Brisia melenguh dalam ciuman panas yang penuh gairah bibir keduanya terlepas menghirup nafas dengan sangat rakus belahan yang sempurna tercetak di depan mata Ziel segera mendorong tubuh Brisia agar berbaring di bawahnya dengan sempurna Serangan dadakan yang di lakukannya berhasil Membuat Brisia tidak bisa berkutik beberapa kali suara desahan terulang dengan begitu seksi terucap oleh bibir indah Brisia Beberapa cetakan indah telah tercipta pada leher indah Brisia wanita muda 25 tahun itu hanya bisa melenguh menikmati setiap incin tubuhnya yang di cecap dengan kuat oleh Ziel " Shhhh..... kenapa dirimu begitu candu,,," desah Ziel yang tidak kuat tubuh indah Brisia yang tidak pernah bosan baginya begitu candu sehingga membuatnya ingin lagi lagi dan lagi " Mmmphh... mmmphhh...... Rasanya aku ingin ke.. lua..... rrr...., " Ucap Brisia patah - patah menikmati jemari nakal Ziel yang terus bergerak pada intu tubuhnya Ziel terus menaikkan tempo pergerakannya membuat tubuh Brisia semakin tak terkontrol bergelinjang kiri dan kanan berulang kali Remasan kedua jarinya semakin menguat ketika gelombang klimaks menghantam dirinya dengan sangat dahsyat suara nafas yang tidak beraturan saling bergemuruh antara dua insan yang sedang di Landa puncak kenikmatan
1 . JEBAKAN Maximiliano
Zallyan Rodrigo Berbardo atau yang biasa di sapa dengan Ziel berjalan dengan gagah dan penuh wibawa aura yang menyeramkan selalu terpancar dari wajahnya yang dingin dengan tatapannya yang sangat tajam itu mampu membuat lawannya menciut
Malam ini Ziel akan melakukan transaksi di sebuah club malam terbesar di Milan , seperti biasanya Ziel akan melakukan peraturan anehnya yang membuat banyak para konsumen yang bingung namun walaupun begitu mereka tetap mengikuti cara main Ziel
Karena selain bergerak cepat barang yang ditawarkan Ziel memiliki kualitas yang cukup tinggi oleh sebab itu mereka tidak pernah protes dengan peraturan aneh dari Ziel
" Tuan Maximiliano apakah anda yakin jika tuan Berbardo tidak akan mengetahui rahasia kita ini , " tanya Edward yang tidak lain adalah tangan kanannya Maximiliano
" Tenang Edward rencana kita ini sangatlah jadi kamu tidak perlu khawatir percayalah padaku semuanya aman kamu hanya perlu memastikan semua berjalan dengan lancar ," ucap pria yang kisaran umurnya telah mencapai angka 55 tahunan
" Baiklah aku akan melakukan sebaik mungkin tuan ," ucap Edward dengan pada Maximiliano walaupun dirinya tidak yakin akan keberhasilan misi mereka kali ini namun dirinya tetap akan terus melakukan tugasnya semaksimal mungkin
Ceklek..... begitu pintu ruangan VVIP terbuka dari luar maka semuanya terdiam saat melihat sosok yang sudah mereka tunggu dari tadi , ketika Ziel masuk kedalam ruangan tersebut Maximiliano segera mengisyaratkan pada wanitanya untuk segera meninggalkan ruangan tersebut dan hanya menyisakan dirinya dan juga beberapa orang penting
" Kamu pergilah bawakan aku minuman yang baru ,' ucap Maximiliano pada salah satu anak buahnya
Ziel mengambil tempat di hadapan Maximiliano kemudian mengisyaratkan Veto untuk membuka koper bawaan mereka kemudian menghadapkan pada Maximiliano
Maximiliano mengambil beberapa buah benda yang mirip serbuk putih itu kemudian tersenyum puas , " ya seperti biasanya anda tidak pernah mengecewakan ," ucap Maximiliano dengan jujur selama berkecimpung dalam bisnis dunia bawah tanah Ziel adalah salah satu pemasok yang paling lama bekerja sama dengannya
" Tunggulah sebentar Tuan Berbardo saat ini asistenku sedang mengambil uang kalian ," ucap Maximiliano
" Baiklah tidak masalah untuk kali ini tapi lain kali mohon maaf tuan Maximiliano aku tidak bisa merusak peraturan yang sudah aku buat ," ucap Ziel dengan tegas
Tidak selang beberapa lama dua orang pelayan pria datang dan membawakan wine yang baru untuk mereka para tamu VVIP
Maximiliano mengangkat gelas untuk dirinya setelah menuangkan wine dalam gelasnya meneguknya dengan nikmat
Ziel hanya memperhatikan saja tanpa menyentuh wine tersebut , hingga beberapa saat kemudian Edward asisten pria itu pun muncul lalu membawakan uang yang berisi satu tas penuh
Veto mengangguk kepada Edward keduanya pun lalu saling mencampakkan dua tas tersebut
" Baiklah tuan Maximiliano senang bekerjasama dengan anda , kami pamit dulu kalau begitu ," ucap Veto dan segera berdiri dan berjalan menunggu Ziel bangun dari duduknya
" Tidakkah anda mau minum sesekali bersama kami tuan Berbardo hanya segelas saja untuk malam ini ," tanya Maximiliano pada Ziel yang sudah bersiap untuk pergi
Ziel berpikir sejenak sepertinya tidak ada masalah kalau hanya satu sesapan saja bukan dengan tanpa pikir panjang Ziel meraih gelas yang disodorkan padanya lalu ikut meminum wine itu dengan sekali teguk
" Baiklah tuan Maximiliano senang bekerjasama denganmu namun waktuku tidak banyak aku harus pergi sekarang," ucap Ziel dan segera bangkit dari duduknya
" Oke baiklah silahkan," ucap Maximiliano dengan wajah ramah , " kena kamu tuan Berbardo dan kita hanya tunggu saja , obat itu adalah obat yang tidak bisa dideteksi oleh dokter atau ilmuwan kesehatan lainnya ," guman Maximiliano dalam hatinya dengan senang
Setelah Ziel dan asistennya pergi Maximiliano segera meminta Edward untuk mengikuti kemana tuan muda Berbardo itu pergi
Saat berada di jalan Ziel dan Veto dihadang oleh beberapa kelompok yang tidak dikenali sama sekali sepertinya hanyalah seorang penjahat jalanan Veto dan Ziel segera keluar dari mobil lalu meringkus para preman jalanan itu hanya dengan beberapa pukulan para preman itu segera lari terbirit-birit karena tidak bisa mengalahkan lawannya
Edward yang melihat dari jarak yang cukup jauh menganggukkan kepalanya dirinya tahu jika Veto dan Ziel tidak mudah untuk dikalahkan
" Boleh juga tuan muda Berbardo itu ," ucap seorang wanita yang saat ini sedang duduk di sebelahnya
" Ya lumayan tapi kita harus fokus pada rencana kita dulu ," ucap Edward pada wanita itu
Ziel memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing sebenarnya rasa pusing itu sudah dia rasakan sejak terlibat perkelahian dengan preman jalanan tadi namun saat itu tidak yg Ziel meremas dahinya dengan kuat y rasa pusing yang begitu hebat pada dirinya
" Master apakah ada sesuatu, atau anda sedang sakit, apakah kita harus kerumah sakit dulu ," tanya Veto pada Ziel yang terlihat sangat tersiksa dengan rasa pusing yang dia alami
" Oh tidak ...tidak ... aku hanya perlu istirahat sedikit saja , oh iya Veto tolong bawa jaketku ini ke laundry, aku ingin besok pagi kering " ucap Ziel lalu melepas jaket miliknya meletakkan disamping kursinya
Veto melanjutkan perjalanan mereka yang akan menuju hotel sesekali terlibat pembicaraan antara Veto dan juga Ziel saat Ziel bertanya maka Veto akan menjawab dengan seperlunya
Pusing yang melanda Ziel sungguh sangat parah dirinya seolah diputar - putar dengan sangat kencang sungguh ," euh....kenapa pusingnya semakin menjadi..jadi .... Veto tunggu ada seseorang yang mengikuti kita coba tepi kan mobil di depan mini market itu ," ucap Ziel yang menyadari jika ada sebuah mobil yang berjaga jarak dibelakang mereka mobil itu tidak melaju ataupun berhenti namun tetap berusaha terus berada di belakang mereka
Veto melihat kaca spion dan benar saja memang ada yang sedang mengikuti mereka saat ini , Veto segera mencari sebuah minimarket terdekat lalu berpura - pura masuk kedalam minimarket itu berdua dengan Ziel dan ternyata benar mobil yang berada di belakang mereka juga berhenti di tempat yang tidak jauh dari mereka
" Master , benar mereka ternyata sedang membuntuti kita ," ucap Veto
" Bukankah sudah aku katakan tadi , sekarang berikan jaket mu padaku berikan cepat ," ucap Ziel dengan sedikit memaksa
" Sebentar Master tapi untuk apa ," tanya Veto tak enak hati harus memberikan jaket bekasnya kepada atasannya
" Ckkk... berikan saja kita akan menukar identitas untuk sementara waktu sampai kita tau siapa mereka ," ucap Ziel dan masih berusaha menahan pusing yang kini bertambah menjadi panas
Setelah mendengar penjelasan atasnya veto dan Ziel segera bertukar peran , Ziel mengambil alih mengemudi dengan kecepatan yang cukup tinggi dan orang dibelakangnya pun juga ikut menambahkan kecepatan juga
Setengah jam berlalu mereka akhirnya sampai pada sebuah hotel mewah yang ada di pusat kota Milan Ziel segera turun dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Veto,
Veto pun segera keluar dengan sedikit gugup karena atasannya membukakan pintu untuk seorang bawahan bukankah ini adalah sebuah keberuntungan bagi Veto kapan lagi dia bisa ada pada saat-saat seperti ini
Melihat Veto yang masih berdiri diam seperti patung Ziel mengisyaratkan agar Veto segera pergi meninggalkan lobby hotel dan segera masuk ke dalam hotel
Sementara Ziel dia membawa mobilnya untuk masuk melalui parkiran , Ziel meletakkan mobilnya secara acak pusing di kepalanya kembali kumat dan dirinya tidak bisa menahannya lagi dengan tertatih-tatih Ziel keluar dari dalam mobil , dengan kesadaran yang masih berusaha dipertahankan olehnya Ziel berjalan dengan tegap masuk ke dalam lift menekan angka dimana kamarnya berada , lift itu terasa begitu sangat lama berjalan
Ziel masih terus menahan hasrat dalam dirinya panas dan juga pusing mendera menjadi satu dia harus segera sampai ke dalam kamarnya
" Shutt.... Maximiliano..... bedebah itu sepertinya telah mencampurkan sesuatu pada minumanku, sial kenapa aku sampai kecolongan," ucap Ziel menyadari jika pasti ada sesuatu yang salah pada dirinya
Ting.... Pintu lift terbuka seorang wanita masuk ke dalam lift dimana Ziel berada saat ini wanita itu sepertinya sedang mabuk bisa terlihat dari jalannya yang oyong dan juga raut wajahnya yang tidak karuan karena hampir tertutup dengan rambutnya yang sebahu
Namun kulit putih mulus dan jenjang itu masih nyata bisa dilihat oleh Ziel , panas dalam tubuhnya semakin menjadi-jadi gairahnya entah darimana bangkit secara tiba-tiba
dengan satu kali tarikan Ziel berhasil membuat wanita itu kini berada di dalam pelukannya, kemari itu perlahan menyisir pinggiran rambut yang menghalangi wajah dari wanita yang kini berada dalam dekapannya itu wajah wanita dihadapannya ini terlihat begitu mulus dan juga sangat cantik bahkan wajah cantik nya begitu jauh dari bayangan yang Ziel sedari tadi
" Maafkan aku nona, salahkan lah takdir yang mengirim mu kemari, baik Kawan atau lawan aku tidak akan peduli yang terpenting saat ini aku harus terbebas dari pengaruh obat sialan ini ," guman Ziel
Ziel sangat tidak sabaran dia menarik tengkuk wanita itu dengan sangat kuat hingga akhirnya bisa mencecap bibir yang merekah itu dengan sangat dalam
" Euhh..... euh...." Terdengar suara lenguhan dari wanita yang kini berada di dalam dekapannya tersebut
Mendengar suara indah dan sedikit perlawanan dari wanitanya membuat Ziel semakin penasaran dan tertantang dirinya semakin memperdalam ciumannya lumatan lumatan kecil terjadi dengan sangat panas di dalam lift yang hanya diisi oleh dua manusia yang kini tengah berpadu menjadi satu itu
Bab 1 JEBAKAN MAXIMILIANO
24/07/2023
Bab 2 APAKAH KAU KECEWA
24/07/2023
Bab 3 KEGAGALAN RENCANA MAXIMILIANO
24/07/2023
Bab 4 BRISIA SI WANITA YANG MENARIK
24/07/2023
Bab 5 BERTEMU KEMBALI
24/07/2023
Bab 6 CIUMAN ALAM SADAR
24/07/2023
Bab 7 MALAM YANG KEMBALI TERULANG ²¹
24/07/2023