Dipaksa Menikah dengan Hartawan Misterius
Penulis:Irita Sarkar
GenreRomantis
Dipaksa Menikah dengan Hartawan Misterius
Chelsea merasa amat lega saat melihat kedua pria itu semakin menjauh darinya.
Dia menatap pria di sampingnya dan berkata dengan tulus, "Terima kasih, Tuan."
Pria ini sangat tampan, seperti patung pahatan yang sempurna. Namun, ada dingin di matanya yang bisa membuat siapa pun membeku ketakutan.
Chelsea menggigil sampai dia bertemu tatapan pria itu, yang entah kenapa membuatnya sedikit sadar. Akan tetapi, setelah beberapa saat, dia merasa tubuhnya menjadi semakin tidak nyaman. Gelombang panas yang bergetar menyapu tubuhnya.
Di bahunya tersampir jas pria itu, yang berbau seperti parfum dan tembakau. Dia menarik jas tersebut erat-erat, mencoba untuk tenang.
Meskipun pria itu menyadari ada sesuatu yang salah dengan Chelsea, dia tidak bergerak. Dia hanya duduk di sana dalam diam sambil mengawasinya.
Wanita ini memang cantik dan menawan. Tiba-tiba tatapan mereka saling bertemu. Hanya dengan menatap matanya, pria itu bisa merasakan hasrat yang meliputi tubuh wanita itu, yang bersikeras ditahannya. Namun, kedua matanya dipenuhi dengan kesedihan.
Tiba-tiba pria itu teringat akan kecelakaan mobil yang telah direncanakan saudaranya.
Saat itu dia baru berusia dua puluh tahun dan mengalami kecelakaan mobil tersebut bersama ibunya. Dia langsung pingsan dan segala sesuatu di sekitarnya menjadi kabur. Namun, samar-samar dia ingat ada seorang gadis yang membawa mereka ke rumah sakit.
Sayangnya, pada saat dia kembali sadar, gadis itu telah pergi dan ibunya meninggal karena luka parah.
Selama bertahun-tahun, dia telah mengumpulkan bukti untuk mengetahui kebenaran dari kecelakaan mobil tersebut serta keberadaan gadis itu.
Saat itu dia tidak melihatnya dengan jelas, tapi dia ingat kedua mata gadis itu terlihat begitu indah tetapi sedih. Ada yang unik dan tak terlupakan di kedua mata itu.
Mengingat bahwa gadis dari waktu itu tampaknya seumuran dengan wanita di sampingnya, dia bertanya-tanya apakah mereka adalah orang yang sama.
Dia duduk dalam diam, tenggelam dalam pikirannya sendiri, dan suasana di mobil itu begitu sunyi senyap seperti di kuburan.
Tapi detik berikutnya, Chelsea menerkamnya dan mereka jatuh di kursi. Suaranya begitu kencang sehingga Bima yang sedang berkonsentrasi mengemudi pun kaget.
"Aku merasa panas sekali ... apa ... apa kamu bisa ... menolongku?"
Chelsea tidak lagi bisa mengendalikan hasratnya.
Dia mencoba melepas pakaian pria di sampingnya itu dan membelai dadanya yang berotot. Saat ujung jarinya menyentuh kulit pria itu, dia merasakan kenikmatan.
Raut wajah pria itu berubah dingin. Dia paham bahwa wanita ini pasti dibius.
Bima bertanya dengan ragu, "Bos, bagaimana janji temu dengan Tuan Kusnandar?"
"Jadwalkan ulang. Putar kembali ke kediaman."
Di Kediaman Bukit Awan.
Setelah melewati jalan panjang yang ditumbuhi pepohonan dan melewati tiga gerbang, mereka akhirnya tiba di sebuah kediaman yang menghadap laut.
Chelsea meringkuk di pelukan pria itu sambil menatap kediaman tersebut dengan matanya yang berkabut.
Kediaman itu merupakan satu-satunya bangunan di daerah itu. Rumah tersebut dibangun dalam gaya klasik dengan relief di dinding luarnya. Hanya seorang arsitek ahli yang bisa mendesain bangunan yang begitu mewah dan elegan.
Dekorasi di dalamnya lebih indah daripada di luar. Beberapa lukisan terkenal digantung di salah satu dinding, menambah kesan pesona vintage pada interior modern.
Berdasarkan sekian banyak kamera pengawas di rumah itu, Chelsea mengira bahwa pria ini bukanlah orang biasa.
Pria itu membawa Chelslea ke kamar mandi dan memasukkannya ke dalam bak mandi. Sensasi dingin datang dari punggungnya, jadi dia secara naluriah melingkarkan kedua lengannya di leher pria itu.
"Dingin sekali ...."
Meskipun dia mengeluh, ada sedikit kegenitan dalam nada suaranya.
"Tidak akan lama."
Pria itu membelai punggungnya untuk menghiburnya, tetapi Chelsea tidak mau melepaskannya. Dia harus menyalakan pancuran, berharap air dingin akan memadamkan hasrat Chelsea yang membara.
Namun, meskipun sudah diguyur air dingin selama sepuluh menit, Chelsea masih tidak membaik. Bahkan pria itu juga merasa panas di bawah sentuhannya.
Kancing di bagian atas kemejanya terlepas, memperlihatkan dadanya yang kuat dan keras.
Terpesona oleh rasa halus dari kulit pria itu, Chelsea tidak bisa menahan diri untuk tidak menyandarkan wajahnya di dada pria tersebut.
Meskipun pria itu berusaha mendorongnya, Chelsea sudah memasukkan salah satu jari pria itu ke dalam mulutnya, mencengkeramnya dengan bibir merahnya yang montok dan mengisap ujung jari tersebut dengan lidahnya.
Menjilat ujung jarinya perlahan, dia menatap pria itu seperti seorang bidadari yang cantik dan menggoda.
Menatap kedua mata Chelsea yang tampak kabur, pria itu mendengarnya memohon, "Tolong aku ...."