Malam Gairah: Cinta Adalah Game Pemberani
Camila mulai goyah. Meski sudah mengambil keputusan, dia ingin melarikan diri ketika membayangkan harus menghadapi Isaac.
Perlakuan kejam pria itu kemarin masih sangat jelas dalam benaknya.
Dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, lalu mengumpulkan semua keberanian yang ada dalam dirinya dan memasuki vila.
Glenda menyambutnya di pintu.
"Nyonya sudah pulang kerja?" tanya Glenda sambil tersenyum.
Camila bergumam dan menjulurkan leher untuk mengintip ke ruang tamu. Dia melihat seseorang duduk di sofa, meski tidak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas.
"Tuan Isaac ada di sini," kata Glenda.
Camila sengaja mengulur waktu ketika mengganti sepatu, lalu memasang senyum cerah ketika berjalan ke ruang tamu. "Pak Johnston."
Isaac meletakkan majalah keuangan yang sedang dia baca dan menatapnya.
"Apa kamu baru saja memanggilku Pak Johnston?" tanyanya dengan nada sinis.
Wanita ini menolak untuk bercerai dan berusaha menjaga jarak dengan cara pasif-agresif. Apa dia mencoba jual mahal?
Camila memilih untuk mengabaikan pertanyaannya dan meminta maaf lagi, "Aku benar-benar minta maaf atas kesalahanku tadi malam. Aku bersalah karena menyentuh barangmu tanpa izin."
"Apa kamu pikir aku akan mengampunimu hanya karena kamu meminta maaf?" Isaac bersandar di sofa sambil menyilangkan kakinya.