icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 2
Usir Dia!
Jumlah Kata:1000    |    Dirilis Pada:27/06/2022

Tangannya masih bermain ke bawah, bertukar peran dengan lidahnya. Laura hampir mencapai puncak, tubuhnya sedikit terangkat, hingga ia terpaksa mengapit kepala Grey, yang sudah berpindah lagi pada keintiman di mana cairan menyembur hangat. Tanpa jijik, lelaki itu meminum semua cairan, bahkan mulutnya menerkam milik Laura, membiarkan semua mengalir langsung ke dalam mulut.

Terkulai lemas dengan napas tersengal, Laura melepaskan cengkeraman pada rambut Grey. Lelaki itu tersenyum, ketika paha sudah tak mengapit kepalanya. Dia menatap wajah cantik Laura, tanpa aba-aba langsung memasukkan miliknya yang telah dikeluarkan dari celana. Laura membeliak, dia mengerang kesakitan, Grey langsung menanamkan sangat dalam, walau ia tahu bahwa perempuan itu masih perawan.

Terasa robekan-robekan ketika ia menembus lubang kehangatan, itu menyadarkan Grey bahwa lawannya sekarang masih tetap suci. Tidak, lelaki itu tidak peduli akan kesakitan Laura, karena baginya cukup dengan kenikmatan dirasakan. Egois, gila, tak berperasaan. Ya, itulah Grey yang dikenal oleh kebanyakan wanita pernah bersamanya, merengkuh kenikmatan.

Pergerakan pun tak dibuat pelan, Grey menikmati setiap cengkeraman dengan sangat liar. Suara dari Laura semakin kencang, sampai mulut harus dibekap rapat oleh lelaki yang mendengar suara lain. "Diam!" membulatkan mata sempurna, menatap pada Laura.

"Daddy, buka pintunya! Aku ingin masuk ke dalam!" seruan itu menyeruak dengan sangat kencang, Grey memejamkan kedua mata memasang wajah frustrasi.

"Ah, sial! Kenapa harus sekarang?!" umpatnya.

"Daddy!" teriak kembali seseorang di balik pintu.

"Tuan muda, ayo kita pergi saja. Mungkin, tuan besar ada di kamarnya." Seorang pelayan merayu.

"Shut up! I hate you!" sarkas Noah. "Daddy, aku tahu kamu di dalam! Buka pintunya, atau aku akan meminta pengawal mendobrak!" ancamnya sangat keras.

"Ah, persetan denganmu!" kata Grey, dia melanjutkan kembali karena miliknya masih tertanam dalam lubang kenikmatan. Dia tak melepaskan tangan dari mulut Laura, agar perempuan itu tak mengeluarkan suara.

Di depan masih saja terdengar Noah memanggil namanya, menyertakan ancaman. Noah adalah putra dari Grey, dari seorang perempuan yang telah dianggapnya sebagai kesalahan besar, untuk meniduri dalam keadaan mabuk berat. Dia kembali dengan anak di tangan, yang tak lagi mampu dielak oleh Grey, bahwa itu adalah putranya. Tes DNA dilakukan tiga kali dengan pengawasan ketat, berbeda tempat juga negara. Namun, hasilnya masih sama, dan mau atau tidak harus diterima oleh Grey.

Pelepasan didapatkan oleh Grey, dia menanamkan semua benihnya di dalam rahim Laura. Langsung mencabut kasar ketika sudah mengatur pernapasan sejenak, lelaki itu berdiri dan mengambil pakaian milik Laura di atas lantai. "Pakai pakaianmu! Aku tidak ingin anakku melihatmu seperti itu!" melemparkan di atas tubuh Laura, kemudian berbalik dan menuju meja. Ada segelas air putih di sana, Grey meneguknya.

Laura mengenakan satu-persatu pakaian, ditemani bulir air mata juga rasa sakit tak tertahan. Grey berjalan ke arah pintu, lalu membuka. Seketika ia dihantam oleh tangan kecil Noah, bocah berusia tiga tahun yang sudah terlalu kesal. "Apa yang kau lakukan?! Itu sakit!" kata Grey membentak.

"Kenapa daddy membuatku menunggu sangat lama?! Itu sangat menyebalkan, dan aku tidak menyukainya!" sarkas Noah.

"Kau tahu ini ruangan apa?! Daddy bekerja, dan disana ada orang yang terus mengganggu daddy dengan air mata!" menunjuk ke arah Laura.

Noah menoleh padanya, mata menyipit tapi juga dipertajam. "Dia tidak jelek, siapa? Pembantu baru?" tanya Noah seraya menyilangkan tangan di depan dada.

"Pengasuhmu!" singkat Grey.

"What?! Oh, come on, Daddy! Aku tidak butuh pengasuh, itu sangat merepotkan! Mereka akan mengomel sepanjang waktu, memintaku untuk melakukan banyak hal, dan aku tidak menyukainya! Usir dia!" kata Noah.

"Ini rumah siapa?" tanyanya.

"Daddy!"

"Siapa yang berkuasa di sini?!"

"Daddy!"

"Siapa Daddy?!"

"Big boss!"

"Oke! Kau tahu dengan pasti, dan kau tahu kalau daddy tidak menyukai bantahan! Kau ingin masuk kandang singa di depan?"

"No! I hate you, Dad! Really!" berbalik badan Noah, kemudian berlari pergi. "Aku tidak ingin pengasuh! Kecuali daddy mencarikanku yang seksi dan cantik untuk menemaniku tidur!" Menoleh dan menunjuk.

"Kau sudah gila mengatakan hal itu padaku?!" teriak Grey.

Tidak ada jawaban, Noah melengos dan berlalu pergi dengan raut wajah kesal. Grey mengeratkan gigi, bertolak belakang menatap kepergian putranya. "Lihatlah kelakuannya itu! Apa dia benar-benar anakku?!" gumam Grey. "He, kau! Keluar dari ruang kerjaku dan ganti pakaianmu, sebelum menemui putraku! Bersihkan tubuh menjijikkanmu lebih dulu!" menatap Laura—perempuan yang tak mampu untuk berdiri dan tetap berada di sofa.

"Ah, ada apa dengan hari ini?! Kepalaku sakit!" Grey memijat kepala. "Hubungi Nora, minta dia ke kamarku saat tiba!" berlalu Grey, setelah berpesan pada pelayan.

"Baik, Tuan." Membungkuk pada punggung lelaki sudah berlalu dengan terus memijat kepalanya.

Grey memasuki lift untuk menuju kamarnya di lantai tiga, tanpa henti ia memijat kepala. Selalu seperti itu, ketika Noah sudah berulah, siap meledakkan kepalanya. Entah sudah berapa banyak barang mewah dihancurkan, juga pengasuh dikerjai hingga masuk rumah sakit, rasanya itu sudah tak terhitung lagi. Menyusuri lantai atas, dia menuju kamar. Menekan pintu hendel, memasuki kamar.

Baru sampai ambang pintu, lelaki bertubuh tinggi sekitar 186cm itu langsung membulatkan sempurna kedua mata, melihat kekacauan di kamarnya. "NOAAAAAAAAAAAH!" teriaknya begitu kencang, membelah udara dan mengisi setiap sudut rumah.

Bocah di ruang TV itu mendengar, ia tertawa cekikikan dalam kepuasan. Ya, dia memang sudah membuat berantakan kamar daddy-nya, seprei dan selimut tebal disiram dengan air berwarna merah, campuran dari cat melukis miliknya. Bahkan, di sana juga terdapat banyak pakaian, jam tangan mewah dan banyak lagi barang-barang milik lelaki yang kini kembali lagi ke bawah dengan langkah cepat.

"Dasar anak menyebalkan! Apa yang sudah dilakukannya sekarang?! Kalau saja dia bukan anakku, maka aku sudah menghabisinya dari dulu!" bergumam seraya melangkah.

"NOAH!" teriaknya begitu keluar dari lift. "Di mana dia?!" bertanya pada pelayan.

"A-ada di ruang TV, Tuan." Terbata ketakutan, suara didengar memang sanggup menghentikan detak jantung siapa pun.

Grey melebarkan langkahnya kembali menuju ruang TV, dia melihat anaknya sedang berbaring santai, mengayunkan kaki telah ditumpuk menyilang. "Apa yang kau lakukan di kamar daddy?!" tegurnya.

"Tidak ada, hanya sedikit kesenangan saja. Apa yang salah? Bukankah daddy selalu mengatakan, untuk aku bisa melakukan apa saja di rumah ini?" santai bocah berkaos putih itu menjawab.

"Tuhan, hukuman apa yang Kau berikan padaku sekarang?" mengurut kening dan bertolak pinggang. "Bangun! Bersihkan kamar daddy, atau kau akan benar-benar tidur di kandang singa malam ini!" bentaknya.

"Tidak mau!" tajam Noah menatap.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Virgin 2 Bab 2 Usir Dia!3 Bab 3 Sebatas Boneka 4 Bab 4 Ibu Tiri Seksi5 Bab 5 Perintah Gila!6 Bab 6 Like Father, Like Son 7 Bab 7 Haus Kasih Sayang8 Bab 8 Habisi Dia!9 Bab 9 Calon Istri 10 Bab 10 Informasi Rinci!11 Bab 11 Menjadi Gila Dalam Sehari12 Bab 12 Jangan Naik Ranjangku!13 Bab 13 Kau Mencintaiku 14 Bab 14 Beri Aku Ibu!15 Bab 15 Cara Memiliki Adik Bayi16 Bab 16 Perjanjian atau Penipuan 17 Bab 17 Tak Ingin Berbagi18 Bab 18 Luka Dari Laura Untuk Grey19 Bab 19 Kapan Akan Mengingat 20 Bab 20 Jangan Disini!21 Bab 21 Kau Hanya Milikku, Sampai Aku Bosan!22 Bab 22 Dibuang Saat Tak Dibutuhkan!23 Bab 23 Mengenalnya 24 Bab 24 Terpaksa Membohongi25 Bab 25 Campur Tangan Musuh Bebuyutan!26 Bab 26 Menjadi Simpanan !27 Bab 27 Di mana Noah !28 Bab 28 Dewa Maut29 Bab 29 Selamatkan Dia!30 Bab 30 Lawan Seimbang31 Bab 31 Rantai Saling Berhubungan32 Bab 32 Penjelasan Laura33 Bab 33 Kau Hanya Pemuas!34 Bab 34 Sapaan Tuan Muda35 Bab 35 Rahasia dan Alasan 36 Bab 36 Tolong Lepaskan Aku37 Bab 37 Sebuah Awal38 Bab 38 Tak Jauh Berbeda39 Bab 39 Rumah Kenangan40 Bab 40 Seperti Penggoda41 Bab 41 Foto Lama Mengundang Tanya42 Bab 42 Jangan Pernah Mengandung Anakku43 Bab 43 Peringatan William Pada Laura44 Bab 44 Tertembaknya Greyson45 Bab 45 Harus Selamat!46 Bab 46 Harus Mengatasi Laura.47 Bab 47 Kebohongan Atau Kebenaran 48 Bab 48 Terlalu Membenci Laura 49 Bab 49 Pergi Untuk Menikah50 Bab 50 Budak Ranjang51 Bab 51 Kebersamaan Hangat52 Bab 52 Kecurigaan 53 Bab 53 Alat Tes Kehamilan Siapa !54 Bab 54 Demi Kebaikan 55 Bab 55 Bersiap Kesepian56 Bab 56 Harus Apa 57 Bab 57 Penculikan Noah dan Laura 58 Bab 58 Bawa Mereka!59 Bab 59 Kisah Berulang60 Bab 60 Tetaplah Mencintaiku61 Bab 61 Greyson VS Noah62 Bab 62 Mungkinkah 63 Bab 63 Ingin Memahami Lebih64 Bab 64 Tak Memedulikan Lagi65 Bab 65 Akan Tinggal Bersama 66 Bab 66 Sikap Manja Bella67 Bab 67 Kematian Noah dan Laura68 Bab 68 Duka Mendalam69 Bab 69 Menjual Anak Demi Hidup Enak 70 Bab 70 Mendatanginya71 Bab 71 Jangan Akhiri 72 Bab 72 Merasa Tak Berguna 73 Bab 73 Dasar Gembel!74 Bab 74 Kedatangan Samuel 75 Bab 75 Melompat Kegirangan76 Bab 76 Adik Kakak Sama Saja77 Bab 77 Kelembutan Greyson78 Bab 78 Kebersamaan Terhangat79 Bab 79 Ingin Bersama atau Berpisah 80 Bab 80 Memori Menyakitkan81 Bab 81 Hanya Dia82 Bab 82 Tinggal Bersama dan Menjadi Keluarga83 Bab 83 Harus Malu atau Berterimakasih 84 Bab 84 Dilema85 Bab 85 Dua Setengah Tahun86 Bab 86 Ulah Samuel dan Noah87 Bab 87 Menikah 88 Bab 88 Sakit Tak Berdarah89 Bab 89 Dekapan Menenangkan90 Bab 90 Jati Diri Laura91 Bab 91 Ide Gila Samuel92 Bab 92 Alasan Pergi Meninggalkan93 Bab 93 I Love You94 Bab 94 Love is Crazy 95 Bab 95 Kehangatan Keluarga96 Bab 96 Tak Ada yang Bisa Menghalangi97 Bab 97 Dia Istriku98 Bab 98 Meminta Bukti Pernikahan99 Bab 99 Bukan Anak Kecil100 Bab 100 Wanita Cantik dari Masa Lalu