Istri Yang Berjuang Sendiri

Istri Yang Berjuang Sendiri

Anggi Kartika

5.0
Komentar
1.1K
Penayangan
30
Bab

Suamiku tidak pernah memberikan nafkah dan kerjanya hanya nongkrong saja dengan teman-temannya. Hingga suatu hari, suamiku memintaku untuk membelikannya mobil dengan berutang di Bank. Aku pun menurutinya, namun ternyata ia malah selingkuh dengan wanita lain. Akankah rumah tanggaku berakhir?

Bab 1 Awal Konflik

"Dek, jadi nggak pinjam duit di bank? Aku pengen beli mobil nih. Panas tahu nggak naik motor terus, belum kalau hujan ya jelas pasti kehujanan?" ucap Bang Ardan. Aku baru saja tiba di rumah setelah seharian berkutat dengan berkas-berkas di kantor. Tapi ketika sudah sampai rumah malah mendengarkan permintaan bang Ardan yang terkesan memaksa itu. Tak tahukah dia aku lelah sekali, belum lagi mengurus data-data penduduk yang tak ada habisnya. Aku hanya menghela nafas mendengar permintaan Bang Ardan yang ingin terlihat sosialita itu.

"Lagian kan kamu baru aja bagi SK Dek, sayang loh gak di sekolahkan. Daripada di simpan terus malah berdebu nanti," aku belum menjawab tapi dia sudah nyerocos lagi. Heran deh dengan suamiku ini, padahal sudah tau istri lelah bekerja tetapi malah dihujani permintaannya itu.

"Ya, ya. Bisa diatur Bang. Memang rencananya mau pinjam berapa juta?"

"Nggak banyak kok Dek, cuma dua ratus juta lah".

"Hah, dua ratus juta? Nanti gajiku cuma sisa tiga ratus ribu sekian dong. Gimana dengan kebutuhan rumah tangga kita seperti makan, bayar listrik, bayar air."

"Halah, gampang! Nanti Abang bantuin bayar. Kamu tenang aja dek."

Huh, tenang aja katanya. Toh selama ini segala kebutuhan rumah tangga aku yang menanggung termasuk makan dan bayar tagihan, belum untuk bensin dan kuota internet. Sedangkan Bang Ardan, aku maklum gajinya yang hanya satu juta. Itupun hanya cukup untuk kebutuhan rokok, kopi, jajan dia dan nongkrong dengan teman-temannya. Suamiku tak pernah sekalipun menyisihkan gajinya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kami. Karena habis untuk memenuhi hasratnya tersebut. Sedangkan aku harus menanggung semuanya, karena aku baru saja diangkat menjadi pegawai negeri dan suamiku berdalih gaji pokokku dan uang tunjanganku banyak. Serta dia menganggap uang istri ya uang bersama untuk kebutuhan keluarga.

Beberapa hari kemudian, aku mengurus administrasi pinjaman ke dinas, setelah itu aku ke bank. Aku dan suamiku berjanji untuk bertemu di bank langsung. Karena kami tidak sekantor dan beda arah.

Setelah itu kami berjalan menuju bagian marketing. Mbak petugas marketing menyambut kami dengan ramah dan menjelaskan tentang prosedur peminjaman dan juga sisa gaji setelah dipotong angsuran utang. Kulirik wajah Bang Ardan sumringah. Aku dan Bang Ardan sama-sama menandatangani perjanjian pinjaman yang tenornya selama lima belas tahun. Seperti dugaanku. Gajiku sisa tiga ratus sekian. Iya sih, masih ada tunjangan. Tapi hanya sejuta lebih. Aku harus memutar otak untuk tetap memenuhi kebutuhan rumah tanggaku. Untungnya aku masih mempunyai tabungan sendiri yang Bang Ardan tidak tahu. Rencanaku dengan uang tabunganku, aku ingin memulai usaha. Tapi aku belum tahu usaha apa yang cocok buatku dan tidak mengganggu pekerjaanku.

Besoknya, saldo rekeningku bertambah karena pinjaman tersebut. Akupun merinding, karena seumur-umur hidup baru kali ini aku melihat uang sebanyak itu di saldo rekeningku.

"Dek, sudah cair belum uangnya. Ayo kita ke dealer mobil. Abang sudah nggak sabar lagi nih ingin menikmati mobil baru," tanya Bang Ardan.

"Iya, nih sudah cair," jawabku datar.

"Buruan Dek, tunggu apa lagi."

Dengan mengendarai sepeda motor berboncengan, akhirnya kami tiba di dealear mobil. Kulihat bang ardan senang sekali. Setelah melihat-lihat akhirnya dia memilih mobil kecil warna merah yang hanya mempunyai dua baris tempat duduk. Ya, seleranya lumayanlah bagus. Setelah tawar menawar, akhirnya di sepakati harga mobil tersebut seratus sembilan puluh lima juta. Harga yang mahal menurutku. Belum lagi sisa uang pinjamannya hanya dua juta. Bila meminjam di bank. Uang kita tidak utuh sesuai dengan pinjaman karena alasan administrasi dan asuransi yang aku tidak paham juntrungannya.

Akhirnya mobil kami di bawa oleh pihak dealer ke rumah. Bang Ardan langsung loncat kegirangan. Tak sabar mungkin dia besok ingin pamer dengan teman-temannya.

Satu bulan telah berlalu. Akhirnya gajiku di potong sesuai dengan perjanjian bank. Belum pernah selama ini aku cuma menerima gaji hanya segini. Dari zaman aku honorer pun gajiku bisa sampai tiga jutaan karena aku bekerja sebagai guru honorer di sekolah, belum lagi sore dan malam aku mengajar les privat untuk anak-anak dari rumah ke rumah.

Sesuai dengan perkataan Bang Ardan aku pun bergegas menagih janjinya, katanya dia mau membantuku untuk membayar utang.

"Bang, katanya mau bantuin aku bayar utang? Mana janjimu, ini aku udah gajian loh! Dan gajiku dipotong. Gimana dengan kebutuhan rumah tangga kita?"

"Halah Dek, kan baru bulan pertama. Kok kamu udah bawel gitu sih. Kamu tu tau nggak. Yang beli bensin untuk mobilku siapa, belum lagi biaya perawatannya yang mahal. Sudahlah Dek! Harusnya kamu mikir dong, gimana cara nambah penghasilan! Bukan dengan nagih ke aku. Aku saja pusing nih, uang jajan dan kegiatanku berkurang karena mobil ini. Kamu sih enak nggak ada mikirin biaya perawatan!"

"Loh gimana sih kamu Bang? Kan kamu udah janji mau bayar? Ya wajar dong, kalau uang jajanmu berkurang. Siapa suruh punya mobil?"

"Loh kan utang atas nama kamu? Kamu aja tahu, gajiku nggak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ini kok malah marah-marah. Sudah, aku pusing hari ini dengan ocehanmu. Lebih baik aku pergi nongkrong dengan teman-temanku daripada di rumah. Bukannya hilang capekku malah kamu menambah bebanku. "

Bang Ardan pergi mengendarai mobilnya. Entahlah dia pergi kemana. Aku sudah malas menanyakannya. Kemarin dia yang ngotot pinjam di bank. Eh sekarang dia malah seenaknya lepas tangan. Ya Tuhan aku harus bagaimana? Harga kebutuhan pokok semakin melonjak tajam. Aku harus memikirkan usaha apa yang tepat untuk kujalankan. Kalau aku diam saja, darimana semua kebutuhan pokok kami terpenuhi. Entahlah, aku yang pusing sedang memijit keningku, memikirkan bagaimana nasib rumah tanggaku selanjutnya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Anggi Kartika

Selebihnya

Buku serupa

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Gavin
5.0

Namaku Alina Wijaya, seorang dokter residen yang akhirnya bertemu kembali dengan keluarga kaya raya yang telah kehilangan aku sejak kecil. Aku punya orang tua yang menyayangiku dan tunangan yang tampan dan sukses. Aku aman. Aku dicintai. Semua itu adalah kebohongan yang sempurna dan rapuh. Kebohongan itu hancur berkeping-keping pada hari Selasa, saat aku menemukan tunanganku, Ivan, tidak sedang rapat dewan direksi, melainkan berada di sebuah mansion megah bersama Kiara Anindita, wanita yang katanya mengalami gangguan jiwa lima tahun lalu setelah mencoba menjebakku. Dia tidak terpuruk; dia tampak bersinar, menggendong seorang anak laki-laki, Leo, yang tertawa riang dalam pelukan Ivan. Aku tak sengaja mendengar percakapan mereka: Leo adalah putra mereka, dan aku hanyalah "pengganti sementara", sebuah alat untuk mencapai tujuan sampai Ivan tidak lagi membutuhkan koneksi keluargaku. Orang tuaku, keluarga Wijaya, juga terlibat dalam sandiwara ini, mendanai kehidupan mewah Kiara dan keluarga rahasia mereka. Seluruh realitasku—orang tua yang penuh kasih, tunangan yang setia, keamanan yang kukira telah kutemukan—ternyata adalah sebuah panggung yang dibangun dengan cermat, dan aku adalah si bodoh yang memainkan peran utama. Kebohongan santai yang Ivan kirimkan lewat pesan, "Baru selesai rapat. Capek banget. Kangen kamu. Sampai ketemu di rumah," saat dia berdiri di samping keluarga aslinya, adalah pukulan terakhir. Mereka pikir aku menyedihkan. Mereka pikir aku bodoh. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Gairah Liar Perselingkuhan

Gairah Liar Perselingkuhan

kodav
5.0

Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku