Kesempatan Kedua dengan Istriku yang Seorang Taipan

Kesempatan Kedua dengan Istriku yang Seorang Taipan

Autumn Breeze

Modern | 2  Bab/Hari
5.0
Komentar
623
Penayangan
384
Bab

Erik, tiga tahun setelah pernikahannya, hampir tidak pernah menatap Stephanie. Dia menyimpan harapan untuk menghidupkan kembali cinta mereka, tetapi niat Erik semakin gelap terhadap hidupnya. Stephanie, yang terjebak dalam kerumitan cinta, merasakan keinginannya untuk cinta semakin pudar. Ketika Erik secara tak terduga bertemu kembali dengan Stephanie, dia tidak siap menemukan bahwa dia telah berubah menjadi wanita terkaya di dunia, seperti menemukan berlian di lumpur. "Mbak Gilbert, bagaimana Anda mencapai kesuksesan sebesar ini di usia muda?" seseorang bertanya. Jawabannya tajam. "Jangan dekat-dekat dengan pria; mereka cuma bikin repot." Keesokan harinya, paparazzi yang mengikuti Stephanie terkejut melihat Erik Palmer, yang terkenal karena sifatnya yang dingin, dengan antusias bergabung dengan kerumunan mereka. "Mbak Gilbert, saya punya tawaran untuk Anda," Erik menyatakan. "Apa yang ada dalam pikiranmu?" tanya Stephanie, penasaran. "Bagaimana kalau kita mempertimbangkan untuk menikah lagi?" sarannya.

Bab 1 Peringatan Pahit

Aroma makan malam yang lezat tercium di udara, tetapi suasana hati di rumah tangga Palmer sama sekali tidak menyenangkan. Stephanie Gilbert, sang tuan rumah, baru saja selesai menata meja ketika sebuah pemandangan membuat perutnya mual-suaminya, Erik Palmer, berjalan masuk sambil menggendong Vivian Howard, kekasihnya.

Tiga tahun menikah, cinta Stephanie terhadap Erik terasa seperti bunga yang layu, terabaikan dan haus dalam bayang-bayang ketidakpeduliannya.

Pesan-pesan provokatif Vivian kepada Stephanie, termasuk foto-foto intimnya dengan Erik, dirancang untuk menusukkan pisau ke hati Stephanie yang sudah terluka.

Seperti bunga layu yang berjuang untuk mendapatkan sinar matahari, pernikahan Stephanie nyaris tak bertahan selama tiga tahun ini, membuatnya terkuras dan patah hati.

Sambil bersandar pada Erik seperti tanaman merambat yang menempel pada teralis, Vivian berbisik, "Stephanie, maafkan aku karena mengacaukan pesta makan malammu! Apakah kamu yang memasak semuanya? Anda cukup terampil di dapur! Tidak seperti saya, saya selalu berjuang dengan kesehatan saya. "Itulah sebabnya Erik sangat memperhatikanku dan tidak pernah membiarkanku memasak."

Bibir Stephanie yang mengerucut menunjukkan adanya badai yang sedang terjadi di dalam. Kehadiran Vivian saja sudah menjadi pengingat nyata akan hilangnya cinta, kekosongan yang terukir di tempat yang seharusnya mendapat kasih sayang Erik.

"Jadi, bolehkah seorang simpanan masuk begitu saja ke rumahku sekarang? "Ini benar-benar tidak masuk akal."

"Stephanie, jangan langsung mengambil kesimpulan!" Vivian cemberut, ada nada pura-pura terluka dalam suaranya. "Erik dan aku tidak lebih dari sekedar teman. Dokter saya menyarankan diet ketat karena kesehatan saya yang lemah. Jadi, saat aku mengetahui keterampilan memasakmu yang luar biasa, aku langsung memohon pada Erik untuk mengajakku ke sini. Tentunya, Anda tidak akan menolak orang miskin untuk menikmati makanan sehat yang dimasak di rumah, bukan?

Stephanie mengepalkan tinjunya. "Tunggu sebentar, Nona Howard. Kita hampir tidak mengenal satu sama lain, jadi jangan berbicara seolah-olah kita teman. Makanan ini untuk suamiku, bukan untuk tamu tak diundang."

"Ayo! Apa dramanya? Anda seharusnya bersikap ramah! Itu hanya makanan. Santai."

"Jujur saja, lupakan saja dirimu sendiri. Itu hanya makan malam. Kau telah menampung kami sejak kau menikah dengan saudaraku. Jangan bersikap seolah-olah kehadiran Vivian adalah tragedi besar!" Lacey Palmer dengan tidak sabar menimpali sambil menuruni tangga.

"Dan sejujurnya, Vivian mungkin akan menikah dengan saudaraku jika kamu tidak ada," kata Lacey sambil duduk di meja makan, memberi isyarat agar Vivian bergabung dengannya.

Mereka duduk dalam keheningan yang menegangkan, celoteh Lacey dan Vivian sangat kontras dengan suasana tegang antara Stephanie dan Erik. Tatapan mata mereka yang saling menjauh dan postur tubuh mereka yang tegang menunjukkan banyak hal, menggambarkan gambaran nyata dari sebuah pernikahan yang retak.

Telepon berdering.

Erik buru-buru menjawabnya, bertukar beberapa kata sebelum tiba-tiba menutup telepon.

"Saya punya beberapa urusan bisnis yang harus diselesaikan di perusahaan. Stephanie, tolong urus semuanya di sini. "Saya tidak akan kembali malam ini," Erik mengumumkan dengan tergesa-gesa sebelum pergi.

Sambil menyingkirkan piringnya yang belum tersentuh, Stephanie menatap tajam ke arah wanita-wanita yang tersisa. "Saya sudah selesai di sini. Selamat makan."

Setelah itu, dia berdiri dan menaiki tangga.

"Apa yang telah aku lakukan? Apakah Stephanie kesal karena aku di sini? Vivian mengedipkan bulu matanya, berpura-pura khawatir.

"Biarkan dia, Vivian. "Coba ini..."

Sambil tenggelam dalam pikirannya, Stephanie menelusuri pola selimut itu, kenangan tiga tahun berputar-putar dalam benaknya.

Tak pernah dalam mimpinya yang terliar dia mengira akan terkesima oleh seseorang saat berpidato di kampus. Namun, di sanalah dia, benar-benar terpikat oleh setiap kata dan gerakan Erik.

Sejak saat itu, menikahinya bukan hanya sekadar keinginan, melainkan sebuah prasasti yang terukir di jiwanya.

Akan tetapi, Tuan Sempurnanya ternyata adalah Tuan yang Tidak-Begitu-Benar, dan mimpinya hancur bagaikan film komedi romantis yang kacau.

Dia memang memiliki kelembutan yang dibayangkannya, tetapi kelembutan itu tidak ditujukan kepadanya.

Dia memiliki kekuatan dan pengaruh yang diyakininya, tetapi dia terbukti tidak bersedia melindunginya.

Terjebak dalam sangkar emas, dia menahan kebutuhannya sendiri, melayani keluarga Palmer dengan hati yang penuh dendam dan harapan akan cinta yang tampaknya memudar dengan setiap pengorbanan.

Meskipun ada rintangan yang diberikan ibu dan saudara perempuan Erik, dia menanggung semuanya tanpa menimbulkan masalah apa pun baginya.

Dengan harapan rapuh yang melekat di hatinya, Stephanie bersumpah untuk bertahan, berharap harapan itu akhirnya akan membuka mata pria itu terhadap cintanya yang tulus padanya.

Undangan itu merupakan tamparan di wajahnya, pengabaian terang-terangan terhadap perasaannya saat Vivian, sumber rasa tidak amannya, masuk ke rumah mereka.

Apakah langkah selanjutnya adalah membuatnya menyerahkan tempatnya kepada Vivian?

Tok tok!

Terdengar ketukan di pintu.

Stephanie membukanya dan mendapati Vivian tampak menyesal. "Stephanie, maafkan aku. Aku tidak sadar hari ini adalah ulang tahun pernikahanmu yang ketiga dengan Erik. "Saya tidak bermaksud mengganggu."

"Erik tidak ada di sini. "Kamu bisa berhenti berpura-pura," jawab Stephanie terus terang, karena tidak berminat mengobrol dengan Vivian.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Kesempatan Kedua dengan Istriku yang Seorang Taipan
1

Bab 1 Peringatan Pahit

22/10/2025

2

Bab 2 Tuduhan

22/10/2025

3

Bab 3 Stephanie Menghilang

22/10/2025

4

Bab 4 Perjanjian Perceraian

22/10/2025

5

Bab 5 Tidak Perlu Kompensasi

22/10/2025

6

Bab 6 Sang Pewaris

22/10/2025

7

Bab 7 Pers Negatif

22/10/2025

8

Bab 8 Serangan Balik

22/10/2025

9

Bab 9 Skandal Twitter

22/10/2025

10

Bab 10 Kemarahan Stephanie

22/10/2025

11

Bab 11 Bukti Terungkap

22/10/2025

12

Bab 12 Pintu Masuk Tak Terduga

22/10/2025

13

Bab 13 Putri Nyonya

22/10/2025

14

Bab 14 Persona yang Berubah

22/10/2025

15

Bab 15 Rasa Kebebasan

22/10/2025

16

Bab 16 Menyelesaikan Skor

22/10/2025

17

Bab 17 Rencana yang Gagal

22/10/2025

18

Bab 18 Gejolak Emosional

22/10/2025

19

Bab 19 Calon Mertua

22/10/2025

20

Bab 20 Kerabat yang Tidak Kompeten

22/10/2025

21

Bab 21 Wade Foster

22/10/2025

22

Bab 22 Sebuah Peringatan

22/10/2025

23

Bab 23 Annie

22/10/2025

24

Bab 24 Situasi Mengerikan

22/10/2025

25

Bab 25 Pesona Vivian

22/10/2025

26

Bab 26 Perilaku Misterius

22/10/2025

27

Bab 27 Terlalu Bergantung

22/10/2025

28

Bab 28 Hati-hati

22/10/2025

29

Bab 29 Teguran

22/10/2025

30

Bab 30 Pertengkaran Saudara Kandung

22/10/2025

31

Bab 31 Kedatangan Tak Terduga

22/10/2025

32

Bab 32 Bar

22/10/2025

33

Bab 33 Kebetulan Tak Terduga

22/10/2025

34

Bab 34 Kesalahpahaman

22/10/2025

35

Bab 35 Kekacauan di Bar

22/10/2025

36

Bab 36 Langkah Strategis

22/10/2025

37

Bab 37 Realisasi yang Menakutkan

22/10/2025

38

Bab 38 Dukungan yang Tak Tergoyahkan

22/10/2025

39

Bab 39 Upaya yang Tidak Dihargai

22/10/2025

40

Bab 40 Penyesalan

22/10/2025