Pagi hari Grey terbangun, merasakan ada sesuatu di atas perutnya, dan ia melihat. Sebuah tangan kecil memeluk, Grey menolek ke samping, itu tangan Noah—bocah yang masih lelap dalam mimpi. Kening pun dirasakan tak begitu nyaman, Grey menarik perlahan tangan didekap oleh putranya, hingga bocah itu menurunkan tangan dan berbalik memunggungi.

Grey mendapati adanya handuk kecil di atas kening, dia menghela napas. Ingin meletakkan di atas meja samping ranjang, tapi sesuatu mengalihkan perhatian. Laura, perempuan itu terpejam dengan posisi duduk menyandarkan sisi tubuh pada meja. Grey mengamati lekat, bertanya-tanya kapan keduanya masuk dan menemani di dalam.

Namun, belum sampai ia mengamati lebih lama wajah cantik terlihat sangat polos bak anak tanpa dosa itu terpejam, pemiliknya sudah membuat sedikit gerakan. Grey gelagapan, dia melemparkan handuk asal dan menutup kedua mata. Laura meregangkan otot leher, itu terasa menyakitkan, semalaman ia terus memiringkan kepala untuk bisa bersandar.