Menghilangnya suamiku bertepatan dengan kemunculan suara-suara derit ranjang di kamar Ema. Apakah dua hal ini memiliki hubungan?
Kriut...
Engkrit, engkrit, engkrit...
Seketika telingaku terpana, tatkala mendengar derit sesuatu yang berasal entah dari mana. Sontak bulu kudukku meremang, jantung pun turut bergoyang. Serasa tengah bermain dalam pacuan kuda.
Suara apa itu?
Apa ada setan yang bersemayam di rumah ini?
Keterkejutanku bertambah, saat tak kutemukan Mas Deo di sebelah. Cuma ada aku dan putri satu tahun kami di sini.
Kubidik jam yang menunjukkan angka 12. Tengah malam begini, ke mana suamiku? Suara apa pula yang tercipta dalam keheningan gelita ini?
Kupacu langkah dengan menyalakan saklar lampu terlebih dahulu. Kamar gelap tak akan mungkin bisa membuatku berjalan dengan layak. Yang menjadi pertanyaannya lagi, pintu kamar kenapa terbuka?
Fix! Pasti pelakunya suamiku.
Kutelusuri ruang demi ruang. Vokal derit kian kentara, ketika kaki ini merujuk ke kamar nomor dua, sebuah ruang yang berada tepat di sebelah bilikku bersama Mas Deo.
'Suaranya dari kamar Ema.' Aku membatin aneh. Dahiku berlipat tiga disertai perasaan yang tak enak.
Ngapain dia? Tidak tidur jam segini?
Sejenak tentang menghilangnya suamiku terlupa. Aku kini lebih fokus pada suara entah apa yang berasal dari kamar Ema.
Kakiku melangkah lamban, harap-harap cemas tentang apa yang ia perbuat tengah malam buta begini. Semakin dekat dengan kamar Ema, maka kian berdendang pulalah dada ini.
Dan...
Tap!
'He?'
Nihil!
Tidak ada suatu apapun yang terjadi, kecuali...
'Ema tidur, tapi kenapa suara itu berasal dari kamarnya?' batinku.
Astagfirullah. Dada kusapu berkali-kali. Jujur, aku sempat berhalusinasi, kalau Ema tengah main gila dengan memanggil lelaki liar ke rumah kami. Aku salah. Terlalu suuzon jadi manusia.
Sudah dua hari ini handle pintu kamar Ema rusak. Membuat benda persegi panjang tersebut tak terkatup rapat. Sudah sempat kami memanggil tukang langganan, sayangnya lelaki itu malah pulang kampung.
Aku melongo ke dalam kamar yang cukup luas tersebut. Kubiarkan adik bungsuku tidur lelap dengan selimut yang menyelubungi sekujur badannya. Di bawah pendar temaram lampu, ia tak bergerak sedikit pun. Betul-betul nyenyak. Sekadar ranjangnya saja yang sedikit menari-nari.
Kasihan.
Ema pasti capek seharian bekerja. Menjadi karyawan di sebuah perusahaan bukanlah kegiatan yang mudah. Adik satu-satuku itu harus pergi pukul tujuh pagi dan sampai di rumah lagi saat magrib menjemput, maklum di jalan suka macet. Itu pun Ema terkadang mendapat jatah lembur, sehingga membuatnya harus balik pada jam sembilan malam.
Dan, karena alasan itulah aku tak mau mengacau tidur lelapnya malam ini. Soal suara derit yang berasal dari kamarnya tersebut; akan kutanyakan esok saja. Mungkin ranjangnya mulai rusak. Atau, itu sekadar suara handphone Ema yang masih menyala, sementara orangnya telah tertidur.
Sasaranku cuma satu, yakni Mas Deo. Tak biasanya ia menghilang tengah malam. Kususuri seluruh ruang di rumah yang terbilang cukup luas ini. Sayang, sosok pemilik toko bolu ternama di kota kami itu gagal ditemukan.
Aku berangsur ke kamar. Jemariku lincah mencari kontak yang bernama 'suamiku' dengan logo hati merah di sampingnya. Gegas aku menghubungi Mas Deo jalur udara.
Triiiing!
Sial!
Handphone-nya malah ada di kamar ini.
Gagal sudah niat hati untuk mengetahui di mana Mas Deo berada. Tak ingin membuat capek pikiran, aku pun kembali memutuskan untuk tidur. Aku akan bertanya, setelah melihat batang hidungnya nanti.
Purnama berangsur punah. Sorot halus mentari perlahan tampak, merasuk dari setiap celah gorden jendela yang terbuka.
Aku dan sepasang insan lainnya sudah berkumpul di meja makan. Pas! Ini adalah waktu yang tepat untuk bertanya tentang dua buah kejanggalan yang kualami tadi malam.
Tubuhku menegak seketika. "Mas, tengah malam tadi kamu menghilang. Dan kamu, Ema, Mbak juga dengar ranjangmu berderit-berderit., bergoyang pula."
Detik itu juga, wajah suami serta adikku sama-sama menegang dan memutih.
Bab 1 MISTERI RANJANG GERAK TENGAH MALAM
25/02/2024
Bab 2 SUAMI MALAH AJAK ADIK UNDANGAN
25/02/2024
Bab 3 DESAS DESUS TENTANG SUAMI DAN ADIK
25/02/2024
Bab 4 MULAI CURIGA
25/02/2024
Bab 5 CURIGA TINGKAT TINGGI
25/02/2024
Bab 6 DEO TERANG-TERANGAN MEMUJI EMA
25/02/2024
Bab 7 BUKTI PERSELINGKUHAN SEMAKIN KUAT
25/02/2024
Bab 8 SUAMI BERUBAH
25/02/2024
Bab 9 LEBIH MEMILIH PELAKOR KETIMBANG IBU YANG SAKIT
25/02/2024
Bab 10 TERBONGKARNYA SEBUAH PERSELINGKUHAN
25/02/2024
Bab 11 PERSELINGKUHAN TAK TERMAAFKAN
25/02/2024
Bab 12 GIGITAN KELABANG NAKAL
25/02/2024
Bab 13 FELI BUKAN KAKAK KANDUNG EMA
25/02/2024
Bab 14 ASAL USUL EMA
25/02/2024
Bab 15 TERNYATA BUKAN SAUDARA KANDUNG
25/02/2024
Bab 16 HAMIL
25/02/2024
Bab 17 GELISAH GALAU MERANA
25/02/2024
Bab 18 TEMUAN MENGEJUTKAN
25/02/2024
Bab 19 HAMIL JILID II
25/02/2024
Bab 20 TAK TAHAN LAGI
25/02/2024
Bab 21 PAPA MERTUA TURUN TANGAN
27/02/2024
Bab 22 DIGREBEK
27/02/2024
Bab 23 ADIK JADI MADU
04/03/2024
Bab 24 INGIN JADI NYONYA
04/03/2024
Bab 25 TERNYATA SUAMIKU TAK PUNYA APA-APA
05/03/2024
Bab 26 JADI GUNJINGAN ORANG
05/03/2024
Bab 27 DRAMA DI TEMPAT WISATA
06/03/2024
Bab 28 HADIAH UNTUK EMA
06/03/2024
Bab 29 ADA YANG ANEH DARI EMA
07/03/2024
Bab 30 EMA PUNYA NIAT JAHAT
07/03/2024
Bab 31 KEGUGURAN
08/03/2024
Bab 32 KABAR MENGEJUTKAN
08/03/2024
Bab 33 MUSIBAH BAGI DEO DAN GUNDIKNYA
09/03/2024
Bab 34 FELI BERBENAH
09/03/2024
Bab 35 TAK SUKA FELI BAHAGIA
10/03/2024
Bab 36 PRIA MISTERIUS DI SISI EMA
10/03/2024
Bab 37 KEBUSUKAN EMA TERBONGKAR
11/03/2024
Bab 38 SISI GELAP EMA
11/03/2024
Bab 39 MULAI NELANGSA
12/03/2024
Bab 40 KEHILANGAN MOBIL
12/03/2024
Buku lain oleh Zulaikha Najma
Selebihnya