LUKA HATI SEORANG IBU TIRI
-siapa
"Ssstt
an Nur, wanita tak dikenal itu mengabaikan pertanyaan Nur yang masih belum hila
Ma-maaf
motong kalimat Nur dengan telunjuk yang di
ta bertubuh langsing itu, dengan hatinya yang panik Nur
lalu diciumnya kedua pipi bayi Ziana dengan lembut, a
Raisa ya?" Nur yang dari tadi diam terpaku
r dengan suara lirih, tanpa menoleh ke arah Nur, sementara tangannya memegang
nik, gadis lugu itu menyangka wan
ik. Mendengar teriakan Nur, wanita itu kaget dan panik, tanp
dengan telapak tangannya karena takut dan tak sanggup melihat apa yang
rkejut mendengar teriakan Nur, wanita yang baru saja bergelar janda it
bawa dia ke kamarmu Mbak?" cecar Raisa, sambil melirik
mu?" tanya Raisa lagi dengan keras, dia heran melihat
njuk-nunjuk box bayi dengan telunj
tingkah Nur, karena tak sabar dia mendekati N
a sih Mbak? Jangan b
itu datang," ucap Nur dengan ketakutan, dia tak berani me
wanita cantik itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling
k, nggak ada siapa-siapa di
g Raisa lagi tegas, lalu beranjak pergi mening
h majikannya pergi, N
n ketakutan, sambil menunjuk ke arah box Zi
dahinya berkerut dan merasa kesal
"Oek,
rena haus, cepat bawa ke kamar dan bikinkan susu!"
arah box bayi itu, matanya mengerjap beberapa kali, dilihatnya Ziana menangis dan meng
d-hidup Bu?" tanyanya
Raisa heran, ditatapnya wajah
anyaanmu a
Nur sedikit tenang, kemudian dia menceritakan tentang wanita tak d
imbul pikiran macam-macam dalam benaknya. Dia menduga
ung ke garasi mobil. Raisa tak menjumpai siapa pun di sana, karena masih penasaran, Rai
" cecar Raisa setelah kembali masuk ke dalam rumahnya, nafasnya me
ng itu sudah berada di dalam sini," sahutelirik ke arah Ziana yang kebetulan sedang membuka matanya. Dahi Rais
ng?" gumam
ersadar, wanita tak dikenal tadi bukan mencekik leher Z
iana Bu?" Nur bertanya pelan dengan perasaa
tertuju ke arah liontin kecil berbentuk hati y
megang liontin tersebut, dengan jelaterulang lagi, pastikan pintu rumah selalu terkunci!" titah Raisa
a dengan raut wajah khawatir karena
is kecil itu sontak menundukkan kepalanya, dia
bilang, dia bukan adikmu!" u
lma mencoba memban
air matanya mengalir membasahi kedua pipinya, sendok yang dari tadi d
sa berusaha mengontrol emosinya. Wilma terus be
k!" ucap Raisa pelan sambil
upi wajahnya dengan selimut, di bawah selimut lem
putrinya, selama hidupnya, baru kali
yang dulu penurut dan lembut sekarang berani m
ujuk Raisa sambil berusaha menarik
!" Wilma menyahut dari balik selimu
n adikmu Nak!"
e rumah ini?" tanya Wilma masih belum jug
ahu harus bagaimana menjelaskannya. Gadis kecil seusia
Tok, to
an Raisa buyar mendengar suara N
i tadi bikin orang jantungan terus
iana...non Zi
Si-si-si
"Ssstt
an Nur, wanita tak dikenal itu mengabaikan pertanyaan Nur yang masih belum hila
Ma-maaf
motong kalimat Nur dengan telunjuk yang di
ta bertubuh langsing itu, dengan hatinya yang panik Nur
lalu diciumnya kedua pipi bayi Ziana dengan lembut, a
Raisa ya?" Nur yang dari tadi diam terpaku
r dengan suara lirih, tanpa menoleh ke arah Nur, sementara tangannya memegang
nik, gadis lugu itu menyangka wan
ik. Mendengar teriakan Nur, wanita itu kaget dan panik, tanp
dengan telapak tangannya karena takut dan tak sanggup melihat apa yang
rkejut mendengar teriakan Nur, wanita yang baru saja bergelar janda it
bawa dia ke kamarmu Mbak?" cecar Raisa, sambil melirik
mu?" tanya Raisa lagi dengan keras, dia heran melihat
njuk-nunjuk box bayi dengan telunj
tingkah Nur, karena tak sabar dia mendekati N
a sih Mbak? Jangan b
itu datang," ucap Nur dengan ketakutan, dia tak berani me
wanita cantik itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling
k, nggak ada siapa-siapa di
g Raisa lagi tegas, lalu beranjak pergi mening
h majikannya pergi, N
n ketakutan, sambil menunjuk ke arah box Zi
dahinya berkerut dan merasa kesal
"Oek,
rena haus, cepat bawa ke kamar dan bikinkan susu!"
arah box bayi itu, matanya mengerjap beberapa kali, dilihatnya Ziana menangis dan meng
d-hidup Bu?" tanyanya
Raisa heran, ditatapnya wajah
anyaanmu a
Nur sedikit tenang, kemudian dia menceritakan tentang wanita tak d
imbul pikiran macam-macam dalam benaknya. Dia menduga
ung ke garasi mobil. Raisa tak menjumpai siapa pun di sana, karena masih penasaran, Rai
" cecar Raisa setelah kembali masuk ke dalam rumahnya, nafasnya me
ng itu sudah berada di dalam sini," sahutelirik ke arah Ziana yang kebetulan sedang membuka matanya. Dahi Rais
ng?" gumam
ersadar, wanita tak dikenal tadi bukan mencekik leher Z
iana Bu?" Nur bertanya pelan dengan perasaa
tertuju ke arah liontin kecil berbentuk hati y
megang liontin tersebut, dengan jelaterulang lagi, pastikan pintu rumah selalu terkunci!" titah Raisa
a dengan raut wajah khawatir karena
is kecil itu sontak menundukkan kepalanya, dia
bilang, dia bukan adikmu!" u
lma mencoba memban
air matanya mengalir membasahi kedua pipinya, sendok yang dari tadi d
sa berusaha mengontrol emosinya. Wilma terus be
k!" ucap Raisa pelan sambil
upi wajahnya dengan selimut, di bawah selimut lem
putrinya, selama hidupnya, baru kali
yang dulu penurut dan lembut sekarang berani m
ujuk Raisa sambil berusaha menarik
!" Wilma menyahut dari balik selimu
n adikmu Nak!"
e rumah ini?" tanya Wilma masih belum jug
ahu harus bagaimana menjelaskannya. Gadis kecil seusia
Tok, to
an Raisa buyar mendengar suara N
i tadi bikin orang jantungan terus
iana...non Zi