Arabella, dipanggil Ara, adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang tengah menikmati permainan otome berjudul Z.A.M, singkatan dari Zombie And Man. Namun, serunya bermain game terpaksa harus berakhir saat ibunya memerintahkan untuk membeli beras. Saat berjalan menuju toko, Ara bergumam, "Kan bagus kalau dunia ini diserang virus zombie. Jadi aku bisa hidup damai bersama pria tampan seperti di game." Tapi, tanpa dia sadari, keinginannya seakan terkabul. Semua orang yang dia temui tiba-tiba berubah menjadi zombie, termasuk ibu dan kedua adiknya. Sekarang, Ara harus melarikan diri dari kejaran para zombie yang haus darah. Hingga akhirnya, setelah berjuang melewati horde zombie... ....... Ara membuka matanya perlahan, menyesuaikan diri dengan situasi sekitarnya. Di hadapannya, dia melihat sosok pria bertubuh besar dan tinggi. Dalam keadaan genting seperti ini, pria tersebut mendekatinya dan bertanya, "Kau baik-baik saja? Istriku..." Benar! Pria itu adalah Aezar, salah satu karakter game yang paling digemari oleh Ara.
Dor! Dor! Dor!
Terlihat sebuah adegan tembak menembak Zombie yang dilakukan oleh sepasang pria dan wanita.
"Aw!" teriak seorang wanita dengan pakaian tempur lengkap dengan pistol yang digenggamnya. Dia terlihat mengalami luka di bagian tangan akibat tergigit oleh zombie.
"Kau tergigit? Sebaiknya kau lebih berhati-hati lagi, sayang! Sudahlah, ayo kita pergi dulu dari sini!" suruh seorang pria tampan. Dia menggendong wanita yang terkena gigitan zombie tadi, menghindari para zombie.
"Ayo cepat!" ujar seorang gadis yang sedang berbaring di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.
"Kakak Ara! Tolong belikan beras!" teriak seorang wanita paruh baya dengan suara yang sangat menggelegar hingga satu RW dapat mendengarnya.
"Tidaaaakk..." teriak gadis yang dipanggil Ara oleh seorang wanita paruh baya tersebut. Dia masih tiduran dan memainkan ponselnya. Dia kemudian bangkit dari posisi tidurannya.
Yup benar! Semua adegan tadi hanyalah adegan sebuah game yang dimainkan oleh seorang gadis berusia 17 belas tahun yang bernama Arabella Juliana, biasa dipanggil Ara.
Game tersebut bernama Z.A.M atau singkatan dari Zombie And Man. Game otome pertama yang di rilis oleh developer A.W.U atau singkatan dari Another World Universe.
Ara berdiri dan hendak membuka pintu. Saat pintu terbuka, terlihat dua orang anak kecil berusia lima dan sepuluh tahun. Mereka berdua serempak berkata, "Pinjam HP, kak!"
🧟♀️🧟♀️🧟♀️
"Huft... Benar-benar! Padahal kan, aku sedang seru-serunya bermain game," gumam Ara yang sedang berjalan seorang diri. Dia menendang-nendang batu kecil yang ada didekat kakinya.
Ara menengadah ke atas. Dia lalu bergumam, "Kan bagus kalau dunia ini diserang virus zombie. Jadi aku bisa hidup damai berdua bersama pria tampan seperti di game."
Ara tersenyum sesaat, kemudian ia melanjutkan, "Tentu saja itu tidak mungkin."
"Rrrawwr!"
Terdengar sebuah suara aneh dari arah belakang. Sontak Ara menoleh ke arah datangnya suara. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat apa yang ada di belakangnya.
"Zombie!" teriak Ara saat melihat ada sesosok manusia mengerikan berkulit hijau dengan noda darah yang menghiasi sekujur tubuhnya.
Ara yang tidak mau menjadi perkumpulan para zombie penggigit leher manusia, langsung berlari sekuat tenaga meninggalkan Zombie yang berada di belakangnya.
Sang zombie yang haus leher manusia tidak tinggal diam. Dia berlari mengejar mangsanya sambil terus berseru, "Rrrawwr! Rrrawwr! Rrraaaawwrr!"
Setelah berlari menghindari Zombie, Ara akhirnya sampai di rumahnya. Buru-buru dia masuk kedalam rumah dan mengunci pintu rumahnya.
"Huft... Aku selamat," gumam Ara sambil bersandar di depan pintu. Karena lelah setelah berlari, dia terduduk di depan pintu.
"Rrraaawwwr!"
Baru beberapa detik Ara duduk, ibu dan kedua adiknya berjalan pincang ke arahnya. Sama persis seperti zombie yang dia lihat tadi, ibu dan kedua adiknya juga mengalami gejala yang sama.
"A- apa yang terjadi pada kalian?" tanya Ara sambil memandangi keluarganya dengan tatapan sedih.
"Rrraaawwrr!"
Karena keluarganya kini berubah menjadi zombie, mereka tidak memedulikan ucapan Ara. Yang mereka inginkan saat ini adalah menggigit leher Ara dan menjadikannya perkumpulan zombie penggigit leher.
Tidak mau jadi bagian dari mereka, Ara membuka pintu rumahnya dan langsung keluar dari rumah. Setelah berada di luar, dengan cepat dia menutup pintu rumahnya dan bersandar di depan pintu agar keluarganya tidak bisa keluar mengejarnya.
Namun, dia melupakan satu hal.
"Rraawwwr!"
Benar! Ada seorang Zombie di luar rumahnya. Dan itulah juga alasan mengapa Ara langsung buru-buru pulang ke rumah. Padahal dia belum membeli apa yang ibunya perintahkan.
Sayangnya, Zombie itu sudah berada tepat di hadapan Ara.
Seluruh tubuh berwarna hijau, mulut yang terbuka lebar, noda darah di setiap inci tubuhnya, membuat siapa saja yang melihatnya akan langsung muntah, bahkan pingsan karena saking menjijikkannya makhluk ini.
"Kyaaaa!" teriak Ara. Dia kemudian menendang Zombie tersebut tepat di bagian ulu hati dengan kakinya yang beralaskan sandal selow berwarna hitam.
Ara lalu berlari menjauhi area sekitar rumahnya dan hendak mencari tempat yang aman dari kejaran Zombie.
"Kenapa jadi begini? Padahal, jelas-jelas aku hanya asal berbicara saja tadi," gumam Ara sambil terus berlari.
Ara kemudian menggelengkan kepalanya tanpa menghentikan larinya. Lalu dia bergumam, "Tidak! Aku benar-benar tidak ingin ada Zombie di dunia ini. Mereka sangat jelek dan menjijikkan."
Bugh!
"Kyaaaa!" teriak Ara saat melihat ada seorang zombie yang jatuh dari atas atap rumah. Saking terkejutnya, dia sampai terduduk di tanah.
"Rraawwr!"
Sang zombie bangkit dari posisi tidurannya akibat terjatuh. Dia kini berjalan mendekati gadis malang tersebut.
Ara langsung berbalik dan hendak berlari. Namun ia mengurungkan niatnya karena ada beberapa Zombie yang berlari ke arahnya.
Ara menendang zombie di hadapannya dengan keras hingga zombie itu tersungkur di tanah. Dia lalu berlari ke depan.
Dari arah kanan, kiri, serta belakang, Zombie terus bermunculan dan mengejar Ara secara serentak.
Adegan kejar-kejaran Ara dengan para zombie, sangat mirip seperti adegan kejar-kejaran seorang idola yang di kejar penggemar fanatiknya untuk dimintai tanda tangan.
Ara kini sudah tidak bisa lanjut berlari ke depan. Karena di depan ada segerombolan zombie yang siap mengeroyoknya jika dia tetap nekat berlari ke depan.
Ara lalu menoleh ke arah kanan, nampak sebuah SMA dengan gedung tiga lantai yang tidak tersentuh manusia dan zombie sama sekali. Mungkin karena saat ini sedang libur sekolah, jadi sekolah sangat sepi.
Tanpa pikir panjang, Ara langsung berlari masuk kedalam sekolahan. Dia lalu menutup pagar sekolahan agar para zombie tidak bisa masuk dan mengejarnya.
Namun sayang, usahanya sia-sia. Para zombie walaupun terlihat tidak memiliki akal, namun mereka semua memiliki ambisi yang sangat kuat untuk menggigit leher Ara.
Mereka saling bertumpuk satu sama lain dan saling berebut mendapat posisi paling atas agar bisa melewati pagar sekolah tanpa perlu membukanya.
Ara melanjutkan larinya. Dia kini masuk kedalam sebuah kelas. Dia menutup pintu dan jendela kelas rapat-rapat.
Ara terduduk di salah satu meja kelas. Dia memegangi kepalanya seraya bergumam, "Ini salahku! Ini semua salahku! Andai saja jika aku tidak pernah mengatakan hal itu..."
Prang!
Para zombie berhasil memecahkan kaca jendela dengan cara membenturkan kepala mereka ke dinding kaca.
Ara bangkit dari duduknya. Dia mengambil salah satu kursi dan langsung melemparkannya pada para zombie yang berusaha mendekatinya.
Ara lagi-lagi melanjutkan larinya. Dia kini berlari menaiki satu-persatu anak tangga demi bisa sampai di atap sekolah.
Saat dia sudah sampai di depan pintu atap sekolah, dia membuka pintu dan langsung keluar dari sana. Tak lupa dia juga mengunci pintunya rapat-rapat. Bahkan dua menahan pintu itu menggunakan tubuhnya sendiri dengan cara bersandar.
"Sekolah ini sangatlah sepi. Namun, kenapa semua pintu dan pagar sekolah tidak dikunci? Bahkan kuncinya masih tertancap di gagang pintu," gumam Ara dalam hati sambil terus menahan pintu dengan tubuhnya.
Brak!
Brak!
Brak!
Para Zombie berusaha membuka pintu yang terkunci dan ditahan oleh Ara.
Dikarenakan jumlah mereka yang sangat banyak, mereka semua akhirnya berhasil membuka pintu. Hal ini membuat Ara yang menahan pintunya terdorong.
Ara kemudian berlari hingga dia berada di ujung atap sekolah. Dia kini menghentikan larinya, karena jika dia berjalan sedikit saja, dia akan langsung jatuh lalu ditangkap oleh para zombie yang sudah menantinya di bawah.
Sementara itu, rombongan zombie semakin mendekat ke arahnya yang membuat Ara mundur secara perlahan. Hingga tanpa sadar dia...
"Kyaaaaa!" teriak Ara saat dia terjatuh dari atap sekolah.
🧟♂️🧟♀️🧟♂️
Seorang gadis cantik yang memiliki kulit putih, hidung kecil dan mancung, pipi yang agak tembem, tengah terbaring di sebuah ranjang berukuran besar.
Kedua kelopak matanya tertutup rapat. Terlihat bulu-bulu matanya yang lebat dan lentik. Gadis cantik itu berusaha membuka kedua kelopak matanya. Lalu menampakkan pupil mata indahnya berwarna hitam pekat.
Seorang gadis bernama Ara, samar-samar melihat sesosok pria bertubuh besar dan tinggi di hadapannya.
Pria tersebut berlari mendekatinya seraya bertanya, "Kau baik-baik saja? Istriku..."
Buku lain oleh ✨Princess Of Light✨
Selebihnya