MISTERI KAMAR ADIK PEREMPUANKU
kan roti bakar beroleskan selai roti kacang. Tetapi, yang jelas aku sudah sempat menget
itu beralasan, "Se- semalam aku i-kut
masuk di akal, tetapi suaranya yang bergetar dan ter
mulai tertarik, m
u. "Emang ranjang punyaku sudah jelek mbak. Bahkan kadang-kadang, pun
imana kalau ranjang Ema kita ganti aja, supaya tidak b
palanya, mulutnya penuh berisi
aan itu, terlihat santai menikma
ng makan itu sunyi, supaya semua orang di dalamnya bis
ai atas rumahku, aku takut jika anakku terbangun, m
an menangis saat m
apanku saat ini telah melewati bahtera
panjang perjalanan bersama
Bocah kecil berambut ikal dengan pipi tembem itu, k
yatim piatu, maka aku ajak saudara sekandungku it
tak ada ruang dalam hati
puku di meja, tanda sara
usibak bulir kecil sisa-sisa makana
jadi ke undangan hari ini?" tanyaku sa
nya Mas Deo sempat memberitahukan kalau ma
ar suamiku menjawab
*
rita malam
ngkin, kusematkan beberapa akseso
mempermalukan sang suami di depan banyak mata. Bia
emastikan bahwa penampilanku akan sesempu
ranjang. Nampak bayi kecil itu, menendang-ne
i sosok Deo yang belum
i kamar Ema dengan mengenakan baju yang sudah rapi, sama
ke mana, Ma
u malah balik bertanya. "
u bilang dengan jelas bahwa aku akan p
saja di rumah dan saat ini dia lebih memilih Ema untuk me
E
Meskipun hatiku hancur, tapi aku me
memperindah penampilanku tadi. Bi
mbil lipstik yang tengah dipinjam Ema 3 hari
sih. Namun sebuah kain segitiga membuatku
kain segitiga itu terhampar nyata di ranjang Ema. Celana berkelir hitam
u mencengkram kain itu dengan ben