Gadis Pemuas Tuan Grey
a di depan gerbang, juga menggeledah sekujur tubuh. Laura ketakutan, bahkan itu belum hilang sampai sekarang. Entah
kata pria itu, nad
irih Laur
emari, mengabsen setiap sudut halaman luas yang tampak indah. Matanya segera tertunduk, tatkala tajam manik mata m
layan akan mengantarkanmu!" suara berat
kasih banyak."
segera pergi mengantarkan. Rumah itu ternyata sungguh mewah, Laura tidak bisa untuk berhenti mengag
uk. Terdengar suara samar namun tegas, wanita berseragam putih hitam itu menekan h
npa dibiarkan melawan. Terasa udara dingin mencekam begitu ia masuk ke dalam, ruangan serba hitam yang
uk melamar pekerjaan sebagai pengasuh," ucapnya t
tampan dan tubuhnya tinggi tegap, batin Laura mengagumi lelaki yang kini dudu
dangan. Namun, lelaki pemilik suara berat nan serak itu tak menyukai,
kepalanya, jari-jari tak usai
amamu?!"
nda yang mencari pengasuh untuk seoran
ya lelaki itu
up, melebark
uka semua pakaianmu!" perintah
akin gugup Laura, dia mungkin sala
?!" tatap
tuk melamar sebagai pengasuh, bukan pelacur. Terima
kas Grey, menghentikan langkah Laura. "Aku tidak akan mematok gaji bulanan, cek kosong
. "Berapa pun?" tanyanya, terangk
pikir untuk sementara waktu. Ya, mungkin tak ada salahnya, ini juga sudah terlanjur dilakukan. Hanya me
Laura membuka setiap manik kancing dari seragam cleaning service warna biru membalut tubuh, perlahan d
al bulat terlihat menyembul dan itu membuat Grey
resleting. Semakin tak sabar Grey untuk menyaksikan keindahan yang menggoda, walau itu bukanlah kali
lagi. Hanya ada pakaian dalam menutupi tubuh mulusnya, tubuh yang seolah mengerti bagian mana harus tumbuh besar,
ai pakaian saya lagi?" tanya perem
ngejutkan, terlebih saat bibir lelaki itu melumat bibirnya langsung rakus. Tak ada ruang bagi Laura meloloskan diri, bahkan sek
ng tergerai di belakang. Pengait bra dilepaskan, membebaskan benda sudah menggoda mata sedari tadi. "L
long jangan lakukan ini," pinta perempu
arik bra masih menempel cupnya, melemparkan asal dan memasukkan dada ke dalam mulut. Erangan tanpa sengaja dibuat oleh Laura, ketika lelaki itu men
kemudian melebarkan kedua kaki Laura. Kali ini, bagian terhangat itu menjadi sasaran, tapi ternyata sudah mengel
saha dunia bisnis itu. Laura begitu menikmati pada akhirnya, dia bahkan refleks menjambak rambut
ey berucap, sebelum melanjutkan lag
gi mampu membuat Grey tersenyum penuh kemenangan. "I
hnya," kata Grey, berpindah sejenak pada dada Laura. "Dan