Gadis Yang Terjamah
i-laki yang sedang duduk lalu berdiri ketika Marlina
Bahaya! Banyak terjadi kejahatan di sini."
ng lewat." Marlina menger
sana!" Perin
ya melewati sungai. Rasa trauma akan kejadia
Marlina mempercepat langkahnya untuk m
rga padanya dan keluarganya. Dia teringat bahwa ayahnya stroke
pohon, Marlina merencanakan apa yang hendak dikatakannya pada nenek dan ayahnya mengenai bayinya. Jika dia berkata j
di sana. Marlina menyesali semua yang telah diperbuat. Seandainya dia tidak meneruskan sekolah
pepohonan, membuatnya terlelap hingga matahari tergelincir. Suasana mu
ulang,' ucapn
h dari pintu belakang, dia
memasak di dapur, "Ne
yang memanggilnya, "Marlina," jeritn
," bisik Marlina p
elukannya lalu mengelus perut Mar
pelan lalu mengusap
tanya Nenek S
bersama bu bidan,
eninggalkan bayi itu di sana? Kamu gak bersun
jadi terpaksa Mar titipkan bayi itu di sana. Bu bidan be
nya, sepertinya nenek kecewa m
. Nenek jangan marah ya!" pinta Marlina dan
sung masuk ke dalam ru
ata." Bu Gembrot mengelus perut Marlina. Marlina merasa risi
mbuka pintu kamar tanpa izin
u di sini?"
gkusan di atas meja lalu kembali keluar masuk k
mengucapkan sesuatu tapi tak ada
" Nenek Sholihati mengambil kantong plastik dari atas meja lalu
ak tahu terima kasih." Bu Gembrot me
edang berbaring. Mata sendu Pak Maryono menyimpan kerinduan yang mendalam pada putri satu-satunya itu. S
arlina tersedu-sedu. Pak Maryono membalas pelukan Marli
lagi. Nenek Sholihati ikut masuk ke dalam kamar Pak Maryono ka
ek dan Ayah. Di mana bayimu se
yang basah. Bahunya nai
ingin dengar penjelasanmu." Nenek Sho
ah dan Nenek tidak perlu khawatir. Yang penting Ayah sehat lagi seperti dulu, Mar
ada kata yang terdengar dari mulutnya
*
dan menyuapi ayahnya dengan penuh kasih sayang. Seminggu adalah waktu yang sangat lama bagi Marlin
tidak cekatan seperti Marlina dalam mengurus Pak Ma
.. to
a pintu untuk melihat siapa yang datang. Ternyata bu
hati gugup melihat ibu-ibu b
kan? Sekarang mana ba
na bayi itu berada sekarang. Bukan urusa
mpung ini, sampah masyarakat, sangat m
a berlindung bersama ayahnya yang kembali m
alian, kenapa harus diusir
ah membuat mencoreng nama baik kampung ini. Apa
rumahku!" Nenek Sholihati yang renta itu bert
ibu-ibu di depan rumah Pak Maryono diikuti teriak lain yang menyeruk
perlindungan pada orang tuanya. Ayahnya
memegang gagang pintu, kekuatannya mulai melemah la
na, "hai perempuan kotor, pergi dari kampung ini!" pekik Bu
si
si
si
rang semakin bis
ong beri saya kesempatan. Kalau saya pergi, siapa yang akan mengurus ayah saya. Saya hanya ingin merawat ayah say
berani menjadikan ayahmu sebaga
idak boleh tinggal
g tak berguna itu seka
na bersujud di depan warga, memohon dan minta dikasihani, tapi tak ada seorangp
di sini. Tapi jika sampai besok kamu tidak pergi dari sin
mah Pak Maryono diiku
Marl
Marl
ngar hingga semua orang
kedua mata Pak Maryono menat
goyang-goyangkan tubuh ayahnya