Cintaku Direbut Sahabatku Sendiri

Cintaku Direbut Sahabatku Sendiri

Muh. Yusran

5.0
Komentar
3
Penayangan
31
Bab

Lara hancur ketika suaminya, Darren, ketahuan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maya, yang selama ini dia anggap seperti saudara. Pernikahan mereka yang masih seumur jagung langsung berakhir ketika Darren tega menjatuhkan talak demi hubungannya dengan Maya. Dalam kepedihan yang tak tertahankan, Lara meninggalkan rumah dan mengalami kecelakaan yang membuat hidupnya semakin terpuruk. Di rumah sakit, Lara mendapat berita paling menyakitkan: ia mengalami keguguran. Dunia yang tadinya penuh harapan kini runtuh seketika. Lara adalah wanita yang cintanya dikhianati, kepercayaannya dihancurkan, dan hidupnya dipenuhi penderitaan. Meski kemudian ia menemukan cinta baru, cobaan dan masalah terus menghampirinya. Pertanyaannya kini: apakah masih ada kebahagiaan yang tersisa untuk Lara, ketika semua sumber kebahagiaannya telah sirna?

Bab 1 Hati yang hancur

Lara menatap langit malam dari balik jendela kamar tidur mereka, matanya yang merah dan sembab menandakan malam tanpa tidur yang panjang. Hati yang hancur, penuh luka dan kebingungan, tak mampu menemukan ketenangan. Pernikahannya yang baru seumur jagung-baru tujuh bulan-tiba-tiba luluh lantak dalam sekejap.

Semua bermula dari sebuah pesan singkat yang diterima Lara malam itu. Awalnya ia mengira itu hanyalah kesalahpahaman. Namun bukti-bukti yang ada terlalu jelas untuk diabaikan. Darren, suaminya, yang selalu ia percayai, berselingkuh. Dan bukan dengan wanita asing, tetapi dengan Maya, sahabatnya sendiri, yang selama ini dianggap seperti saudara.

"Bagaimana bisa...?" Lara berbisik pada dirinya sendiri sambil menunduk. Tangannya gemetar memegang pesan di layar ponsel. Setiap kata yang ia baca membuat hatinya seperti ditusuk berkali-kali. "Darren... Maya... semua ini... nyata?"

Teringat kenangan manis mereka saat pertama kali menikah, Lara menutup wajahnya dengan kedua tangan. Senyum yang dulu selalu membuat hatinya hangat kini terasa seperti ejekan dari masa lalu. Ia teringat saat Darren berkata, "Aku tak akan pernah menyakitimu, Lara." Ucapannya itu kini terdengar seperti kebohongan yang menyayat.

Sore itu, Darren pulang lebih awal. Lara menunggu di ruang tamu, mencoba menyembunyikan rasa sakitnya. Namun, begitu mata mereka bertemu, Lara tahu-sesuatu telah berubah.

"Lara..." suara Darren terdengar berbeda, tidak seperti biasanya. Ada rasa bersalah yang sulit ia sembunyikan.

"Apa itu, Darren? Apa yang terjadi?" suara Lara bergetar, meski ia mencoba tetap tegar.

Darren menunduk, tak mampu menatap mata Lara. "Lara... aku... aku salah. Aku... aku bersama Maya..."

Jantung Lara serasa berhenti sejenak. Dunia di sekelilingnya mendadak hancur. "Apa? Kamu... kamu berselingkuh dengan Maya?" tangisnya pecah, suaranya bergetar hebat.

Darren mencoba menjelaskan, tapi Lara tak mau mendengarkan. Hatinya penuh amarah, kecewa, dan luka yang tak terkatakan. "Kamu tega menghancurkan semua yang kita bangun, Darren? Apa semua janji dan cinta yang kau ucapkan hanya dusta?"

Darren tak mampu berkata apa-apa. Ia tahu luka yang ia sebabkan terlalu besar. Dalam diam, Lara mengangkat ponselnya, menatap bukti-bukti percakapannya dengan Maya. Setiap kata yang tertulis membuat hatinya semakin pedih.

Tak lama setelah itu, Darren menjatuhkan talak pada Lara. Kata-kata itu seperti petir di siang bolong, menghancurkan sisa harapan yang masih tersisa di hati Lara. Tanpa bisa menahan air matanya, Lara berlari keluar rumah, meninggalkan semuanya-Darren, Maya, dan rumah yang pernah penuh cinta itu.

Di jalan yang basah karena hujan, Lara menatap dunia dengan pandangan kosong. Ia tak tahu harus ke mana. Hanya satu yang ia rasakan: sakit yang tak tertahankan. Dalam keadaan setengah pingsan, sebuah mobil yang melaju terlalu cepat menghantamnya.

Lara terkapar di aspal, tubuhnya remuk, dan ia merasakan sakit yang luar biasa. Matanya perlahan menutup, dan dunia di sekelilingnya menjadi gelap.

Ketika ia membuka mata lagi, ia berada di rumah sakit. Suara mesin dan langkah perawat terdengar samar. Lara mencoba menggerakkan tangannya, tapi rasa sakit yang menjalar membuatnya menjerit. Seorang dokter mendekat, menatapnya dengan serius.

"Lara... Lara, dengar aku. Kamu mengalami kecelakaan cukup parah, tapi yang lebih menyedihkan... kamu juga mengalami keguguran," kata dokter itu dengan hati-hati.

Lara menatap dokter itu, tak percaya. "Apa... apa maksudmu? Aku... aku... tidak..." suara Lara tercekat.

Air matanya jatuh tanpa bisa ditahan lagi. Semua yang ia impikan, semua yang ia harapkan, hancur bersamaan. Kehilangan bayi yang ia kandung membuat hatinya nyaris tak mampu berdetak.

Hari-hari berikutnya menjadi mimpi buruk yang tak berujung. Lara merasa hidupnya tak lagi memiliki arah. Rumah sakit menjadi satu-satunya tempat ia tinggal sementara, jauh dari Darren, jauh dari Maya, jauh dari semua yang pernah ia cintai.

Dalam sepi itu, Lara mulai merenung. Ia bertanya pada dirinya sendiri, mengapa semua ini terjadi padanya. Apakah ia terlalu baik sehingga orang lain tega mengkhianatinya? Ataukah hidup memang begitu kejam bagi orang-orang yang mencintai dengan tulus?

Namun, di balik semua kepedihan itu, Lara menemukan satu hal: tekad untuk bertahan. Meski hatinya hancur, meski tubuhnya lemah, meski air matanya tak berhenti, ia tahu satu hal. Ia harus bangkit. Ia harus menemukan dirinya sendiri lagi.

Hari-hari berikutnya di rumah sakit menjadi saksi perjalanan Lara yang penuh luka. Setiap kali ia menatap cermin, ia melihat wajah yang sama sekali berbeda dari yang dulu. Mata yang dulunya bersinar kini penuh kehancuran. Namun di balik kehancuran itu, ada secercah kekuatan yang mulai muncul.

Seiring waktu, Lara mulai belajar untuk menerima kenyataan. Ia mulai menata hidupnya kembali, meski lambat dan penuh perjuangan. Keluarganya datang untuk menenangkannya, dan beberapa teman yang tulus tetap berada di sisinya. Mereka memberinya dukungan, tapi Lara tahu, perjalanan untuk sembuh akan panjang dan berat.

Di malam yang sunyi, ketika hujan mulai turun lagi, Lara menatap langit dari jendela rumah sakit. Hatinya masih sakit, tapi ada satu hal yang ia rasakan: harapan. Harapan bahwa suatu hari nanti, ia akan menemukan kebahagiaan lagi. Harapan bahwa meski semua yang dicintainya hilang, masih ada kesempatan untuk mencintai dan dicintai kembali.

Tetapi Lara juga tahu, jalan menuju kebahagiaan itu tak akan mudah. Luka pengkhianatan dan kehilangan terlalu dalam. Setiap langkahnya diwarnai rasa takut akan dikhianati lagi. Namun satu hal yang jelas: ia tidak akan menyerah. Ia harus kuat, demi dirinya sendiri, demi hidup yang masih pantas untuk ia jalani.

Malam itu, Lara berbisik pada dirinya sendiri, "Aku akan bangkit... aku akan menemukan bahagia... meski dunia ini mencoba menghancurkanku."

Dan untuk pertama kalinya setelah segala kehancuran itu, Lara merasakan secercah ketenangan. Hatinya masih sakit, tapi ia tahu, hidup harus terus berjalan. Dan di balik air mata dan luka, ada kekuatan yang lahir dari penderitaan.

Lara yang menatap langit malam, tekadnya semakin kuat. Perjalanan panjang untuk sembuh dan menemukan kebahagiaan baru baru saja dimulai.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Muh. Yusran

Selebihnya

Buku serupa

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku