LUKA HATI SEORANG IBU TIRI
tus persen bahwa Ziana adalah anak kandungnya. Tadi ketika dia berpura-pura membersihkan sesuatu yang menempel di baju Ziana, Hest
sambil menunjuk dan menatap
jak bu Lasmini bersalaman. Bu Lasmini tak menyambut uluran tangan Hesti, dan wanita yang per
ang baru saja dilihatnya. Dia meraih tangan kanan bu Lasmini,tapi dengan kasar bu Lasmini m
utan semakin menyelimuti diri Hesti mengingat per
an," sahut bu Lasmini ketus. Netranya berputar ke seluruh
ya ingi
engan nada ketus bu Lasmini memotong kalimat Hesti. Mendengar ucapan bu Lasmini netra
kandung saya?" tanya Hesti denga
t ketika mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Hesti. Dengan serta merta gadis itu menang
tanya Hesti menghampiri Z
alau Ibu adalah ibuku?" tanya Ziana
ni ibu kandungmu?" tanya bu Lasmini kep
awab Ziana mengge
ang sadar diperhatikan oleh Hesti hanya diam. Dalam hatinya ingin sekali memeluk ibunya, ingin menumpahkan segala keluh kesah, ingin menceritakan segala k
enunjuk-nunjuk ke arah Hesti dengan raut muka merah padam karena marah. Bu Lasmini sa
erasa bersalah karena tak bisa memberikan cucu laki-laki," ujar Hesti berusaha menjelaska
aku kehilangan Azizur, anak lelakiku satu-satunya!" kata bu Lasmin
ya Hesti merasa kurang paham ata
karena kamu!" teriak bu Lasmini lantang, tanpa disadari sudah banyak pengunjung yang berkerumun
n jernih yang mengalir di kedua pipinya diabaikannya. Dari percakapan bu Lasmini dan Hesti, Ziana bisa tahu hal yang sebenarnya. Karena sel
an karena terburu-buru mau ke rumah sakit, bukankah kamu yang menyuruhnya untuk segera datang waktu itu? Kalau saja kamu bisa s
... ja
lu kamu telantarkan, di mana hati nurani dan perasaanmu?" cecar
Kepala Hesti mendadak pusing, pandangannya gelap dan berkunang-kunang, lantai minimarket yang dipijaknya terasa berputar-putar,
. Lebih dari dua jam Hesti tak sadarkan diri, dan Ziana yang menun
mengantarkan Hesti dan mengurus administrasinya, lalu pulang setelah menyuruh Ziana untuk menjaga Hesti, awalnya Ziana menolak
etra Hesti yang sedikit terbuka, karena tak tahu apa yang harus
tika suster datang dan bertanya apa masalahnya. Suster yang berna
erasa sakit mengingat semua perkataan neneknya tadi. Dia tak menyangka
," lagi-lagi Hesti me
bisa bawalah beliau ke sini, untuk membantu pemulihan
kata Ziana pelan. Suster Susi
ek, dari tadi bu Hesti memanggil nama itu
n beliau sudah meninggal pas saya lahir, lima belas tahun yang lalu," tutur Ziana dengan raut muka dibuat-buat sedih. Mendengar pe
saya nggak tahu," ka
ai saja, semua sudah tak
pergi dan sebelumnya berpesan kepada Ziana
rkejut, gawai yang dipegangnya hampir saja jatuh. Ziana mendongakkan kepalanya, seorang
ga Bu Hesti," jawab
amu lakukan?" tanya lelaki itu, dia menatap Zi
, saya hanya bantu menjaganya," ujar Ziana dengan berani. Dalam hati me
berkata sambil menunjuk wajah Ziana. Melihat sikap l
dengan mengantarkan dan menjaga istri anda, dan asal anda tahu, semua biaya administrasi sudah kami bayar, jadi atas dasar apa anda bilang saya mengambil kes
alah menuduh," bisik seseibu, beliau sedang d
tu keluarganya yang sakit," kata lelaki it
ana, seseibu tadi tak dapat menahan tawanya. Lelaki itu menyadari kalau Ziana sedang mengejek di
alam ruangan tersebut. Ziana terkejut melihat kedatangan Raisa dan Wilma secara tiba
ana terkejut. Gegas dia bangun dari dudu
titah Raisa tegas. Ziana dan Wi
lihat mengernyitkan dahinya, s
lelaki itu samb
k?" tanya R
tu sambil menunjuk Ziana. Wilma dan Ziana menghentikan la
, melihat dari sikapnya Raisa tahu lelaki i
sti itu Ziana anaknya Hesti," kata l
Hesti, kenapa dia ada bersama sa
Agu
ke arah suara yang terdengar lemah, di depan pintu r
terpaksa mengatakan itu karena tahu suaminya yang bernama Ag
ngan muka merah padam, dia menghampir
l
nan Hesti. Belum puas satu tampar
u
menangkap dan menaha
ar sama wan