, dan dia wanita pick me yang cuma bisa menjual keluh kesah cerita sedih hidupnya seolah hidupnya hanya berisi penderitaan. Yang paling menyebalkan adalah ketika kami menceritakan hal membahagiakan kepada dia atau menegur dia, tidak lama pasti nasib buruk dan kesialan mendatangi kami....

Bab 1 Chapter 01

Bayangkan, anggapan bahwa ipar adalah maut ternyata benar adanya. Tapi jangan salah sangka, ini bukan perselingkuhan. Percaya gak, di tahun 2024 masih ada yang namanya kiriman sihir, santet, a'in, dan sebagainya?

Gak percaya? Aku juga gak percaya-sampai aku mengalaminya sendiri dan baru sadar sekarang, di tahun 2024! Aku baru menyadari jika keluargaku hancur berantakan sejak DIA hadir di tengah-tengah kami.

Kini, aku sangat membenci iparku itu....

Kenapa? Karena sebelum abangku menikah dengan wanita munafik itu, keluargaku baik-baik saja. Gak ada yang namanya berselisih, apalagi sampai memutus tali persaudaraan. Gak pernah kami saling ingin membunuh satu sama lain. Adikku tiba-tiba mengalami sakit jiwa, dan kehidupanku yang dulu tenang dan damai, termasuk hubunganku dengan ayahku, kini hancur berantakan.

Kenapa aku menyebutnya wanita munafik? Karena dia adalah wanita bermuka dua yang diam-diam hobi menjelek-jelekkan kami, memfitnah kami, bahkan mengadu domba aku dan keluargaku. Dia tidak pernah senang melihat keakraban antara anak dan orang tuanya. Dia menyimpan iri dengki atas kebahagiaan orang lain, dan secara tidak sadar mengirim a'in kepada keluargaku.

Padahal, keluarga suaminya ini sudah bersikap baik dan sabar menghadapi sikapnya yang selalu menjadi sumber masalah.

Aku tidak tahu sejak kapan abangku mengenal wanita itu atau bagaimana cara wanita itu merayu abangku hingga abangku memaksa menikah dengannya, meski statusnya seorang janda kampung beranak satu.

Aku akan menceritakan awal mula iparku yang teramat cantik ini hadir di kehidupan kami, dan bagaimana sihir itu menghancurkan kehidupan dan mental kami.

*September 2019*

"Ma, Pa, ini pacar A'a yang sekarang, namanya Santi," ujar abangku, Ads, sambil memperkenalkan seorang wanita berkerudung sederhana yang umurnya cuma beda 1-2 tahun denganku.

Obrolan mereka akhirnya mengalir begitu saja, layaknya orang tua yang ingin tahu lebih detail tentang pacar anaknya. Mereka bertanya tentang latar belakangnya, pekerjaannya, dan masa lalunya.

Dia selama ini diasuh oleh nenek dan kakeknya, karena kedua orang tuanya sudah lama bercerai. Dia dan Neneknya tinggal di sebuah kampung terpencil dan selama ini hanya mengandalkan sawah dan ladang mereka untuk mencukupi kehidupan mereka.

Setelah itu, abangku jadi lebih sering membawa wanita itu ke rumah. Dan Abangku semakin mantap buat nikah sama dia.

***

Di kamar, aku mendengar Kak Santi asik nyanyi karaokean. Gimana gak kedengeran, dia nyanyi aja pakai volume full. "Kok gak ada malunya banget ya, karaokean di rumah calon mertua," batinku merasa risih.

Yaa tapi aku gak terlalu mempermasalahkan. Mau dia nyanyi karaoke jungkir balik kek, terserahlah.

Berselang beberapa hari, aku mendengar keributan di rumahku. Ternyata cuma karena masalah yang menurutku tidak jelas. Wanita itu, ya si Santi! Dia datang ke rumah kami cuma buat numpang ngambek!

Kayak apaan sih? Lu punya masalah sama orang tua lu, ngapain larinya ke rumah gue? Sampe-sampe mamaku harus ikut ngebujuk dia supaya mau pulang ke rumah.

Lagi-lagi aku cuma bisa ngegumel dalam hati, "Yaelah, belum juga nikah udah bikin banyak masalah banget dari kemarin. Masalah gak jelas lagi, kekanakan banget sih!"

Aku mencoba untuk menguping pembicaraan mereka, tapi gak begitu ngerti pokok permasalahnya. Cuma plis deh, aku kesel banget waktu denger mama bujuk dia sampe segitunya kayak dia anak mamaku aja. Dan si Santi juga ngapain coba susah banget dibilangin, buruan kek pulang, gak usah bikin ribet di rumah orang malem-malem.

Butuh waktu 2 jam, akhirnya dia mau diajak pulang oleh Neneknya.

"Belum juga kawin, udah kasih masalah," celetuk Papaku yang kayaknya gka suka juga sama dia.

Eh tapi Papa emang orangnya kayak gitu sih, susah buat nerima orang baru.

"Huss, gak boleh gitu Pa, nanti si A'a denger bisa kesinggung," tegur Mama.

"Aya naon, Mah?" Tanyaku yang udah kepo banget.

"Engga, itu Teh Santi gak mau mantan suami dia bawa anaknya pergi."

"Hah?!! Dia udah punya anak? Udah pernah nikah?" Tanyaku syok.

"Papa udah tahu?" Bisikku.

"Belum. Nanti aja biar si A'a yang kasih tahu Papa," terang Mama, suruh aku buat rahasiain masalah ini dulu.

***

Beberapa bulan udah berlalu, dan abangku makin mantap buat nikahin wanita itu. Abangku sering banget beliin makeup, kalung, atau mainan buat anaknya. Emang sih, abangku ngasih effort gila-gilaan, tapi gara-gara itu, dia jadi jarang beliin kebutuhan keluarga di sini, bahkan uang jajan buatku juga berkurang.

Akhirnya, abangku minta restu ke Papa dan ceritain latar belakang Teh Santi lebih detail. Dia bukan cuma bawa Teh Santi, tapi juga anaknya ke hadapan Papa, bikin Papa kaget.

"Jadi pacarmu udah pernah nikah?" tanya Papa dengan nada kaget.

Papa lalu bawa abangku ke belakang buat bicara lebih serius.

"Emang gak ada wanita lain?" tanya Papa, jelas-jelas gak setuju.

"Emangnya kenapa Pa, kalau janda?" abangku membela diri.

"Kamu mau nanti kena masalah sama mantan suaminya?"

"Kamu sanggup biayain anaknya nanti?"

"Sanggup Pa," jawab abangku dengan tegas.

"Aku udah sayang sama anaknya."

"Lagian gak ada lagi cewek yang mau nerima aku apa adanya, Pa. Umur aku juga udah tua, udah waktunya nikah."

"Ya tapi jangan sama janda juga."

"Apalagi dari kampung."

"Udahlah, jangan nahan-nahan jodohku terus. Sampe kapan aku harus melajang?"

"Yaudahlah terserah kamu. Kalau ada apa-apa nanti, jangan seret Papa."

Setelah perdebatan yang cukup panas, ketegangan antara Papa dan abangku akhirnya mereda. Mereka kembali menemui Teh Santi dengan suasana yang lebih tenang.

***

Malam minggu seperti biasa Abang Ads mengajakku mabar mobile legends, aku yang lagi suntuk tentu aja gak bakal nolak. Apalagi main pake HP Abangku.

Kami pun asik bermain dan sangat fokus buat menang. Tapi tiba-tiba ada chat masuk di HP abang Ads yang lagi ku pake ini, yaitu dari Teh Santi. Tapi karena pertandingan belum selesai, aku sengaja tidak memberitahu Abangku.

Tapi lama-lama aku ngerasa gak enak, dan akhirnya memberitahu Abangku begitu telepon masuk datang lagi.

Abang Ads lalu menjawab telepon tersebut dan memberitahu Teh Santi kalau kami lagi main game dulu jadi jangan telepon atau chat dulu.

Aku pikir setelah dikasih tahu kayak gitu, Si Teh Santi gak bakal ganggu lagi eh kenyataannya makin lama Chat yang masuk makin banyak, begitupun dengan telepon.

Aku ngerasa kesel karena chat dan telepon itu bener-bener ganggu dan berimbas ke mobile legends yang lagi aku mainin ini.

Isi chatnya pun tidak begitu penting cuma "aku kangen." "Lagi ngapain."

"Kok gak bales?" "Kamu lagi selingkuh ya?" "Kamu udah gak sayang sama aku?"

Dalem hati aku bener-bener ngegumel dalem hati.

"Eh bukannya tadi dah dikasih tahu, ngapain sih masih bawel aja."

Dan itu bukan cuma sekali aja, tapi tiap aku dan Abang Ads lagi mabar pasti aja tuh cewek ganggu. Bahkan pernah dia ngechat dengan bahasa yang menurutku gak sopan dilontarin ke calon suami.

*"Hei anjing ari sia burukeun atuh angkat telepon na!"

"Sia bisa henteu sih bales chat urang?!"

"Goblok lalaki teh meni hese ngajawab telepon ge!"*

Aku bener-bener kesel baca bahasa kampung tuh cewek. Di keluargaku aja gak pernah terlontar bahasa binatang kayak gitu.

Aku pun diem-diem menghapus beberapa chat dari si Teh Santi yang menurutku sangat keterlaluan. Aku gak mau Abangku sakit hati.

Besoknya aku memberitahu Mama agar menegur si Teh Santi agar tidak khuudzon kepada Abang Ads. Toh kami cuma main game doang, hal biasa yang kami lakuin sebagai Kakak dan Adek.

Mamaku pun langsung menegur si Teh santi begitu dia dateng ke rumah. Mama jelasin semuanya agar si Teh Santi gak marah lagi.

"Ah engga kok, Ma, Neng mah bukan marah sama si A'a cuma kesel aja, kenapa chat aku gak direspon."

"Oh itu HPnya lagi dipake sama adeknya yang cewek, bukan sengaja gak dibales."

"Oh gitu ya, Ma."

***

Berselang beberapa minggu setelah itu, Abang Ads cerita kalau ia sudah putus dengan Teh Santi, yang aku sendiri tidak tahu alasannya apa.

Tak lama setelah putusnya mereka, aku mendapati salah satu kucingku tiba-tiba sakit dan si Mama mengeluh kalau di punggung tangannya tumbuh benjolan yang semakin hari semakin membesar.

*Bersambung*

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh BLACKWHITEPRINXCE

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Kiriman Sihir A'in Dari Iparku Sendiri
1

Bab 1 Chapter 01

23/06/2024