icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gadis Yang Terjamah

Bab 5 Melahirkan Di Kota

Jumlah Kata:1393    |    Dirilis Pada: 24/03/2022

berada saat ini. Dia harus sampai ke sana sebelum bayinya lahir. Dengan terpaksa dia berjalan merangkak, pelan, sesekali berhenti meringkuk di jalan

nya. Tapi tak ada satupun orang yang lewat. Dengan segenap kekuatan yang ada dia m

kan 'Bidan Delima". Semangatnya datang lagi, la

n rasa sakit lalu dia ambruk lagi. Marlina meras

mengatur nafas di tengah-tengah kontraksi perut ini. Dia kembali mengumpulkan te

lasan dari dalam, lalu dia mengguncangkan pintu pagar lebih kenc

emas pintu pagar lalu menunduk dan menangis

gar. Ah, kenapa aku tak melihatnya dari tadi, batin Marlin

Marlina, orang yang berada di dalam membuka pintu klinik dan mende

arlina memperlihatkan dasternya yan

k!" wanita itu memb

mengeluarkan uang dari dalam tas lalu memberikan pada wanita itu, "saya hanya punya ini, tak ada yang lain. T

k lama lagi bayi utun itu akan keluar, tenangkan diri Ibu ya!" ucap bu bidan de

angannya dengan handuk basah, lalu memberikan segelas teh manis hangat. Saat teh hangat itu menyentuh tenggorokan Marlina, dia

au sakit ditahan aja dulu. Atur nafa

ina dengan sebutan Ibu. Setiap yang akan melahirkan dip

gan dua kali tarikan nafas, akhirnya bayi itu lahir. Marli

kencang, mencipt

ak Ibu perempua

aian yang layak dan membungkusnya. Bayi yang sudah rapi itu dile

na, lalu membersihkan darah dan

i bagian kepala sehingga Marlina dalam posisi seteng

ayi yang mengeluarkan air mata darah. Ma

sekarang istirahat dulu ya

dari wajahnya, bidan itu telah melet

m ya. Saya bantu turun

di atas kasur beralaskan sprei putih. "Mau minum lagi?" tanya b

embawa sisa teh manis yang

mudah keluar, saya juga tidak sulit membantu menguru

ahat dulu ya, hari sudah hampir subuh. Saya mau s

rdengar. Matanya memindai setiap sudut ruangan ini. Marlina baru tersadar

ngat lagi wajah bayi yang menangis darah dalam mimpinya. Marlina me

. Dia berjalan terseok melewati ruang persalinan semalam. Di box bay

au sarapan dulu?" t

ng, "Aku mau ke

. Kamar mandi ada di situ." Bu bidan menunjuk ke sebuah pintu

pa dia nekat malam-malam ke sini sendiri. Bu Bidan menangis mendengar cerita Marlina, "jika kamu belum siap punya anak gapapa

anya? Saya gak

n Marlina. Tak lama kemudian, dia k

esar. Tapi setidaknya, gendonglah! Peluk

tak berani menciumnya. Marlina takut bayi itu bang

r. Sekarang waktunya dia minum susu

guk ragu, "baga

k, ternyata dia bisa menyusui bayi ini. Ada rasa

a masih menyimpan rasa trauma ketika melihat wajah bayi. Marlina diperbole

n, Bu Bidan bertanya lagi, "Marlina, apaka

membawa bayi ini pulang, apa kata tetangga, tapi alang

u tidak banyak, konsekuensinya adalah membelikan susu formula sebagai pengganti asi secara rutin sesuai kebutuhan bayi." Hancur hati Marlina men

uatu apapun. Saya akan merawatnya seperti merawat anak kandung sendiri." Bu

hra namanya," ucap Mar

h Ibu!" Bu Bidan mengarahkan

ah gerbang, sebelum menutup gerbang dia melambaikan tangan lagi lalu menutup wajah dengan tangan dan membalikkan badan ke arah jalan pulang. 'Selamat tinggal Zahra, bayiku sayang, semoga k

i suatu saat nanti jika telah berhasil jadi orang kaya dia akan menjemput Zahra dan mendidiknya menjadi orang ya

orang laki-laki yang sedang duduk lalu be

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka