21+ Irani Sanaya, harus kehilangan kesuciannya yang direnggut paksa oleh sang kekasih-Reynand Rabbani. Reynand Rabbani tidak bisa menerima keputusan sepihak yang Irani berikan kepadanya, yaitu mengakhiri hubungan mereka karena Irani akan menikah dengan pria lain demi membalas budi. Reynand pun akhirnya menyusun rencana. Dia menculik Irani, lalu menodainya sehingga membuat Irani mengandung benihnya. Akan tetapi, kecelakaan yang dialami oleh Reynand, membuatnya menjadi amnesia. Reynand lupa ingatan. Reynand melupakan Irani, dan melupakan tragedi yang pernah ia lakukan terhadap Irani.
"Rey, aku ingin mengakhiri hubungan kita," ucap Irani.
Reynand Rabbani sangat terkejut mendengar ucapan Irani Sanaya, sang kekasih yang teramat sangat ia cintai, dan begitu pula dengan Irani, ia pun sangat mencintai Reynand.
"Atas dasar apa kau ingin mengakhiri hubungan kita, Irani?" tanya Reynand.
Irani yang pada saat itu tengah duduk, langsung bangkit. Ia terlihat berjalan kesana-kemari, sembari memilin-milin jemari tangannya. Irani terlihat sangat resah dan gelisah. Reynand yang sedari tadi memperhatikan sikap Irani, segera menghampirinya. Reynand mencekal lengan Irani, dan memutar tubuh sang kekasih agar menghadapnya.
Mata Irani bersirobok dengan mata Reynand. Tetapi Irani langsung memutus kontak mata mereka, ia langsung menundukkan wajahnya. Reynand mengangkat dagu Irani, agar menatapnya.
"Tatap aku, Irani! Dan katakan, apa alasanmu ingin mengakhiri hubungan kita," ulang Reynand.
"Karena ... a ... aku ... aku akan -" Irani tidak meneruskan ucapannya.
Reynand semakin dibuat penasaran dengan ucapan Irani tersebut, "Aku akan apa?" tanya Reynand.
"Aku akan menikah," ujar Irani dengan tegas.
Bagaikan disambar petir di tengah hari yang panas, tubuh Reynand mendadak lemas mendengarnya. Perlahan tubuhnya merosot ke lantai. Mata Reynand berkaca-kaca mendengarnya. Tanpa terasa, buliran bening membasahi pipinya, ya ... Reynand menangis.
Irani yang melihat itu, merasa semakin bersalah dan ikut terluka. Ia pun sedari tadi sudah bercucuran air mata. Lalu, Irani menghampiri Reynand. Ia memegang tangan Reynand, dengan tangan yang sudah teramat sangat dingin.
"Rey, tolong maafkan aku. Aku terpaksa menikah dengannya, karena demi membalas budi," ungkap Irani.
"Membalas budi? Membalas budi apa, Irani Sanaya?" tanya Reynand.
"Karena pria itu telah membantu keluargaku. Dia yang telah menyelamatkan nyawa adikku."
"Apa maksudmu?"
"Irsyad, adikku, yang mengidap penyakit kanker, dan harus di operasi dengan biaya yang banyak, telah ditolong oleh pria itu. Pria itu yang telah menyelamatkan nyawa adikku. Jadi ... aku harus membalas budi dengan menikah dengannya."
Mata Reynand terbelalak lebar mendengarnya. Ia langsung memegang erat bahu Irani dan meremasnya dengan kuat. Irani meringis menahan sakit.
"Apakah kau tidak meyakini cintaku padamu? Sehingga kau dan keluargamu lebih memilih uluran tangan dari pria lain, dan mengorbankan dirimu."
"Rey, aku tidak tahu dengan semua ini. Saat Irsyad di operasi, aku sedang bekerja di luar kota, ikut bersama Bos-ku. Ketika aku pulang, operasi Irsyad sudah selesai dan berhasil."
"Seharusnya orang tuamu menghubungimu, agar kau bisa membicarakannya denganku. Aku bisa membantu pengobatan Irsyad."
Reynand bangkit. Ia berdiri dengan napas yang sudah naik turun karena tengah menahan emosi. Irani pun ikut berdiri, ia menatap Reynand dengan perasaan bersalah.
"Tolong maafkan aku, Rey. Aku tidak bisa menolak kehendak orang tuaku, karena demi baktiku kepada mereka," papar Irani.
"Aku akan membayar semua biaya operasi Irsyad kepada pria itu. Dan kau bisa membatalkan pernikahan kalian!" kata Reynand dengan tegas.
"Rey, tapi ini bukan soal uang, tapi ini tentang balas budi. Rey, tolong mengerti aku, tolong mengerti posisiku," Irani memohon.
'Tidak! Aku tidak akan membiarkan ini semua terjadi. Aku harus melakukan sesuatu. Ya ... aku harus menjerat Irani, agar dia tidak jadi menikah dengan pria itu,' batin Reynand.
***
Sore itu, ketika Irani baru pulang bekerja, dan ia tengah berjalan kaki menyusuri trotoar jalan. Tiba-tiba ada tangan besar yang menyekap hidungnya dengan menggunakan sapu tangan, yang sudah diberi obat bius, sehingga membuat Irani tidak sadarkan diri.
Tubuh Irani langsung dimasukkan ke dalam mobil, lalu mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi. Suasana di tempat tersebut sangat sepi, sehingga memudahkan aksi penculikan itu.
'Irani, Sayangku, akhirnya kau akan menjadi milikku seutuhnya dan selamanya,' monolog orang yang menculik Irani.
Mobil yang membawa Irani tersebut, menuju ke puncak, ke sebuah villa. Setelah sampai di villa, tubuh Irani yang masih pingsan dan masih mengenakan seragam kerja itu, langsung dibopong oleh sang penculik.
Dengan perlahan, tubuh Irani ia letakkan di atas ranjang. Lalu, tanpa membuang waktu, pria tersebut langsung membuka pakaiannya dan juga pakaian Irani, sehingga kini, tubuh mereka berdua sudah sama-sama polos tanpa sehelai benang pun.
Pria tersebut menatap kagum pada kemolekkan tubuh Irani. Dia sedari tadi memandang keindahan tubuh Irani yang putih mulus bak salju itu. Lalu, pria tersebut merangkak, menaiki tubuh Irani. Dia langsung melumat bibir ranum nan sensual milik Irani. Dia terus melumat, dan bahkan menggigit-gigit halus bibir kenyal itu.
Kemudian, pria itu turun menyusuri leher jenjang Irani. Dia mengecupi dan menjilati leher jenjang nan putih mulus tersebut. Setelah puas, dia semakin turun. Kini, dia berlabuh di gunung kembar Irani, yang masih sekal, ranum, dan putih mulus itu. Gunung kembar yang dihiasi bukit kecil berwarna cokelat muda itu, langsung dikulum olehnya.
"Aahhh ...." Suara desahan itu justru keluar dari mulut sang pria. Sedangkan Irani masih tidak sadarkan diri.
'Irani, Sayangku, kau benar-benar membuatku gila. Malam ini akan menjadi malam bersejarah untuk kita berdua. I love you so much, Honey,' batin pria tersebut.
Setelah itu, pria tersebut menyusuri perut Irani yang rata. Dia menjilatinya dengan penuh gairah. Hingga akhirnya, dia berhenti di antara kedua paha Irani. Matanya berbinar menatap pemandangan tersebut. Dia meneguk ludah dengan penuh gairah. Lalu, wajahnya semakin mendekati goa terlarang yang ada di hadapannya itu.
Tanpa berpikir panjang, pria itu langsung menyapu habis goa terlarang tersebut. Dia menjilatinya dengan penuh gairah. Jamur kramatnya pun sudah sedari tadi tegak berdiri dan menantang maut. "Oh, Honey, goa terlarangmu ini sungguh nikmat sekali, aku sudah tidak sabar ingin bertamu ke dalamnya," racau pria tersebut.
Pria itu kembali bangkit, lalu, dia menindih tubuh Irani yang masih tergolek tak berdaya. Pria tersebut kembali menciumi wajah cantik Irani. Dia mencium keningnya dengan begitu dalamnya. Setelah itu, dia menciumi kedua mata indah itu yang masih terpejam rapat.
Kemudian, dia menciumi kedua pipi yang putih mulus bak salju.
Setelah puas, dia kembali melumat bibir sensual milik Irani. Sedangkan tangannya, sibuk memasukkan jamur kramatnya ke dalam goa terlarang milik Irani.
Akan tetapi, dia merasa sangat kesulitan, karena kepala jamur kramatnya itu selalu meleset. "Aahh ... mengapa sangat sulit sekali untuk memasuki goa terlarangmu ini, Honey," gumamnya.
Lalu, pria itu pun bangkit. Kini, dia memposisikan tubuhnya agar menghadap tubuh Irani, namun, dia dalam keadaan berdiri, sedangkan Irani dalam keadaan terlentang. Pria itu menggesek-gesekkan kepala jamur kramatnya di pintu goa terlarang Irani. Matanya terpejam, dia begitu menikmatinya. "Oouuhh ... Irani, Sayangku ... ka ... u ... sung ... guuhh ... aaahhh ... nik ... mat ... seka ... li ...."
Setelah mengatakan itu, akhirnya kepala dan seluruh tubuh jamur kramat itu pun masuk sepenuhnya ke dalam goa terlarang milik Irani. Awalnya pria itu merasa sangat kesulitan untuk menembusnya. Namun, setelah perjuangannya itu, akhirnya dia berhasil dengan sempurna.
"Aakkkhhh ...." Pria itu berteriak, ketika seluruh jiwa dan raga jamur kramatnya berhasil terpendam seluruhnya.
Lalu, dia mulai menggerakkan pinggulnya. Dia menaik turunkan pinggulnya, dan sesekali menghentaknya dengan kuat.
"Oouuuhhh ... Irani, Sayangku, I love you so much, Honey. Aahhh ... ini sungguh nikmat sekali," racau sang pria.
Pria itu terus mengarungi lautan samudera dengan bermandikan peluh yang membanjiri seluruh tubuhnya. Dia benar-benar laksana bermandikan sauna. Dia sudah beberapa kali merasakan orgasme, namun, dia seakan tidak pernah merasa puas menikmati tubuh Irani.
"Aakkkhhh ...." Untuk yang kesekian kalinya, pria itu mencapai puncak.
Akhirnya malam itu, menjadi malam keberuntungan bagi pria tersebut, namun menjadi malam kehancuran untuk Irani, karena Irani telah kehilangan kehormatannya, kehilangan mahkotanya yang telah ia jaga selama ini, kehilangan kesuciannya yang telah direnggut dengan paksa oleh pria tersebut.
***
Pagi pun tiba, cahaya matahari masuk ke dalam kamar tempat Irani dan sang pria menghabiskan malam bersama. Mata Irani terasa silau oleh cahaya matahari, lalu secara perlahan ia membuka matanya. Irani masih merasakan sakit di kepalanya. Ia memegangi kepalanya dan perlahan duduk.
Irani belum sepenuhnya menyadari apa yang telah terjadi. Namun, ketika ia akan menggerakkan tubuhnya, ia merasakan perih di bagian intimnya. Irani langsung melihat ke bawah, dan ternyata tubuhnya hanya berbalut selimut. Irani berteriak histeris ketika menyadari apa yang telah terjadi pada dirinya.
"Sayang, kau kenapa? Kau sudah bangun?"
Suara seseorang yang sangat Irani kenal, terdengar jelas di telinganya. Irani langsung melihat ke samping, ke arah sumber suara. Dan, betapa terkejutnya Irani, ketika matanya melihat sosok laki-laki yang sangat ia cintai, namun hubungan di antara mereka telah berakhir, yang kini berada satu ranjang dengannya.
"Rey," gumam Irani.
"Iya, Sayang, ini aku, Reynand, kekasihmu," ucap pria tersebut yang ternyata adalah Reynand.
Reynand masih bertelanjang dada, dan masih dalam satu selimut dengan Irani. Perlahan, Reynand mendekati Irani, ia bermaksud memeluk tubuh Irani. Namun, di luar dugaan, Irani justru menampar wajah Reynand.
Plak! Plak!
Irani menampar wajah tampan Reynand. Reynand sangat terkejut menerima tamparan dari Irani, ia sungguh tidak menyangka, jika wanita yang sangat ia cintai akan menamparnya.
"Bajingan kau, Rey. Mengapa kau tega melakukan ini padaku? Apa salahku padamu, Rey." Irani terisak-isak.
Renynand meneguk ludahnya dengan kasar. Tetapi, sedetik kemudian dia berubah menjadi tegas. "Aku tidak akan pernah menyesal karena telah melakukan ini kepadamu, Irani. Karena kau adalah kekasihku, dan aku pantas melakukannya padamu. Aku sengaja melakukan ini padamu, agar kau tidak jadi menikah dengan pria itu!" Reynand mengatakan itu dengan tegas.
Betapa sakit hati Irani mendengar ucapan dan alasan Reynand. Irani memang sangat mencintai Reynand, tetapi dia sungguh sangat kecewa atas perbuatan bejad Reynand padanya, yang telah menculiknya dan merenggut kesuciannya.
"Aku sungguh kecewa padamu, Rey. Aku sangat tidak menyangka jika kau akan tega melakukan ini kepadaku. Aku kira selama ini kau benar-benar tulus mencintaiku, ternyata tidak! Kenyataannya berbanding terbalik." Irani terisak.
"Irani, aku tulus mencintaimu," ujar Reynand.
"Tidak! Jika memang kau tulus mencintaiku, kau tidak akan mungkin menodaiku."
"Irani, aku terpaksa melakukan itu agar kau tidak jadi menikah dengan pria itu."
"Tapi aku akan tetap menikah dengannya!"
TBC ( TO BE CONTINUED )
Bab 1 1.Malam Kehancuran
03/01/2024
Bab 2 2.Kegilaan Reynand
03/01/2024
Buku lain oleh Rika Jhon
Selebihnya