icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dendam Menantu Miskin

Bab 8 Keras Kepala

Jumlah Kata:1091    |    Dirilis Pada: 22/05/2023

ntungnya jalanan tidak terlalu padat, sehingga mobil Almira bisa segera sampai dengan cepat men

ennya pun banyak. Almira segera memakai jas putih kebesarannya, tanda bahwa ia adalah seorang dokter. Tak lupa

um ia ketahui namanya itu pingsan karena perutnya yang kosong dan asam lambungnya naik. Setelah menyelesaikan serangkaian pemeriksaan kepada pasiennya. Almira kembali perg

n satu jam lamanya, akhirnya ia sadar juga. Lelaki bertubuh atletis itu me

Sepertinya aku berada di rumah sakit," gumamnya. Saat ia terbangun, rasa sakit di

memakai baju serba putih itu. Ia berjalan mendekati

itu mendekatinya. "Siapa yang memba

kesini," jawab perawat yang memi

Almira? Siapa dia? Bagaimana dia bis

pemilik klinik,"jawab perawat itu menjelaskan. "Tadi beliau yang membaw

am dengan apa yang dikatakan oleh peremp

itu adalah perempuan yang bertemu dengank

a perawat disampingnya yang sedang mengecek cair

ni hari, Pak

iap-siap untuk berangka

gun, namun kepalanya ter

sini. Minimal hingga esok pagi. Dokter Almira tadi menitipkan anda pada saya. Jadi s

i tanganku!" seru Rendra. Lelaki bertubuh atletis itu tidak mau membuang waktunya hanya untuk berbaring di klinik. Ia merasa

mira sendiri yang men

Rendra. Matanya menatap penuh harap pada pe

nggung jawab jika sesuatu terjadi pada anda," ucap perawa

hati. Ada sedikit darah keluar dari bekas infusannya. Sehingga meninggalkan sedikit bek

kasih,

nyum manis. "Sama

ya dan hendak melangkahkan

ia lupa a

saya pada Dokter Almira. Semoga Tuhan membala

il sesuatu dari meja kecil yang berada di samping brankar. Kemudian menyerahkannya kepada pasiennya ya

tadi sa

lnya, dan supirnya yang membawa motor anda kesini. Tadi Pak Darman se

ampaikan rasa terimakasih saya pada Dokter Almira yang berhati seperti malai

Almira menuju tempat parkir. Didalam hatinya ia kembali bersyukur. Karena mal

san tiketnya jauh-jauh hari. Rasa perih di lambungnya ia abaikan. Karena belum terisi makanan sejak tadi. Kali ini Rendra telah

s. Dan membuktikan kepada dunia bahwa ia bisa menjadi orang kaya dan membungkam mulut mertuanya yang selalu

ika aku tidak bisa menjadi apa yang aku inginkan!' uca

m ayahnya yang sudah lama meninggal dunia. Seperti saat ia menginginkan Viona untuk menjadi istrinya. Terbukti, Rendra akhirnya bisa menikahi Viona dan memiliki buah h

a lagi. Rendra mulai kehilangan fo

emegangi perutnya yang memang terasa sangat perih. Semen

rus mengendarai motornya membelah jalanan. Namun, kondisi tubuhnya tak bisa dibohongi. Meskipun otaknya memerintahkan

dapan motornya. Membuat Rendra terkejut dan ia memilih membanting stir

g yang mengenalnya menyaksikan k

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Dijemput Paksa2 Bab 2 Merelakan Kepergian Sang Istri3 Bab 3 Bangkit dari Keterpurukan4 Bab 4 Perjuangan Dimulai5 Bab 5 Adu Jotos6 Bab 6 Pertemuan Terakhir7 Bab 7 Pingsan di Pinggir Jalan8 Bab 8 Keras Kepala9 Bab 9 Kabur dari Klinik10 Bab 10 Perpisahan yang Menyakitkan11 Bab 11 Kemalingan12 Bab 12 Bertemu Orang Baik13 Bab 13 Menuju Kontrakan14 Bab 14 Kontrakan Mewah15 Bab 15 Rejeki yang Datang Bertubi-tubi16 Bab 16 Bertemu Gery17 Bab 17 Hinaan untuk Rendra18 Bab 18 Menahan Emosi19 Bab 19 Office Boy20 Bab 20 Teman yang Kocak21 Bab 21 Mengetahui Sifat Asli Viona22 Bab 22 Sadar Diri23 Bab 23 Mengejar Viona24 Bab 24 Perubahan Sikap Viona (flashback)25 Bab 25 Isi Hati Viona26 Bab 26 Viona yang Kalap27 Bab 27 Sebelum Viona Dijemput28 Bab 28 Keberuntungan Bagi Rendra29 Bab 29 Bertemu Viona30 Bab 30 Kekecewaan yang Dirasakan Rendra31 Bab 31 Kecelakaan32 Bab 32 Tetap Tutup Mulut33 Bab 33 Hampir Putus Asa34 Bab 34 Teman Yang Sirik35 Bab 35 Kedatangan Owner Wijaya Grup36 Bab 36 Hampir Ketahuan37 Bab 37 Kedatangan Viona 38 Bab 38 Pengakuan Pak Halim39 Bab 39 Soal Nampan40 Bab 40 Pengumuman yang Mengejutkan41 Bab 41 CEO Baru42 Bab 42 Permintaan Viona43 Bab 43 Hinaan Untuk Rendra (lagi)44 Bab 44 Digoda Tante Girang45 Bab 45 Kejutan Untuk Pak Brata46 Bab 46 Godaan Pertama Menjadi Seorang CEO47 Bab 47 Bersikap Tegas48 Bab 48 Undangan Makan Malam49 Bab 49 Rumah Mewah untuk Rendra50 Bab 50 Hancurnya Hati Viona51 Bab 51 Laki-Laki Pujaan Almira52 Bab 52 Bertemu di Restoran53 Bab 53 Mulai Tumbuh Rasa54 Bab 54 Dipecat Secara Tidak Hormat55 Bab 55 Rendra yang Membayar56 Bab 56 Membungkam Mulut Pak Brata57 Bab 57 Membohongi Viona58 Bab 58 Apa yang Terjadi Pada Ranum 59 Bab 59 Siapa yang Menculik Ranum 60 Bab 60 Kedatangan Pak Halim Secara Tiba-Tiba61 Bab 61 Satu Lawan Empat62 Bab 62 Masa Lalu Pak Halim63 Bab 63 Mengenang Masa Lalu64 Bab 64 Membujuk Ranum65 Bab 65 Kembali ke Jakarta66 Bab 66 Bertemu Almira67 Bab 67 Membalas Hinaan dengan Cara Elegan68 Bab 68 Bukan Sandiwara69 Bab 69 Salah Paham70 Bab 70 Almira Diculik 71 Bab 71 Kejutan untuk Almira72 Bab 72 Salah Paham Lagi73 Bab 73 Gagalnya Rencana Viona74 Bab 74 Jebakan untuk Rendra75 Bab 75 Membiarkan Viona Jatuh76 Bab 76 Membawa Kabar Bahagia77 Bab 77 Hampir Kecewa78 Bab 78 Pertemuan Rendra dan Pak Halim 179 Bab 79 Pertemuan Rendra dan Pak Halim 280 Bab 80 Tantangan untuk Rendra81 Bab 81 Pertemuan Gery dan Pak Brata82 Bab 82 Suryo Bersaksi83 Bab 83 Mempengaruhi Viona84 Bab 84 Untung Ada suryo85 Bab 85 Rendra yang Terlalu Sibuk86 Bab 86 Mengerjai Viona87 Bab 87 Menahan Malu88 Bab 88 Tidak Sesuai Ekspektasi89 Bab 89 Sambutan untuk Rendra90 Bab 90 Suryo yang jeli91 Bab 91 Ditempel Angelica92 Bab 92 Menyusun Rencana Lagi93 Bab 93 Senjata Makan Tuan94 Bab 94 Foto dalam Kamera95 Bab 95 Shock96 Bab 96 Terjebak dalam Permainannya Sendiri97 Bab 97 Membalas dengan Keberhasilan98 Bab 98 Memutarbalikkan Fakta99 Bab 99 Menghilangkan Bukti100 Bab 100 Tindakan untuk Pak Brata