Chelsea sangat ketakutan sehingga dia hampir berteriak. Sekian banyak pertanyaan memenuhi benaknya.

Dia tidak tahu kapan Tristan kembali dan tidur di sampingnya.

Terlebih lagi, kepalanya ada di lengan Tristan dan dia meringkuk dalam pelukannya. Apa dia tidur seperti ini sepanjang malam?

Mungkin Tristan merasa bahwa Chelsea sudah bangun. Dia segera membuka matanya.

Berbeda dengan Chelsea yang merasa malu, Tristan tampak tenang. Pria ini bahkan tersenyum dan menyapanya, "Selamat pagi, Sayang."

Karena dia baru saja bangun, suaranya agak berbeda dari biasanya. Namun, suaranya masih terdengar menggoda dan menggetarkan jiwa.

Melihat Tristan menyadari rasa malunya, Chelsea tergagap, "Kamu ... kapan ... kapan kamu pulang?"

Tristan menganggapnya menarik dan tidak bisa menahan senyum. "Aku pulang setelah aku menyelesaikan pekerjaanku," gumamnya sambil mengelus kepala Chelsea.