icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

LUKA HATI SEORANG IBU TIRI

Bab 3 Seseorang Mengaku Ibunya Ziana

Jumlah Kata:2230    |    Dirilis Pada: 21/08/2024

-siapa

"Ssstt

an Nur, wanita tak dikenal itu mengabaikan pertanyaan Nur yang masih belum hila

Ma-maaf

motong kalimat Nur dengan telunjuk yang di

ta bertubuh langsing itu, dengan hatinya yang panik Nur

lalu diciumnya kedua pipi bayi Ziana dengan lembut, a

Raisa ya?" Nur yang dari tadi diam terpaku

r dengan suara lirih, tanpa menoleh ke arah Nur, sementara tangannya memegang

nik, gadis lugu itu menyangka wan

ik. Mendengar teriakan Nur, wanita itu kaget dan panik, tanp

dengan telapak tangannya karena takut dan tak sanggup melihat apa yang

rkejut mendengar teriakan Nur, wanita yang baru saja bergelar janda it

bawa dia ke kamarmu Mbak?" cecar Raisa, sambil melirik

mu?" tanya Raisa lagi dengan keras, dia heran melihat

njuk-nunjuk box bayi dengan telunj

tingkah Nur, karena tak sabar dia mendekati N

a sih Mbak? Jangan b

itu datang," ucap Nur dengan ketakutan, dia tak berani me

wanita cantik itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling

k, nggak ada siapa-siapa di

g Raisa lagi tegas, lalu beranjak pergi mening

h majikannya pergi, N

n ketakutan, sambil menunjuk ke arah box Zi

dahinya berkerut dan merasa kesal

"Oek,

rena haus, cepat bawa ke kamar dan bikinkan susu!"

arah box bayi itu, matanya mengerjap beberapa kali, dilihatnya Ziana menangis dan meng

d-hidup Bu?" tanyanya

Raisa heran, ditatapnya wajah

anyaanmu a

Nur sedikit tenang, kemudian dia menceritakan tentang wanita tak d

imbul pikiran macam-macam dalam benaknya. Dia menduga

ung ke garasi mobil. Raisa tak menjumpai siapa pun di sana, karena masih penasaran, Rai

" cecar Raisa setelah kembali masuk ke dalam rumahnya, nafasnya me

ng itu sudah berada di dalam sini," sahut

elirik ke arah Ziana yang kebetulan sedang membuka matanya. Dahi Rais

ng?" gumam

ersadar, wanita tak dikenal tadi bukan mencekik leher Z

iana Bu?" Nur bertanya pelan dengan perasaa

tertuju ke arah liontin kecil berbentuk hati y

megang liontin tersebut, dengan jela

terulang lagi, pastikan pintu rumah selalu terkunci!" titah Raisa

a dengan raut wajah khawatir karena

is kecil itu sontak menundukkan kepalanya, dia

bilang, dia bukan adikmu!" u

lma mencoba memban

air matanya mengalir membasahi kedua pipinya, sendok yang dari tadi d

sa berusaha mengontrol emosinya. Wilma terus be

k!" ucap Raisa pelan sambil

upi wajahnya dengan selimut, di bawah selimut lem

putrinya, selama hidupnya, baru kali

yang dulu penurut dan lembut sekarang berani m

ujuk Raisa sambil berusaha menarik

!" Wilma menyahut dari balik selimu

n adikmu Nak!"

e rumah ini?" tanya Wilma masih belum jug

ahu harus bagaimana menjelaskannya. Gadis kecil seusia

Tok, to

an Raisa buyar mendengar suara N

i tadi bikin orang jantungan terus

iana...non Zi

Si-si-si

"Ssstt

an Nur, wanita tak dikenal itu mengabaikan pertanyaan Nur yang masih belum hila

Ma-maaf

motong kalimat Nur dengan telunjuk yang di

ta bertubuh langsing itu, dengan hatinya yang panik Nur

lalu diciumnya kedua pipi bayi Ziana dengan lembut, a

Raisa ya?" Nur yang dari tadi diam terpaku

r dengan suara lirih, tanpa menoleh ke arah Nur, sementara tangannya memegang

nik, gadis lugu itu menyangka wan

ik. Mendengar teriakan Nur, wanita itu kaget dan panik, tanp

dengan telapak tangannya karena takut dan tak sanggup melihat apa yang

rkejut mendengar teriakan Nur, wanita yang baru saja bergelar janda it

bawa dia ke kamarmu Mbak?" cecar Raisa, sambil melirik

mu?" tanya Raisa lagi dengan keras, dia heran melihat

njuk-nunjuk box bayi dengan telunj

tingkah Nur, karena tak sabar dia mendekati N

a sih Mbak? Jangan b

itu datang," ucap Nur dengan ketakutan, dia tak berani me

wanita cantik itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling

k, nggak ada siapa-siapa di

g Raisa lagi tegas, lalu beranjak pergi mening

h majikannya pergi, N

n ketakutan, sambil menunjuk ke arah box Zi

dahinya berkerut dan merasa kesal

"Oek,

rena haus, cepat bawa ke kamar dan bikinkan susu!"

arah box bayi itu, matanya mengerjap beberapa kali, dilihatnya Ziana menangis dan meng

d-hidup Bu?" tanyanya

Raisa heran, ditatapnya wajah

anyaanmu a

Nur sedikit tenang, kemudian dia menceritakan tentang wanita tak d

imbul pikiran macam-macam dalam benaknya. Dia menduga

ung ke garasi mobil. Raisa tak menjumpai siapa pun di sana, karena masih penasaran, Rai

" cecar Raisa setelah kembali masuk ke dalam rumahnya, nafasnya me

ng itu sudah berada di dalam sini," sahut

elirik ke arah Ziana yang kebetulan sedang membuka matanya. Dahi Rais

ng?" gumam

ersadar, wanita tak dikenal tadi bukan mencekik leher Z

iana Bu?" Nur bertanya pelan dengan perasaa

tertuju ke arah liontin kecil berbentuk hati y

megang liontin tersebut, dengan jela

terulang lagi, pastikan pintu rumah selalu terkunci!" titah Raisa

a dengan raut wajah khawatir karena

is kecil itu sontak menundukkan kepalanya, dia

bilang, dia bukan adikmu!" u

lma mencoba memban

air matanya mengalir membasahi kedua pipinya, sendok yang dari tadi d

sa berusaha mengontrol emosinya. Wilma terus be

k!" ucap Raisa pelan sambil

upi wajahnya dengan selimut, di bawah selimut lem

putrinya, selama hidupnya, baru kali

yang dulu penurut dan lembut sekarang berani m

ujuk Raisa sambil berusaha menarik

!" Wilma menyahut dari balik selimu

n adikmu Nak!"

e rumah ini?" tanya Wilma masih belum jug

ahu harus bagaimana menjelaskannya. Gadis kecil seusia

Tok, to

an Raisa buyar mendengar suara N

i tadi bikin orang jantungan terus

iana...non Zi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka