icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 8
Cemburu
Jumlah Kata:1032    |    Dirilis Pada:16/07/2022

Albert sengaja membuat Renata bingung antara mengikuti kemauan dirinya atau Renata dan kelompoknya mendapatkan nilai E.

"Baiklah baiklah," ucap Renata pasrah.

Albert tersenyum puas lalu dia menepuk pahanya dan meminta Renata untuk duduk di atas pangkuannya.

"Kalau ada masalah sebaiknya diskusi padaku karena aku akan membantu kamu," bisik Albert dengan menggigit kecil telinga Renata.

Renata yang takut kalau rektor masuk mencoba berdiri namun dengan cepat Albert menarik tangan Renata.

"Kalau ada yang masuk bisa gawat Tuan," kata Renata.

Tanpa pikir panjang Albert mencium bibir Renata dengan lembut dia terus melumat sembari tangannya meremas buah dada milik Renata.

"Tubuhmu sudah menjadi candu buat aku," bisik Albert.

Takut ketahuan Renata segera beranjak sehingga tangan Albert terpaksa lepas dari pengunungan kembar milik Renata.

"Sudah tuan takut kalau ada yang masuk," kata Renata sambil membenahi pakaian dan lipstik di bibirnya.

Di luar Yuke nampak kepo, apa yang dibicarakan sehingga lama sekali.

Tidak sabar menunggu Yuke langsung menerobos masuk untungnya mereka duduk di sofa masing-masing.

"Jadi penuhi syarat dari aku tadi," kata Albert.

"Jika kamu sudah memenuhi permintaan aku besok temui aku di kantor lalu kita tinjau lahan tanam kamu," imbuh Albert dengan tersenyum licik.

Renata nampak kesal, bagaimana bisa dia terjerat oleh belenggu pria seperti Albert yang selalu bisa memanfaatkan keadaan.

"Lelaki brengsek," umpat Renata dengan menatap punggung Albert dan Gibran yang semakin menjauh.

Yuke yang melihat Renata terus menatap Albert jadi kesal.

"Kalau mimpi jangan ketinggian kalau jatuh sakit banget Lo," kata Yuke.

Renata tertawa

"Kamu pikir aku suka sama lelaki model dia, nggak mungkin," kata Renata lalu pergi meninggalkan Yuke yang kesal.

"Lagian ya Tuan Albert juga nggak mungkin suka padamu," teriak Yuke.

Renata segera bergabung dengan kelompoknya yang terdiri dari dirinya, Mira, Andy, Leo dan Ana.

Dia ingin memberi kabar baik pada mereka semua.

"Tuan Albert mau menjadi sponsor kita guys," kata Renata.

"Kamu yakin Ren?" tanya Ana.

"Yakinlah, semoga nilai kita naik jadi A ya," jawab Renata.

"Wah, benar kata kamu Ren akan ada keajaiban pada kelompok kita," timpal Mira.

Melihat kelompoknya bahagia membuat Renata bahagia juga meski nanti malam dia akan digempur habis habisan oleh Albert.

"Siapkan proposal An, besok aku akan ke kantornya," titah Renata.

Berkorban sedikit tak apalah asalkan dia dan kelompoknya bisa mendapatkan nilai a dan lolos ujian.

Hari ini Renata pulang sendiri karena Albert tidak menjemputnya. Dia langsung makan dan menuju kamarnya.

Hidupnya seperti dalam sangkar emas, mewah tapi tidak bebas.

Albert selalu menghukumnya jika dia melakukan kesalahan dan selalu hukuman ranjang yang Albert berikan.

Renata yang lelah memutuskan untuk istirahat dan tanpa sengaja dia malah tertidur dia bangun saat ada seorang yang menjelajah tubuhnya siapa lagi kalau bukan Albert.

Tubuh Albert selalu bereaksi setiap melihat Renata, entah mengapa seperti ada magnet tersendiri.

"Tuan kamu sudah pulang, sampai kapan kamu akan tidur," bisik Albert dengan berbisik ditelinga Renata.

"Oo jadi tidak mau bangun," bisik Albert lagi yang membuat Renata segera membuka matanya.

Renata mengalungkan tangannya ke leher Albert.

"Eh tuan sayang sudah pulang," kata Renata sesaat dia membuka matanya.

"Aku suka cara panggil kamu, seterusnya panggil aku seperti itu," sahut Albert.

Renata tersenyum manis sambil mencubit hidung Albert.

"Sudah sudah, ayo bangun. Bersiaplah ayo ikut aku ke pesta," titah Albert.

"Tapi tuan...." belum sempat melanjutkan kata-katanya bibir Renata telah dibungkam oleh Albert.

"Bukan itu jawaban yang aku mau, aku hanya ingin mendengar kata iya," kata Albert.

Albert mengajak mandi bersama tapi mereka tidak melakukan cocok tanam mengingat waktu sangat mepet.

Renata nampak cantik dengan balutan gaun yang dibelikan Albert, ini membuat mata Albert tak lepas dari Renata.

"Kamu amazing sekali, sayang mau ke pesta coba kalau nggak sudah aku gagahi dirimu," kata Albert.

"Nanti kalau pulang," sahut Renata lalu terkekeh.

"Kelihatannya kamu sudah menyiapkan segalanya untuk makan malam aku," timpal Albert dengan tersenyum licik.

Renata menghela nafas, setiap hari dia tidak akan bisa lari dari Albert.

Mobil sudah siap kini waktunya Albert dan Renata untuk berangkat.

Ini adalah pasta rekan bisnis Albert jadi banyak para pebisnis yang diundang untuk meramaikan pesta tersebut.

Saat masuk semua mata tertuju pada Albert dan Renata, tatapan semua mata nampak sinis ke Renata. Ini bukan yang pertama Albert mengajak wanitanya ke pesta. Wanita- wanita sebelumnya juga banyak yang diajak Albert ke pesta.

Pak Robby sang tuan rumah mendekati Albert dengan Vera anaknya, rencannya dia akan mengenalkan Albert pada anaknya.

"Kamu minum di sana dulu ya Ren, aku akan mengobrol dengan Pak Robby," titah Gabriel.

"Tapi saya takut tuan," bisik Renata.

"Aku cuma sebentar kok," bujuk Albert

Renata sebenarnya enggan untuk jauh jauh dari Albert namun dia juga harus menuruti keinginan dari sang tuan meski hatinya sangat dongkol.

Renata minum dan makan beberapa kudapan yang tersaji dan tiba-tiba ada seseorang pria yang mendekatinya.

"Sendirian?" tanya pria yang bernama Daniel.

"Anda punya mata kan? tentunya sudah tau saya sendiri atau tidak," jawab Renata sinis.

Daniel tersenyum.

"Menggemaskan juga nih cewek," batin Daniel.

"Kenalkan nama saya Daniel." Daniel mengulurkan tangannya dan Renata membalasnya.

"Renata," ucap Renata.

"Nama yang bagus, Renata dalam bahasa Jerman memiliki arti terlahir kembali, kalau dari karakteristiknya Renata itu wanita yang bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, cerdas, keras kepala, pengambil keputusan berani dan penuh gairah," ucap Daniel.

"Kamu pandai mengartikan nama seseorang apa itu pekerjaan kamu? jasa arti nama," sahut Renata dengan tertawa.

Daniel juga tertawa mendengar tawa Renata, tak disangka Renata memiliki jiwa humoris juga.

"Kamu kerja dimana?" tanya Daniel.

"Aku masih kuliah semester empat," jawab Renata.

"Maaf maaf, aku kira sudah bekerja," sahut Daniel.

"Apa kelihatan sudah tua ya," ucap Renata dengan memegangi wajahnya.

Daniel menggeleng.

"Kelihatan dewasa dan dewasa itu bukan bearti tua Lo," timpal Daniel.

Renata tersipu malu nampak pipinya memerah karena malu.

Renata nampak asik mengobrol dengan Daniel tanpa tau sepasang mata telah memperhatikannya sedari tadi.

"Berani sekali dia dekat dengan pria," batin Albert.

Karena kesal Albert mengobrol dengan pak Roby sambil minum, entah sudah berapa sloki koktail yang dia minum.

"Anda baik baik saja tuan?" tanya Vera.

"Iya aku baik," jawab Albert.

"Apa boleh kita pergi bersama kalau anda ada waktu luang?" kata Vera.

"Boleh," jawab Albert tanpa mengalihkan pandangannya dari Renata.

Albert meninggalkan Vera dan berjalan ke arah Renata.

"Ayo kita pulang," ajak Albert dengan suara yang dingin.

"Albert apa kabar?" tanya Daniel.

"Jangan banyak ngomong Daniel, aku ingin mengajak Renata pulang," jawab Albert dengan ketus.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Dijual 2 Bab 2 Sudah kotor3 Bab 3 Bertemu Rian4 Bab 4 Belajar dari internet5 Bab 5 Di bathub 6 Bab 6 Tidak ingin ada bekas wanita lain 7 Bab 7 Membantu tapi tidak gratis 8 Bab 8 Cemburu 9 Bab 9 Hukuman keji10 Bab 10 Segera kembali 11 Bab 11 Pulang 12 Bab 12 Rindu 13 Bab 13 Albert ke kampus 14 Bab 14 Di hukum lagi 15 Bab 15 Kemarahan Rian16 Bab 16 Amarah Albert17 Bab 17 Siksaan Albert 18 Bab 18 Maafkan aku 19 Bab 19 Mira tau20 Bab 20 Hubungan terlarang Monica dan Rian 21 Bab 21 Nikmat luar biasa 22 Bab 22 Aku sakit tuan 23 Bab 23 Mobil bergoyang 24 Bab 24 Hamil 25 Bab 25 Memuaskan kamu 26 Bab 26 Diperbudak Rian 27 Bab 27 Lupa datang makan malam 28 Bab 28 Bertahan sakit pergi tak bisa 29 Bab 29 Datang bulan 30 Bab 30 Membawa rindu 31 Bab 31 Renata cemburu 32 Bab 32 Tinggal bersama 33 Bab 33 Vera vs Renata34 Bab 34 Hukuman lagi 35 Bab 35 Berantem 36 Bab 36 Nonton film panas37 Bab 37 Kedatangan mama Albert 38 Bab 38 Meninggal dalam perut 39 Bab 39 Digantikan Daniel40 Bab 40 Takut kehilangan41 Bab 41 Jatuh cinta lagi dan lagi 42 Bab 42 Seujung kuku43 Bab 43 Tekanan mama Albert44 Bab 44 Please jangan ragukan aku 45 Bab 45 Obat tidur 46 Bab 46 Sikap posesif Albert 47 Bab 47 Steven sangat bijak 48 Bab 48 Tidur lagi!49 Bab 49 Hukuman buat Renata50 Bab 50 Sulit berjalan51 Bab 51 Dibully52 Bab 52 Semua heran53 Bab 53 Tidur lagi!54 Bab 54 Kelakuan busuk Monica 55 Bab 55 Drama mie instan 56 Bab 56 Renata tidak enak 57 Bab 57 Siasat melawan Monica 58 Bab 58 Apa rencana Albert59 Bab 59 Jebakan balik 60 Bab 60 Ingin bertukar posisi 61 Bab 61 Kelicikan Monica 62 Bab 62 Kisah Renata yang diklaim Monica 63 Bab 63 Anda egois sekali 64 Bab 64 Kena jebakan Gibran 65 Bab 65 langsung minta jatah 66 Bab 66 Tak bisa bila tanpa kamu 67 Bab 67 Serangan fajar 68 Bab 68 ke pesta 69 Bab 69 Mengulang kesalahan yang sama 70 Bab 70 Kalung insial A71 Bab 71 Cemburu 72 Bab 72 Pergantian CEO lagi.73 Bab 73 Siasat mama Albert dan Monica 74 Bab 74 Santorini75 Bab 75 Dijebak76 Bab 76 Kelicikan mama Albert 77 Bab 77 Kelicikan Albert 78 Bab 78 Menemui mama Albert79 Bab 79 Ingin mengakhiri 80 Bab 80 Sidang 81 Bab 81 Selangkah lebih maju 82 Bab 82 Jatuh cinta lagi dan lagi 83 Bab 83 Anda kenapa 84 Bab 84 Tidak ada pertemanan dengan lawan jenis85 Bab 85 Terlanjur kecewa86 Bab 86 Dijebak 87 Bab 87 Aku mohon David 88 Bab 88 Dirawat 89 Bab 89 Menjenguk di RSJ90 Bab 90 Selalu enak enak 91 Bab 91 Cara memisahkan Albert dan Renata.92 Bab 92 Mengikuti Renata ke pesta93 Bab 93 Diculik mama sendiri94 Bab 94 Mau nggak mau harus menurut95 Bab 95 Bertemu Monica 96 Bab 96 Naluri keibuan yang mati 97 Bab 97 Menculik Renata98 Bab 98 Terkejut dengan pelayan yang datang 99 Bab 99 Melepas rindu 100 Bab 100 Tunangan