Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istriku Seorang Agen Rahasia

Istriku Seorang Agen Rahasia

TiwiMelisa

5.0
Komentar
138
Penayangan
5
Bab

Axel Setya Nugroho adalah laki-laki yang telah resmi menikah. Ia menikah dengan seorang wanita yang bernama Lula Denia. Pernikahan tanpa ada rasa cinta karena sang Papa Nugroho percaya akan kabar burung tentang Axel memiliki kelainan seksual. Awalnya Nugroho akan menikahkan Axel dengan anak sahabatnya Jendro bernama Sasha. Namun untuk mengehentikan usaha sang Papa. Axel menunjuk Lula secara asal ketika wanita itu datang kerumahnya untuk mengajar les sang keponakan yang bernama Aisha. Sedangkan Lula sendiri adalah seorang agen rahasia bernama Srikandi. Ia melakukan banyak misi penyelamatan dan melawan anggota Secret of the dark. Penasaran baca terus ceritaku yaa

Bab 1 Resmi menikah

Bab 2.a

*Hari pertama menyandang status istri*

Udara pagi yang menerpa, saat sinar matahari yang hangat masuk dari jendela yang terbuat dari kaca. Entah bagaimana, posisi Aisha bisa berubah. Kini Axel memeluk tubuh Lula.

Tak pernah terbayangkan dalam bayangan Axel. Hari ini dirinya resmi menjadi suami orang. Karena rasa traumanya ia tak pernah memiliki niatan untuk menikah. Kejadian masalalu ketika dirinya hampir dilecehkan seseorang.

Jam menunjukkan pukul enam. Matahari telah terbit dari ufuk timur. Sinar matahari menerpa walau masih tertutup tirai jendela kaca.

"Hoamhh!" kata tanpa arti keluar dari bibir Axel. Ia terbangun karena nalurinya sudah terbiasa bangun pagi.

Dalam posisi terlentang diatas kasur Axel tak sadar jika tanganmya sedang menyentuh bukit kembar milik Lula. Saat kesadarannya belum seratus persen. Axel justru semakin giat meremas bukit kembar itu. Tiba-tiba loading kesadarannya hampir menyadarkan otaknya. Segera Axel membuka matanya lebar.

"Ya ampun Lo ngapain bego!" umpat Axel pada dirinya sendiri. Menjauhkan tangan nakal itu.

"Gila Lo Xel ... ngapain tangan Lo!" umpatnya lagi hingga terdengar suara nyaring.

"Plak ... plak. .." Suara yang berasal dari tangan Axel memukul tangan nakalnya itu, untung saja Lula masih dalam keadaan tertidur pulas tak sadar jika barang berharga miliknya sudah di tes oleh tangan suaminya itu.

Segera Axel mengangkat tubuhnya duduk diatas ranjang. Warna wajahnya memerah merasakan rasa daging kenyal itu masih terbayang jelas didalam otaknya.

"Udahlah gue mandi aja!" katanya seraya bangkit dari tempat tidur segera mandi dan bersiap pergi ke kantor.

"Srashh ...." suara air mengalir dari dalam kamar mandi terdengar jelas. Air bersih itu keluar dari shower membasahi rambut dan badan Axel.

Tiba-tiba otaknya tak ingin move on dari kejadian yang ia anggap sangat memalukan. Tangan Axel memukul dinding keras. Namun tak sebanding dengan kekuatan dinding yang kokoh tak bergetar akibat ulahnya.

"Pergi Lo bangsat!" umpatnya khusus hanya untuk fikiran nakalnya.

Akhirnya Axel semakin giat membasahi rambutnya, berharap fikiran kotornya cepat luntur bersama air yang mengalir lewat pembuangan.

Sayup-sayup Lula mendengar percikan air dari dalam kamar mandi. Matanya yang sepat dipaksa membuka.

Ia menoleh melihat sosok Aisha sang keponakan yang ribut ingin tidur bersama disini. Padahal semalam adalah malam pertama bagi mereka. Tetapi apa artinya itu semua karena mereka menikah bukan karena cinta. Hanya karena Lula tak tega dengan permintaan Aisha yang sangat menginginkan dirinya menikah dengan Axel yang tak lain pamannya Aisha. Ditambah Nugroho, sang Papa mertua juga mendesak Axel agar lekas menikah hanya karena mendengar gosip bahwa Axel memiliki kelainan seksual.

Tangan Lula menarik kain tebal itu untuk menyelimuti badan Aisha yang meringkuk kedinginan karena Air Conditioner.

"Lucu banget sih Aisha!" ucap Lula mengusap rambut si kecil.

Segera Lula beranjak bangun dan keluar dari kamar, menuruni anak tangga menuju dapur.

"Selamat pagi Nyonya" sapa Bi Inah dengan senyuman tipis sejenak menghentikan aktivitas tangannya di wastafel.

Lula membalasnya dengan tersenyum. Mengikatkan rambutnya dengan tali rambut yang biasa ia taruh di pergelangan tangannya.

"Kita mau masak apa Bi?" tanya Lula mulai mendekati Bi Inah.

"Kita masak nasi goreng saja Nyonya!" jawab Bi Inah mengeluarkan beberapa bumbu seperti bawang merah dan bawang putih dari tempat bumbu.

Sebelum menyentuh bahan baku makanan. Lebih dulu Lula mencuci tangannya supaya jauh dari kuman. Tangan terampil itu mengupas bawang merah dan bumbu lainnya. Tak lupa Lula menyalakan api kompor dengan sigap Bi Inah meletakkan wajan untuk menumis.

"Kreshh ...." Suara tumisan bumbu yang harum, menggugah selera.

Semua orang datang termasuk dengan Nugroho dan Sekar. Mereka terlihat turun dari lantai atas. Nampak jelas Dimata mereka, mantu barunya sedang menata piring di meja makan.

"Selamat pagi Ma ...." sapa Lula dengan tersenyum simpul.

"Selamat pagi Lula. .. hemh.. bau nya enak banget ini!" puji Sekar ketika menjawab sapaan Lula.

Meskipun tak menyapa Nugroho menarik kursi langsung bergabung duduk lebih dulu.

Semua sudah bersiap, saat Axel juga turun menggendong Aisha yang baru bangun.

"Pagi Onty!" sapa manja Aisha dengan mata yang masih sipit selepas bangun tidur.

"Pagi Sayang! mau makan?" tawar Lula balas Aisha mengangguk kecil. Tangan mungilnya mengusap mata kecilnya itu.

Lalu Axel menarik kursi tanpa berbicara. Tatapan dingin nya melihat nasi goreng yang sudah tertata rapi di atas piringnya.

"Uncle, Aisha mau itu?" pinta Aisha pada kerupuk didalam toples.

Tanpa menaruh rasa curiga Axel mengambil toples itu dan sesekali menyuapi nasi ke mulutnya.

"Enak Xel?" tanya Sekar ingin tahu penilaian darinya.

Axel hanya mengangkat satu alisnya sebagai tanda "Ya!"

"Puji Lula dong ... ini dia loh yang masak" kata Sekar memberi tahu.

Mendengar penjelasan Sekar, Axel menggebrak meja makan dengan keras.

"Brak ...."

Tanpa menunggu Ia langsung meletakkan sendok secara kasar, padahal nasi goreng didalam piringnya belum habis.

"Axel kamu mau kemana?" tanya Nugroho melihat Axel mendorong kursinya kemudian berjalan meninggalkan meja makan.

"Kerja lah! apa lagi?" jawab Axel singkat tanpa menoleh dan terus berjalan.

"Uncle bye ... bye!" seru Aisha, wajah dingin itu berbalik mengubah ekspresi wajahnya menjadi senyuman manis sesaat.

"Hem ... aku kira dia akan cepat berubah!" kata Sekar sedih. Padahal tadi pagi ketika dirinya mencari Aisha ke kamar Axel. Ia membuka pintu kamarnya. Alangkah bahagianya Sekar saat matanya melihat pemandangan ketika Axel memeluk Lula mesra dalam posisi terlelap. Sekar mengira jika Axel telah membuka hatinya. Nyatanya semua tak berjalan seperti yang ia mau. Sikap Axel masih sama saja tak memperlakukan Lula dengan baik.

Daripada Lula sendiri ia justru tak tertarik untuk memperhatikan Axel. Segera bangkit dan memilih membantu Bi Inah, setelah semua beres Ia mandi dan berangkat untuk mengajar.

"Aisha mau mandi sama Onty!" pinta Aisha sibuk bermain boneka.

"Oke ... tapi Onty mandi dulu ya." jelas Lula, Aisha mengangguk cepat. Lula tersenyum dan mengajaknya ke kamar untuk menunggu dirinya mandi lebih dulu.

Dengan tenang Aisha duduk diatas kasur menunggu Lula selesai mandi dan keluar menggunakan handuk kimono, menggendong Aisha dan memandikannya dengan sabar.

Mereka berangkat ke sekolah diantar sopir pribadi yang biasa mengantar Aisha.

*

*

Saat tiba di Sekolah suasana ramai di halaman. Anak-anak berlarian kesana kemari bermain bersama. Mereka turun dari mobil yang sama. Baru saja melangkahkan kakinya. Lula menjadi pusat perhatian dari para ibu wali anak didiknya.

"Emang Bu Lula beneran nikah sama Uncle nya Aisha?"

"Katanya Bu Riri iya ...."

"Wih hebat ya Bu Lula ... jadi mantu orang kaya ...."

"Nanti kita tanya yuk ...."

Bisik-bisik para ibu yang mengantar anaknya datang ke Sekolah. Telinga Lula tak tuli, jelas semua ia dengar dengan jelas.

"Hah ...." Lula menghela nafas kasar. Kembali memusatkan fikirannya untuk mengajar.

Jam cepat berlalu, saat Melly lebih dulu menyelesaikan tugasnya. Menunggu Lula di Kantin sekolah.

"Apa sih Mel!" sungut Lula saat melihat Melly menatapnya dengan tatapan penuh arti.

"Gimana Sister! malam pertama? indah?" tanya Melly sengaja menggodanya.

"Apaan sih!" balas Lula ketus jangankan indah kehadirannya saja tak dianggap ada oleh Axel sendiri.

Tetapi Melly tak menyerah kini memangku dagunya dengan tangan menatap lurus wajah sang sahabat.

"Lul ... Lo kenapa bisa nikah sama kulkas?" tanya Melly, belum mengetahui cerita dibalik pernikahan dadakannya kemarin. Ditambah semua orang banyak yang bertanya-tanya padanya.

"Jadi kemarin ...." Lula menceritakan kejadian kemarin kepada Melly secara detail tanpa ada yang tertinggal. Mata Melly nyaris tak berkedip sampai akhirnya Lula menutup ceritanya.

"Gila sih ... keren amat tuh cowok ... dia langsung nunjuk Lo ngajak Nikah?" kata Melly dengan suara kerasnya, Lula langsung membekap mulut cerewet itu dengan tangannya, karena ulahnya semua Guru menatap kearah Mereka sekarang.

"Melly kalem!" protes Lula melepaskan tangannya perlahan.

"Hehe maaf ... keceplosan ... lagian Gue kok disuruh jadi guru ... eh tapi Lul, tugas Lo gimana? sekarang Lo bakalan tinggal dirumahnya Aisha kan? jadi gimana misi kita?" tanya Melly mengingatkan Lula tentang tugas mereka sebagai agen.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh TiwiMelisa

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku