Brak

"Berani kamu membohongiku," teriak Albert.

Renata tersentak kaget hingga air matanya meluncur bebas tanpa aba-aba.

"Maaf tadi saya...." belum sempat melanjutkan kata-katanya Albert sudah memotong.

"Apa kamu sering keluar bersama Daniel?" tanyanya dengan senyum menyeringai.

Renata menggeleng dengan menatap Albert.

"Aku tak sengaja bertemu dengannya," jawab Renata.

Albert tertawa keras mendengar jawaban Renata dirinya telah dipenuhi amarah dan cemburu sehingga hati nuraninya tidak mampu keluar.

"Kamu ini budak ranjang aku, milikku tak seharunya kamu melacurkan diri dengannya juga," kata Albert yang membuat hati Renata sakit.

Tuduhan Albert sungguh tak manusiawi, padahal dari awal dialah yang mengambil paksa milik Renata.

"Saya tidak seperti yang kamu tuduhkan tuan Albert yang terhormat," sahut Renata dengan kesal.

"Cih, siapa yang tau kalau kamu tidur dengannya," timpal Albert mendekati Renata.

"Katakan padaku berapa kali kamu tidur dengannya?" teriak Albert yang membuat Renata menamparnya.

Albert memegangi pipinya yang panas karena tamparan Renata.

Kini dia benar-benar dikuasai amarah.