icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 4
Belajar dari internet
Jumlah Kata:1118    |    Dirilis Pada:16/07/2022

Albert yang selesai meeting dengan Gibran segera kembali ke kamar, dia yang ingin menggagahi Renata nampak kecewa karena ternyata Renata sudah tidur.

"Yah sudah tidur," gumam Albert.

Albert mengambil laptop miliknya yang dipinjam oleh Renata, dia nampak penasaran dengan apa yang dicari Renata.

"Astaga historinya video panas semua." Albert merasa geli.

"Niat sekali memuaskan aku." Albert bermonolog dengan dirinya sendiri.

Albert terus menggeser kursor dan melihat video apa saja yang dilihat Renata.

"Menggemaskan sekali gadis ini, sangat polos dan lucu." Albert tertawa geli sambil menggelengkan kepala.

"Pasti saat melihat video panas ini dia menginginkannya," imbuh Albert kemudian.

Lelah Albert berubah jadi hasrat, dia sungguh tidak membiarkan Renata tidur dengan hasrat yang terlupakan.

Albert melepas kemeja miliknya lalu membuangnya sembarang.

Langsung saja dia menindih Renata yang tengah tidur.

"Bangunlah, bukankah kamu menginginkannya?" bisik Albert.

"Tuan saya mengantuk sekali," sahut Renata dengan mata tertutup.

"Tidur saja biar aku bermain sendiri," timpal Albert.

Benar saja Albert bermain sendiri, sungguh dia benar-benar kecanduan tubuh Renata meskipun sudah memakan budak ranjangnya berkali-kali namun dirinya tetap saja menginginkan lagi dan lagi.

Renata yang setengah sadar dapat merasakan sodokan Albert. Dia juga mendesah saat Albert memainkan pucuk dadanya.

Keeoskannya saat bangun tidur Renata merasakan tubuhnya pegal-pegal semua.

"Tubuhku pegal sekali ya?" gumam Renata.

Memori Renata pergi ke kejadian semalam, dia kini sadar kalau semalam bukanlah sebuah mimpi.

"Astaga bearti semalam itu bukanlah mimpi," ucap Renata.

Renata kemudian mengumpat, dia kesal sekali pada Albert yang menggagahinya padahal dirinya sudah tidur.

"Dasar manusia mesum, bisa-bisanya menggagahi aku saat aku tidur," umpatnya.

Renata yang kesal juga menarik rambut Albert dan mencubit lengannya tanpa dia ketahui kalau Albert ternyata sudah bangun.

"Kamu tuh ngeselin banget tau nggak, wajah doang yang tampan tapi kelakuan menyimpang." Renata trus saja mencela Albert dengan menarik rambut Albert.

Albert menahan sakit namun dia tetap pura-pura tidur, dia ingin tau apa yang akan Renata lakukan padanya kalau dia tidur.

Tak puas dengan rambut Albert dia kini menarik telinga Albert dan saling saking kuatnya tarikan Renata membuat Albert terbangun.

"Wanita gila, beraninya kamu menarik telingaku," teriak Albert yang membuat Renata takut.

"Maaf Tuan," ucap Renata dengan menunduk.

"Ya Tuhan, hamba pasrah," batin Renata.

Albert beranjak lalu menatap Renata sambil mengelus telinganya yang panas.

"Kesalahan kamu kali ini sangat besar, kamu menarik rambutku, mencubit lenganku dan menarik telingaku, berani-beraninya kamu melakukan itu?" Maki Albert.

Renata menyipitkan matanya tak disangka Albert mengetahui apa yang telah dia lakukan.

"Matilah aku," batin Renata.

Albert menarik dagu Renata, lalu dia mencium Renata dengan panas.

"Pikirkan sendiri hukuman apa yang pas untuk kamu," kata Albert lalu dia pergi ke kamar mandi.

Meskipun sakit tapi penganiayaan yang dilakukan Renata justru membuat Albert tertawa.

Baru kali ini ada yang berani padanya bahkan seumur-umur inilah pertama kalinya ada orang menganiaya dirinya saat tidur.

Tak lama kemudian Albert keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

"Jadi sudah kamu pikirkan hukuman kamu?" tanya Albert.

"Sudah tuan," jawab Renata.

Albert tersenyum puas dan bertanya pada Renata apa hukuman buatnya.

Renata berdiri dan berjoged di depan Albert tentu hal ini membuat Albert memijat pelipisnya.

"Apa-apaan dia," gumam Albert.

Albert memanggil Renata dan memintanya duduk di pangkuannya.

Dengan gemetar Renata duduk dipangkuan Albert.

"Siapa yang menyuruh kamu berjoget?" bisik Albert.

"Saya sendiri tuan kan tuan bilang kalau saya boleh memilih hukuman buat saya," sahut Renata.

"Boleh joget tapi joget striptis," bisik Albert.

Renata membuka mulutnya dengan lebar, dia tidak menyangka kalau Albert memintanya menari striptis.

"Lepas baju kamu dan menari lah," titah Albert dengan tersenyum licik.

Renata menggeleng, tentu dia tidak mau menuruti keinginan Albert kali ini.

"Kalau kamu tidak mau, praktekkan apa yang kamu pelajari semalam." Albert memberikan opsi lain.

Renata beranjak dari pangkuan Albert, dia mendorong tubuh Albert setelah Albert berbaring Renata naik di atas tubuh tuannya.

Tangannya tergerak untuk melepas lilitan handuk Albert, tak hanya itu Renata memposisikan tangannya di batang kemaluan Albert.

"Mainkan," titah Albert.

Renata menaik turunkan milik Albert dan ini membuat Albert mendesah penuh nikmat.

Mereka saling paut dan saling menyerang, Renata benar-benar melakukan tugasnya dengan baik, biasanya dia pasif namun kali ini dia lebih aktif seperti yang dia pelajari dari internet.

Albert menggelinjing merasakan sensasi nikmat yang Renata berikan, bibirnya aktif mengeluarkan desahan yang membuat Renata sedikit tersanjung karena bisa membuat Albert puas.

"Oohhh sayang nikmat sekali," kata Albert saat Renata menjepit miliknya dengan milik Renata.

Kata sayang terucap dari mulut Albert, seumur umur ini pertama kalinya Albert memanggil sayang pada wanita yang menjadi teman tidurnya.

Albert bermain dari bawah sehingga membuat Renata mendesah kuat karena sodokan maut yang Albert berikan.

"Oh ah ah," teriak Renata dan membuat Albert semakin cepat memainkan miliknya.

Hingga mereka berdua kini lemas karena telah mendapatkan pelepasannya.

Renata ambruk di atas Albert, dia memeluk Albert dengan nafas yang terengah-engah.

Beberapa waktu kemudian Albert membawa Renata ke kamar mandi untuk mandi berdua.

**********

"Sarapan yang banyak kamu tadi kan sudah bekerja keras membayar hukuman kamu," kata Albert dengan tersenyum.

"Lalu permintaan saya bagaimana? kan tadi beberapa ronde Tuan masa dihitung hanya hukuman saja," tanya Renata.

"Beda lagi, untuk permintaan itu kamu harus lebih greget lagi, buat aku melayang bila perlu bergoyang lah di atasku," bisik Albert yang membuat Renata membolakan matanya.

"Matilah aku," gumam Renata spontan yang membuat Albert gemas.

Albert mengusap rambut Renata, dia juga mencubit pipi tembem Renata, Gibran dan kepala pelayan tersenyum melihat pemandangan indah di depannya.

Albert yang sangat dingin bisa hangat seperti ini pada wanita.

Setelah sarapan mereka berangkat, seperti kemarin Renata diantar ke kampus terlebih dahulu setelahnya baru Albert dan Gibran ke kantor.

"Gibran, hancurkan Rian," titah Albert.

"Hancurkan bisnis yang baru dia buat," imbuh Albert.

Gibran mengerutkan dahi, bukankah bisnis yang Rian geluti saat ini adalah pemberian darinya, jika Rian hancur otomatis dia tidak mendapatkan apa-apa atas uang yang telah dia keluarkan?

"Kenapa otaknya miring begini," batin Gibran.

"Bearti kita akan rugi 3 triliun tuan," kata Gibran.

"Tak masalah," sahut Albert.

Di sisi lain, Renata nampak sedih karena sayur hasil praktek pertanian miliknya tak tau harus di distribusikan kemana, uang iuran juga sudah menipis.

"Kita butuh sponsor dan juga orang dalam yang bisa membantu agar produk kita bisa masuk supermarket," kata Renata.

"Benar, tapi siapa? kita kan tidak punya link orang up Ren," ucap Mira teman Renata.

"Kita hanya bisa menangis dipojokan guys," imbuh Ana.

"Semoga ada keajaiban ya guys," kata Renata sambil memeluk temanya.

Saat mereka asik pelukan datanglah Yuke yang merupakan anak rektor di kampus, dia sangat sombong dan tidak menyukai orang kalangan menengah ke bawah seperti Renata dan gengnya.

"Kasian gak bisa mendistribusikan hasil panennya, jual sendiri saja di depan kampus," kata Yuke mengejek Renata dan gengnya.

"Siapa bilang, jangan asal ngomong kamu!" hardik Renata.

"Siap-siap dapat nilai D/E kalian," kata Yuke dengan tertawa.

Renata mengepalkan tangannya, dirinya sungguh kesal dengan Yuke yang selalu mengejek dirinya dan juga teman-temannya.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Dijual 2 Bab 2 Sudah kotor3 Bab 3 Bertemu Rian4 Bab 4 Belajar dari internet5 Bab 5 Di bathub 6 Bab 6 Tidak ingin ada bekas wanita lain 7 Bab 7 Membantu tapi tidak gratis 8 Bab 8 Cemburu 9 Bab 9 Hukuman keji10 Bab 10 Segera kembali 11 Bab 11 Pulang 12 Bab 12 Rindu 13 Bab 13 Albert ke kampus 14 Bab 14 Di hukum lagi 15 Bab 15 Kemarahan Rian16 Bab 16 Amarah Albert17 Bab 17 Siksaan Albert 18 Bab 18 Maafkan aku 19 Bab 19 Mira tau20 Bab 20 Hubungan terlarang Monica dan Rian 21 Bab 21 Nikmat luar biasa 22 Bab 22 Aku sakit tuan 23 Bab 23 Mobil bergoyang 24 Bab 24 Hamil 25 Bab 25 Memuaskan kamu 26 Bab 26 Diperbudak Rian 27 Bab 27 Lupa datang makan malam 28 Bab 28 Bertahan sakit pergi tak bisa 29 Bab 29 Datang bulan 30 Bab 30 Membawa rindu 31 Bab 31 Renata cemburu 32 Bab 32 Tinggal bersama 33 Bab 33 Vera vs Renata34 Bab 34 Hukuman lagi 35 Bab 35 Berantem 36 Bab 36 Nonton film panas37 Bab 37 Kedatangan mama Albert 38 Bab 38 Meninggal dalam perut 39 Bab 39 Digantikan Daniel40 Bab 40 Takut kehilangan41 Bab 41 Jatuh cinta lagi dan lagi 42 Bab 42 Seujung kuku43 Bab 43 Tekanan mama Albert44 Bab 44 Please jangan ragukan aku 45 Bab 45 Obat tidur 46 Bab 46 Sikap posesif Albert 47 Bab 47 Steven sangat bijak 48 Bab 48 Tidur lagi!49 Bab 49 Hukuman buat Renata50 Bab 50 Sulit berjalan51 Bab 51 Dibully52 Bab 52 Semua heran53 Bab 53 Tidur lagi!54 Bab 54 Kelakuan busuk Monica 55 Bab 55 Drama mie instan 56 Bab 56 Renata tidak enak 57 Bab 57 Siasat melawan Monica 58 Bab 58 Apa rencana Albert59 Bab 59 Jebakan balik 60 Bab 60 Ingin bertukar posisi 61 Bab 61 Kelicikan Monica 62 Bab 62 Kisah Renata yang diklaim Monica 63 Bab 63 Anda egois sekali 64 Bab 64 Kena jebakan Gibran 65 Bab 65 langsung minta jatah 66 Bab 66 Tak bisa bila tanpa kamu 67 Bab 67 Serangan fajar 68 Bab 68 ke pesta 69 Bab 69 Mengulang kesalahan yang sama 70 Bab 70 Kalung insial A71 Bab 71 Cemburu 72 Bab 72 Pergantian CEO lagi.73 Bab 73 Siasat mama Albert dan Monica 74 Bab 74 Santorini75 Bab 75 Dijebak76 Bab 76 Kelicikan mama Albert 77 Bab 77 Kelicikan Albert 78 Bab 78 Menemui mama Albert79 Bab 79 Ingin mengakhiri 80 Bab 80 Sidang 81 Bab 81 Selangkah lebih maju 82 Bab 82 Jatuh cinta lagi dan lagi 83 Bab 83 Anda kenapa 84 Bab 84 Tidak ada pertemanan dengan lawan jenis85 Bab 85 Terlanjur kecewa86 Bab 86 Dijebak 87 Bab 87 Aku mohon David 88 Bab 88 Dirawat 89 Bab 89 Menjenguk di RSJ90 Bab 90 Selalu enak enak 91 Bab 91 Cara memisahkan Albert dan Renata.92 Bab 92 Mengikuti Renata ke pesta93 Bab 93 Diculik mama sendiri94 Bab 94 Mau nggak mau harus menurut95 Bab 95 Bertemu Monica 96 Bab 96 Naluri keibuan yang mati 97 Bab 97 Menculik Renata98 Bab 98 Terkejut dengan pelayan yang datang 99 Bab 99 Melepas rindu 100 Bab 100 Tunangan