Gadis Yang Terjamah
berusaha meraih sebuah gelas, tapi gelas itu terjatuh ke lantai dan menimbulkan suara pecahan kaca. Nenek Sholihati yang mendengar suara pe
it,
ar. Astaghfir
Suara Marli
a sampai habis. Tenggorokannya kini menjadi basah, tapi rasa sakit tidak berkurang sedikitpun.
.. owe
lalu membersihkan bayi itu. Untung ada Nenek yang bisa membantu Marlina mengurus bayi itu dengan penuh
lah!" Nenek Sholihati menyerahkan bayi ya
lama di kandungan, Ibumu selalu beruraian air mata dan penuh tekanan. Semoga hidupmu kelak diliputi kebahagiaan. Jangan tiru Ibu
menutup, kulitnya halus, hidungnya mancung, bibirnya merah, dikecupnya bibir merahnya yang indah
g ...." ucap Marlina m
Mar!" Nenek Sholi
mana Nek?" tanya
i bay
a? Apa aku punya susu untuk ba
menangis. Mulut bayi itu mencari puting yang belum ada ujungnya. Tangis bayi itu semakin keras. Marlina semakin bingung, tangis bayi itu membuatnya stress. Apa yang harus dilakukan? Dengan sabar
u diciptakan Tuhan untuk menyusu pada Ibunya
keras. Nenek Sholihati mengambil alih bayi itu, lalu menimang-nimang penuh kasih sayang hingga tangisnya mereda. Mar
lalu dia menimangnya pelan-pelan. Ternyata cara Marlina menggedong bayi itu membuatnya kem
i mungil seolah berubah menjadi menyeramkan, air matanya berubah menjadi darah. Darah dari air matanya membasa
nuntutmu untuk bertanggung jawab merawat dan memberi
ini gak mau nyusu sama aku,
banyak keluar, Mar! Atau bayi
mpai bayi ini mat
itu menjauhkan mulutnya. Tangis bayi itu semakin mengeras
rlina berteriak, lalu duduk
k mengusap keri
elus perutnya yang semakin buncit. Mar
jud, ayo bangun, basuh wajahmu dengan air wudhu lal
ertanya pada Neneknya, "Nek, kalau aku melahirkan nanti, aku h
bumu melahirkanmu. Mintalah bantuan
idan itu? Aku takut Nek!" Mar
ingi dan membantumu. Tak a
emaniku, siapa y
an pertolongan pada Allah, semoga diberikan kemudahan
k pelan dan mengu
ilakukan? Bagaimana nanti Nenek menghadapi orang-orang sekitar sini? Jika Nenek membant
idak melanjutkan sekolah di kota, mungkin semua ini ta
mu. Tiba-tiba Marlina teringat pada sebuah klinik bersalin di jal
i pasti tak ada yang tahu. Marlina bertekad akan melahirkan di sana saja. Dia berencana berangkat ke sana bila malam tiba agar tak ada
Lalu nanti bayinya pakai pakaian apa? Marlina sama sekali
lu. Marlina membelahnya, lalu menghitung duitnya. Ada satu juta lebih, Marlina merasa cu
encana mengutarakan n
. Dulu di jalan yang sering aku lalui ketika sekolah ada sebuah klinik bersalin. Aku mau melahirka
yang mau melahirkan belum tentu sanggup berjalan sejauh itu. Bagaimana kalau kamu melahirkan di jalan, apalagi m
sini. Aku yakin aku bisa berjalan sampai ke kli
a sulit. Sama saja bertaruh nyawa. Jangan
na merasakan bayi dalam perut ini berge
cucunya. Marlina merasakan kemaluannya mengeluarkan sesuatu, saat rasa sakit itu menghil
Marlina tunjukkan padanya. "Waduh, ini tanda
Nek?" tan
rkan! Nenek mau panggil bidan
yang tepat. Mar mau pergi sendiri ke klinik itu
yerang, Marlina menahan ra
Nenek yang pergi memanggil bidan
, hingga Marlina meneteskan air mata. Nenek Sh
ke kamar mengambil uang tabungan bersama beberapa pakaian yang
n kembali lagi. Aku berjanji, jangan beritahu Ayah kalau aku pergi. A
lan ini dengan cepat, tapi kini dia berjalan dengan pelan sambil merasakan sakit yang kadang datang k
anannya dulu, air matanya mengalir. Di sinilah kejadiannya,
bintang yang samar. Haus, itu yang paling terasa di tenggorokannya. Marlina berjalan tertatih menuju cahaya terang di ujung jalan. Sebentar lagi Marlina akan sampai di kota. Dari ujun
ina dengan kasar, 'Aku tak boleh
datang, Marlina ambruk lagi di jalan. Malam ini sudah larut