icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

LUKA HATI SEORANG IBU TIRI

Bab 8 Suami dan Anak Tiri Hesti

Jumlah Kata:1754    |    Dirilis Pada: 21/08/2024

!"ujar seorang lelaki yang berhasil

ki itu dengan keras, dengan sigap lelaki itu menangkis dan menangkap kaki Agus dengan kedua belah tanga

an hanya berani dengan perempuan,

sini!" Agus menghardik lelaki itu, sambil menepuk-nepuk cela

enci melihat lelaki yang suka menyakiti wanita," ujar

bisa dijadikan bukti untuk memenjarakan anda!" lelaki itu menyambung ucapannya sambil menunjuk

, bergegas dia lari menghampiri mereka sambil berteriak marah, semua perkataan kotor dan kasar keluar d

i menemuinya setelah mengejar beberapa orang tadi.

rti kebiasaannya yang

a lelaki itu kepada Hesti

, terima kasih sudah men

" ujar lelaki itu m

," sahut He

i itu tadi siapa? Mbak kenal d

Hesti pelan, tanpa ekspres

ud saya apa dia sering melakukan kekera

hu dan peduli dengan saya?" tanpa menjawab p

melihat siapa saja melakukan kekerasan di depan saya,"

akan marah-marah, siapa pun yang ada di dekatnya pasti menjadi sas

bak?" tanya Guntur, dia merasa

gancam akan menyakiti ibu saya kalau saya berani berbuat macam-m

malah asyik pacaran dengan lelaki lain," seorang wanita tiba-tiba d

h dari perempuan itu. Guntur menatap perempuan dengan tajam, dan k

cap Hesti ketus, bukan hanya Agus yang membuatnya selalu tertekan, tapi

tak tahu adab dan sopan s

nya," sahut Hesti, mukanya tampak

suamimu Mbak,

a," sahut Hest

mungkin nggak ada biaya?" tanya Guntur

g mendengar perkataan Guntur langsung bangun menghampiri Guntur,w

agi jadi sarjana!" kata Marwiya

tertawa. Kemarahan Marwiyah semakin bertambah

mengaku calon sarjana tapi nggak

ma kasih atas ucapan-ucapan pedas Guntur yang ditujukan kepada Marwiyah. Walau sering sakit hati k

esai urusan di sini ibu langsung pulang," saran Hesti lemb

nggak tahu malu, punya suami masih suka goda lelaki yang masih muda," cecar Marwiyah beruntun t

kamu bukan ibuku, camkam itu!" bentak Marwiy

ruangan ya, ada kunjungan dokter," se

lalu beranjak pergi setelah berpamitan dengan

, tanpa menunggu jawaban dari Hesti pria itu mengikut

buat apa kamu ikuti dia, kamu lebih cocok sama aku," seru Marwiya

Marwiyah!" ucap Guntur santai,dia menepis ta

sti akan berlutut memohon-mohon padaku!" pekik Marwiyah, dia marah karena usahanya menah

npa menoleh ke belakang. Marwiyah menghentak-hentakkan kaki

berada di dalam tas, wanita itu

dar apa tujuannya datang ke ru

i kuota internet, dan kebetulan tadi ada seseorang menelefon dirinya, pene

masuk ke ruangan. Hesti yang baru bersiap-siap mau pulang

ngis kesakitan karena pergelangan tanga

arwiyah keras, dia tak peduli

lihat kedzoliman di hadapan say

im!" tukas Marwi

Guntur, dia sengaja mempermaink

u mau beli kuota!" kata Marwiyah keras, kali ini ditu

yah. Sejak bertemu Guntur tadi, Hesti seperti mendapat

ana Mar, tolong jelaskan!" ujar Hesti pe

ik Marwiyah, sambil menggerakkan tangannya ma

gak tahu adab dan sopan?" lagi-lag

angat marah karena kemauannya tak dituruti oleh Hesti. Tak seperti biasanya, sekali meminta Hesti langs

sini, kasihan ini lho anak saya terganggu tidurnya," tiba- tiba seseibu yang bersuara, anak ibu

man," kata Hesti dengan penuh hormat kepada seseibu tadi. Marwiyah te

i saya. Selama enam tahun berumah tangga, hanya dua bulan pertama saya menerima nafkah materi dari suami saya, sebesar lima

up saya yang membiayai, biaya sekolah dan kuliah Marwiyah juga dari saya. Karena Agus tak mau bekerja, adik ipar juga tak bekerja, jadi semua mutlak dari uang saya

ama ini mereka tak pernah menghargai, saya hanya dijadikan sapi perah dan pem

!" kecam seseibu tadi setela

lam benak Guntur, tangannya mengep

lih ke arah anak tirinya, Marwiyah membalas tata

hak yang mana yang kamu minta

an uangku, cepat!" bentak Marwiyah

u minta, camkan!" bentak Hesti dengan berani, Marwiah ter

berubah pias, sementara seseibu itu mengacungkan ked

erai baru tahu rasa!"ancam Marwiyah sambil membalikkan badannya, lalu melangka

bu tadi malah tertawa m

mbalikkan badannya lagi dan berjalan menghampiri Guntur, hatinya berdebar, d

dan seseibu itu mengerutkan dahinya, bertanya dala

r lagi mbak Mar akan jadi artis dan pasti viral," tutur Guntur sambil menu

h menjerit, dan berl

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka