Gracelia, adalah seorang remaja yang sangat menggilai buku dan olahraga, awalnya dia juga sama seperti kebanyakan anak seumurannya, namun semua itu berubah ketika orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Dan dari situlah semua masalah dimulai. Gracelia yang awalnya berfikir hidupnya akan aman-aman saja dan tanpa kendala, justru hal yang terjadi malah sebaliknya. Pengorbanan dan usaha yang dia lakukan selama ini malah berujung pada pilihan yang membuatnya harus memilih antara pendidikan atau karirnya di bidang olahraga. Bukan tanpa alasan Gracelia menekuni olahraga, sejak orang tuanya bercerai dia sangat takut jika ada orang yang akan mencelakai ataupun melukai ibunya, maka dari itu Gracelia memutuskan untuk menekuni bela diri. Lantas bagaimana jika orang yang menjadi alasannya untuk melakukan hal itu justru saat ini juga jadi alasan terbesar dia harus menghentikan semua yang sudah dia mulai itu. Dan bagaimana jika satu persatu orang yang selama ini memberinya semangat, cinta dan kasih sayang perlahan meningakannya. Baik itu Orang tua, keluarga, sahabat, teman atau bahkan cinta pertamanya yang dia tidak tau bahwa ternyata dia menyukai orang itu. Dapatkah Gracelia mempertahankan semua yang dia miliki saat ini? atau justru dia akan kehilangan semuanya, termasuk dirinya sendiri?
Disebuah rumah terlihat ada seorang anak yang sedang di marahi oleh ayahnya.
"Gisel! Kamu lihat ini, kenapa semuanya seperti ini! Apa kamu bercanda dengan papa saat ini! Kamu lupa iya dengan peringatan yang papa berikan? Atau papa terlalu manja mendidik kamu?" Ucap ayah dari anak yang diketahui bernama Gisel itu.
"Maaf pa, Gisel salah, maafkan Gisel, tolong jangan hukum Gisel." Ucap Gisel sambil menangis memohon ampun pada ayahnya.
"Maaf, kamu lihat ini, nilai kamu semua hancur, kamu disuruh mengerjakan pekerjaan rumah juga tidak ada yang benar, bahkan kemarin terakhir kali kamu papa suruh mengelap mobil, malah yang ada timbul goresan di mobilnya."
"Kamu mau menghancurkan semua barang yang ada dirumah ini iya!" Ucap ayahnya membentak lagi.
"Tidak pa, Gisel tidak sengaja, Gisel tidak bermaksud melakukan itu." Ucap Gisel dengan tangis yang menjadi-jadi, apalagi ketika sang ayah sudah main tangan dengannya.
Seperti itulah kehidupan sehari-hari seorang gadis bernama Gisel Larasati. Dia merupakan putri kedua di keluarga ini, tapi sayangnya nasibnya tidak seberuntung kakaknya, bahkan diusia yang masih 10 tahun Gisel sudah sering mengalami penganiayaan. Bahkan orang tuanya sendiri menyebutnya pembawa sial.
Gisel seperti menjadi tumbal untuk kemarahan kedua orang tuanya dirumah ini. Bahkan bukan hanya sekali melainkan berkali-kali Gisel mendapatkan perlakuan seperti itu.
Gisel kecil tumbuh tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya, dan karena itulah dia menutup diri dari dunia luar, bahkan dia tidak memiliki teman, disaat anak seumurannya harusnya masih banyak bermain, Gisel justru mendapat perlakuan yang berbeda, orang tuanya menyuruh Gisel melakukan pekerjaan rumah, tak jarang Gisel kecil selalu kelelahan. Dan jika dia melakukan kesalahan maka hukuman siap diberikan padanya. Dia bahkan pernah tidak makan seharian karena memecahkan gelas saat hendak menuang air minum.
Gisel memang sangat kurang beruntung, bahkan jika dipikir-pikir, dia sama sekali tidak beruntung, tidak pernah satu kalipun Gisel kecil merasa bahagia, atau diberikan kebahagian oleh kedua orang tuanya, dan Gisel kecil bahkan sering diperlakukan seperti seorang pembantu. Padahal dia masih sangat muda, dan belum seharusnya merasakan hal-hal seperti itu.
Nasib Gisel memang berbeda sekali dengan sang kakak Alina, Alina sangat disayang oleh kedua orang tua mereka, semua keinginan Alina pasti dituruti, tidak pernah sekalipun saat Alina menginginkan sesuatu orang tua mereka tidak menurutinya. Walaupun diperlakukan dengan berbeda, Alina menyayangi Gisel, dia bahkan tidak segan membela Gisel jika orang tua mereka sedang memarahi Gisel.
Umur Alina dan Gisel terpaut 2 tahun. Saat ini umur Alina 12 tahun. Alina juga kadang sangat kasihan dengan adiknya Gisel, sampai sekang dia bahkan belum tau kenapa kedua orang tuanya sangat membeck Gisel, padahal Gisel juga anak mereka.
Alina dan Gisel jika diibaratkan maka mereka seperti summer dan winter. Alina tidak pernah sekalipun kekurangan kasih sayang orang tua mereka, bahkan disaat sibuk mereka masih menyempatkan diri menghubunginya. Sementara Gisel, jangan kan untuk dihubingi, jika orang tuanya menyapanya pun mungkin Gisel akan sangat bahagia.
Gisel kecil tumbuh dengan amarah dan siksaan dari orang tuanya, tidak pernah sehari pun dia tidak menangis karena dipukuli jika melakukan kesalahan, jika saja yang melakukan kesalahan itu adalah Alina, maka semuanya akan selesai hari itu juga, bahkan detik itu juga. Tapi jika Gisel yang melakukannya, bahkan sehari pun tidak cukup untuk menghukumnya.
Walaupun begitu, tidak ada orang luar yang menyadari perlakuan buruk kedua orang tua Gisel padanya. Yang orang itu tau adalah Gisel juga bagian dari keluarga itu, tentu saja perlakuan kepada Gisel sama saja. Padahal sangat berbeda.
Gisel kecil hanya bisa menerima itu semua. Apakah Gisel nanti akan bisa mendapatkan kebahagian seperti yang Alina dapatkan, atau sampai kapan pun Gisel akan hidup seperti itu, dan tidak akan ada kebahagiaan untuknya.
Suatu ketika kejadian buruk menimpa keluarga mereka, perusahaan yang dikelola oleh ayahnya mengalami kerugian yang sangat besar, sampai-sampai menyebabkan perusahaan itu bangkrut. Sang ibu yang memang tidak bisa untuk hidup susah pun menyuruh Sang kepala keluarga itu untuk menjodohkan anak mereka, tentu saja itu Gisel. Gisel menjadi tumbal untuk menaikan kembali perusahaan keluarga mereka.
Gisel ingin menolak, tapi tidak bisa, sang ibu bersikeras ingin dia membayar semua balas budi yang sudah diberikan oleh keluarga itu untuknya. Dia harus mau dijadikan tumbal untuk menebus semua huang-hutang milik perusahaan ayahnya. Gisel harus menikahi pria kaya raya yang bisa menyelamatkan keluarga mereka. Dia dipaksa untuk menikah dengan sorang tuan muda yang membantu menyelamatkan perusahaan ayahnya. Dan tentu saja dia tidak boleh memberitahu semua itu kepada kakaknya, Alina. Orang tua mereka tidak mau Alina menghalangi rencana mereka.
Gisel yang tidak bisa menolak pun, mau tidak mau terpaksa menerima pernikahan itu. Dia akan masuk kedalam kehidupan baru yang tidak pernah dia ketahui bahkan dia bayangkan selama ini. Apakah tempat baru itu akan menjadi surga untuknya atau malah menjadi neraka yang perlahan akan membunuhnya.
Kehidupannya yang semula memang tidak pernah damai pun menjadi tambah kacau, mulai dari kuliahnya yang tidak dia lanjutkan, pertemanannya yang hancur, dan pandangan semua karyawan di perusahaan suaminya kepadanya. Gisel harus bertahan menghadapi semua itu, ditambah lagi ternyata pria yang menikah dengannya adalah orang yang disukai oleh sang kakak. Pria dingin dan arogan yang memiliki pamor sangat menyilaukan.
Awalnya Gisel berpikir jika dia terus bersikap baik, maka pria dingin itu akan luluh, tapi nyatanya tidak, pria itu hanya mendekat dengannya, tapi bukan untuk memberinya kebahagian, melainkan untuk memberinya siksaan yang begitu amat kejam, membuat Gisel seperti merasa terperangkap didalam sangkar besi yang sudah dipanaskan sebelumnya.