Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Godaan kakak iparku

Godaan kakak iparku

Mheyes25

5.0
Komentar
484
Penayangan
5
Bab

Aku bingung dengan situasi yang menimpaku saat ini, Dimana kakak iparku mengekangku layaknya seorang kekasih. Bahkan perhatian yang diberikan padaku-pun jauh melebihi perhatiannya pada istrinya. Ternyata dibalik itu semua, ada sebuah misteri yang aku sendiri bingung harus mempercayai atau tidak.

Bab 1 Ulah Deon Manalow

"Kak, plis jangan mendekat," pekik Sarah ketika Deon terus saja melangkahkan kakinya semakin mendekat kearahnya.

Mata gadis itu bergulir kesana- kemari mencari celah untuk bisa lolos dari genggaman sang kakak, lebih tepatnya kakak iparnya.

"Kenapa? Sekarang kamu tak bisa lolos lagi Sarah," Sarkas Deon ketika tubuhnya sudah mengukung gadis yang sudah terpojok itu.

"Kenapa kakak lakukan ini hah, kakak gila," Bentak Sarah dengan penuh emosi namun dimata Deon itu menggemaskan menurutnya.

Deon melengkungkan samar bibirnya, pria itu sangat emosi ketika tadi Sarah diantar oleh pria yang seumuran dengannya. Tak taukah gadis itu jika Deon cemburu melihatnya, apalagi melihat di depan matanya.

"Jauhi laki- laki itu atau kau akan tau akibatnya Sarah," Sentak Deon emosi ketika ingatannya bergulir di beberapa jam lalu.

"Kenapa? aku cinta dia dan begitupun sebaliknya. kakak gak perlu ngelarang aku untuk berhubungan dengan siap__mppptt." Belum usai ucapan Sarah, benda kenyal dan basah membungkam bibir itu dengan bringas.

Ya, Deon emosi saat ini. Apalagi gadis didepannya ini secara terang-terangan berucap jika dirinya mencintai pria lain.

Tangan mungil Sarah berusaha melepas pagutan itu dengan mendorong dada Deon yang menghimpit tubuhnya. Gadis itu tak menyangka jika kakak iparnya sudah sangat keterlaluan dalam bertingkah.

Jika bukan karena ibunya yang memaksa dirinya tinggal di rumah milik kakaknya. Tak mungkin Sarah menginjakkan kakinya dirumah ini. Apalagi kakaknya jarang sekali berada dirumahnya.

"Kak, stop hah.. hah... hah..." Ujar Sarah dengan nafas memburu, ia kehabisan oksigen gegara kelakuan Deon sang kakak ipar.

plakk...

"Aku diam bukan karena aku takut sama kakak ya. Jaga attitude mu kak, aku adikmu lebih tepatnya adik iparmu bukan jalang mu," Pekik Sarah dengan nafas memburu, gadis itu memberanikan diri memberi pelajaran pada Deon agar lelaki itu tak seenak jidat melakukan hal senonoh padanya.

"Kau sudah berani sayang," lirih Deon dengan senyuman smirknya, wajahnya terkesan menyeramkan di mata Sarah .

Ahhh....

Sarah terpekik ketika Deon tiba- tiba menggendongnya ala karung beras. Pria itu membanting tubuh Sarah di atas kasur dan secepat kilat menindihnya.

"Kak jangan gila," Bentak Sarah ketika Deon mencoba mencumbui dirinya dengan kasar .

Bahkan pekikan Sarah sempet meluncur ketika Deon menghisap kuat lehernya hingga menimbulkan warna merah keunguan.

"Ini hukumanmu karena telah mengacaukan pikiranku sayang," Ujar Deon dengan nafas memburu, posisi pri itu masih sama mengukung tubuh Sarah yang sudah berantakan di bawahnya.

"Kakak jahat, kakak keterlaluan," Pekik Sarah berusaha memukul tubuh Deon dengan sisa kekuatannya. Air mata gadis itu meluruh bersamaan dengan apa yang dilakukan Deon padanya.

"Aku sudah memperingatkan berkali-kali sayang, jangan pernah dekat dengan siapapun. tapi kau terus membangkang," Sahut Deon merasa bersalah ketika cairan bening itu terlihat dimatanya.

"Apa salahnya, toh aku juga belum menikah. dan kakak sendiri seolah-olah kekasihku yang sangat posesif padaku. ingat kak, kakak sudah punya kak Iren. Dia istri kakak, istri sah kakak. Jangan buat aku dihantui rasa bersalah sama kakakku sendiri karena kelakuan kakak," sungut Sarah dengan mencoba bangkit, ia tak mau ada yang melihat posisi intim dirinya dan kakak iparnya.

"Baiklah, aku akan berbicara yang sejujurnya pad__."

"Apa yang kalian lakukan hahh?," Teriak seseorang yang baru saja masuk kedalam kamar Sarah, ya pasalnya kamar itu tak terkunci.

"Kak, aku bisa jelaskan " Sarkas Sarah dengan keterkejutannya ketika mendapati Iren berada diambang pintu dengan wajah sudah memerah menahan emosi.

"Dasar, Kurang apa selama ini kakak sama kamu Sarah sampai kamu tega menjerat suami kakak seperti ini ,hah. Kamu gak punya hati ,Sarah," Bentak Iren dengan dada naik turun, wajah putih mulus itu terlihat menatap Sarah penuh emosi.

Sarah menggeleng dengan langkah mendekati Iren, Ia tak tau situasi apa ya dialaminya saat ini. Dan Deon, lelaki itu diam saja memperhatikan Sarah dan Iren yang tengah adu cekcok disana. Bukan adu cekcok sih sebenernya, melainkan Iren yang memarahi habis- habisan sang adik.

"Kak, kakak salah paham. tolong dengerin penjelasanku ,Kak." Sahut Sarah penuh iba. ia hanya ingin Iren mendengarkan penjelasannya, Itu saja.

Tapi semuanya terasa sia- sia karena Iren tak mau mendengarkan pembelaannya. Bahkan sang kakak yang ia kenal baik berucap kata kasar padanya.

"Pergi kamu anak jalang," Teriak Iren membuat Sarah membeku bahkan hatinya terasa tercubit akan ucapan Iren padanya.

Bukankah Iren dan Sarah saudara kandung? lalu apa maksudnya dibalik ucapan Iren barusan. Anak jalang?

"Aku gak mengizinkan Sarah pergi dari rumah ini Iren." Sentak Deon yang tiba-tiba bersuara dan mendekat ke arah Sarah dan Iren.

Mata Iren bergulir kearah suaminya, kenapa suaminya begitu membela Sarah dibanding dirinya. Apalagi bentuk perhatian Deon pada Sarah selama ini membuat Iren merasakan cemburu yang teramat. Deon tak pernah melakukan hal itu pada Iren tapi pada Sarah semuanya terasa berlebihan.

"Kenapa? apa kamu cinta sama dia, hah?," Bentak Iren di depan Deon . Ya kali ini sosok Iren memberanikan diri berucap kasar pada Deon setelah beberapa tahun menjadi istrinya.

"Dulu sampai sekarang cintaku hanya untuknya dan kamu adalah perusak segalanya," sarkas Deon membuat Sarah membeku.

Drama apa ini fikirnya? Sarah masih belum bisa mencerna semuanya.

"Berhenti membahas masa lalu Deon, Karena sekarang nyatanya kamu suamiku bukan dia." Ucap Iren menunjuk ke arah Sarah.

"Dan itu takkan lama lagi Iren," Sentak Deon dengan tatapan tajamnya menatap nyalang pada Iren.

"Hentikan perdebatan kalian, aku akan pergi dari sini. Tolong jangan membebani aku dalam rumah tangga kalian, Urusi masalah kalian secara pribadi jangan sangkut pautkan aku dalam hal itu," pekik Sarah berlari meninggalkan rumah sang kakak. Gadis itu tak peduli meskipun suara Deon terus berteriak memanggil namanya.

Sarah menulikan pendengarannya, karena ia tak ingin berada di tengah - tengah berdebatan antara kakaknya dan kakak iparnya. Dan iapun tak mengerti dengan apa yang dibahasnya, ia tak tau menahu masalah apa saja yang menimpa rumah tangga sang kakak.

"Aku gak mau menjadi boomerang diantara mereka, sama aja aku pelakor berkedok adik dirumah itu. Sudah cukup semuanya, sudah cukup ibu menyuruhku tinggal disini dan membuatku menjadi orang ketiga dalam rumah tangga kakakku sendiri," Ujar Sarah mengusap kasar air mata yang dengan kurang ajarnya mengalir dipipinya.

Gadis itu terus melangkah tanpa tau kakinya akan membawa dirinya kemana. Satu tahun berada diibukota tak membuatnya hafal akan jalanan itu . Mungkin jika ibunya tak menyuruhnya untuk tinggal bersama kakaknya, kemungkinan besar Sarah masih bisa tersenyum di desa bersama teman- temannya.

Bersambung....

.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Mheyes25

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku