LUKA HATI SEORANG IBU TIRI
mukanya ditekuk dan tampak kesal, gadis kecil berus
semalam mengabarkan bahwa hari ini akan pulang dan berjanji akan mengajak mereka jalan-
ersiap menunggu kepulangan ayahnya harus kecewa untuk kesekian kalinya setel
nti kalau sudah selesai ayah pasti pulang,
l menangis terisak-isak, gadis kecil itu berlari masuk kembali ke k
kita keluar jalan- jalan berdua yuk?" Raisa
rrtt-dd
tuk memeluk putrinya. Dalam hatinya berharap panggilan itu
yang ternyata dari salah satu rumah sakit di kotanya membuat seluruh sendi Raisa seak
di depan ruang UGD ketika p
di sini?" tanya suster yang baru
saya Sus,sa
engenai istrinya, satu jam yang lalu sudah melahirkan bayinya den
Raisa terbata-bata, dia menatap suster it
bilnya, mungkin setelah menerima panggilan dari kami, karena istrinya meminta kami unt
h berputar, tubuhnya oleng dan untung saja ada seseorang dengan sigap menangkap tubuh k
i sebelah Raisa sambil menyodorkan sebuah botol kecil yang b
ak ketika wanita itu memega
yang sakit?" tanya wanita i
jawab Raisa lirih, tangi
dengar nama suaminya disebut Raisa baru sadar kal
tempat duduknya, dan sebelum pergi Raisa tak lupa mengucapkan terim
nya terbaring tak berdaya. Kepalanya diperban, wajah pen
berapa pertanyaan yang hendak dilontarkan d
terbendung lagi. Dia meraih tangan suaminya, diusapnya telapak tangan
endengar suara suaminya. Ica ada
" sahut Raisa pelan, dia mendek
rbata-bata. Tampak gurat kesedihan dan pe
a," jawab Raisa, Salina adalah kakak sulung A
Azizur tersendat-sendat, air m
tirahat biar cepat pulih," tutur Raisa dengan lembut, dius
uk sesuatu di atas meja kecil yang terletak di sebelah tempatnya berbaring. Mata Raisa
arna hitam miliknya, dan gemetar jari-jemari tangannya semakiwanita dengan tangannya yang semakin gemetar. Bibirnya bergerak-gerak seperti he
gan nanar. Karena tak sanggup lagi untuk melihatnya, dia menutupi wajahnya den
annya. Suasana hening, tak ada suara atau hembusan nafas Azizur, Raisa menurun
isa ter
ejam, ponsel yang tadi dalam genggaman
gkan tubuh suaminya sambil memanggil-manggil namanya, suaminya tetap diam
kter yang baru saja memeriksa kondisi Azizur,
ayang terhadap pak Azizur, kami turut berduka cita," ujar dokter itu dengan
r itu mengurus jenazah Azizur, mereka men
ng. Dan ketika tempat tidur di mana jasad suaminya terbaring bergerak keluar,
kedua suster dan p
duli dengan orang-orang di sekitarnya, dia ingin berlari mengejar mereka yang
iri Raisa, dalam dekapannya ada bayi perem
natap keluar ruangan. Lalu suster itu menyent
ggalnya bapak Azizur, dan ini anaknya pak Azizur,
gsurkan bayi mungil itu padanya. Dia menggelengkan kepa
a bayi mungil itu. Mengingat pengkhianatan yang telah dilakukan sua
an tanpa memberi tahu kami, beliau meninggalkan bayinya dan ini," u
rtas itu dan memb
, terutama ibumu. Oleh itu terpaksa saya pergi, tolong jaga dan sayangi Ziana walaupun kehadirannya tak di harapkan. Ziana darah d
sih atas
E
elah membaca surat tersebut.
au mas Aziz meninggal," gumam Raisa sambil melipat ke
ap suster Yulia sambil menyerahkan baluta
nggak mau Sus! Ini bukan anak say
gai suster cantik yang sabar itu tampak menghela nafas panj
rawat bayi cantik tak berdosa ini..." suster Yulia sengaja m
, dalam hatinya timbul perasaan iba, tapi di sisi lain hatinya merasa sangat saki
osa ini ke panti asuhan," ucap suster Yulia dengan nada tegas, karen
ut Raisa pelan, dalam diam dia mencuri pandang ke arah bayi mungil itu, dan sa
rgi dari hadapan Raisa tanpa sepatah kata pun, sambil berjalan didekapnya
biar ibu yang menjaga dan merawatmu Nak," ucap sust
Suster!