Dendam Menantu Miskin
ntungnya jalanan tidak terlalu padat, sehingga mobil Almira bisa segera sampai dengan cepat men
ennya pun banyak. Almira segera memakai jas putih kebesarannya, tanda bahwa ia adalah seorang dokter. Tak lupa
um ia ketahui namanya itu pingsan karena perutnya yang kosong dan asam lambungnya naik. Setelah menyelesaikan serangkaian pemeriksaan kepada pasiennya. Almira kembali perg
n satu jam lamanya, akhirnya ia sadar juga. Lelaki bertubuh atletis itu me
Sepertinya aku berada di rumah sakit," gumamnya. Saat ia terbangun, rasa sakit di
memakai baju serba putih itu. Ia berjalan mendekati
itu mendekatinya. "Siapa yang memba
kesini," jawab perawat yang memi
Almira? Siapa dia? Bagaimana dia bis
pemilik klinik,"jawab perawat itu menjelaskan. "Tadi beliau yang membaw
am dengan apa yang dikatakan oleh peremp
itu adalah perempuan yang bertemu dengank
a perawat disampingnya yang sedang mengecek cair
ni hari, Pak
iap-siap untuk berangka
gun, namun kepalanya ter
sini. Minimal hingga esok pagi. Dokter Almira tadi menitipkan anda pada saya. Jadi s
i tanganku!" seru Rendra. Lelaki bertubuh atletis itu tidak mau membuang waktunya hanya untuk berbaring di klinik. Ia merasa
mira sendiri yang men
Rendra. Matanya menatap penuh harap pada pe
nggung jawab jika sesuatu terjadi pada anda," ucap perawa
hati. Ada sedikit darah keluar dari bekas infusannya. Sehingga meninggalkan sedikit bek
kasih,
nyum manis. "Sama
ya dan hendak melangkahkan
ia lupa a
saya pada Dokter Almira. Semoga Tuhan membala
il sesuatu dari meja kecil yang berada di samping brankar. Kemudian menyerahkannya kepada pasiennya ya
tadi sa
lnya, dan supirnya yang membawa motor anda kesini. Tadi Pak Darman se
ampaikan rasa terimakasih saya pada Dokter Almira yang berhati seperti malai
Almira menuju tempat parkir. Didalam hatinya ia kembali bersyukur. Karena mal
san tiketnya jauh-jauh hari. Rasa perih di lambungnya ia abaikan. Karena belum terisi makanan sejak tadi. Kali ini Rendra telah
s. Dan membuktikan kepada dunia bahwa ia bisa menjadi orang kaya dan membungkam mulut mertuanya yang selalu
ika aku tidak bisa menjadi apa yang aku inginkan!' uca
m ayahnya yang sudah lama meninggal dunia. Seperti saat ia menginginkan Viona untuk menjadi istrinya. Terbukti, Rendra akhirnya bisa menikahi Viona dan memiliki buah h
a lagi. Rendra mulai kehilangan fo
emegangi perutnya yang memang terasa sangat perih. Semen
rus mengendarai motornya membelah jalanan. Namun, kondisi tubuhnya tak bisa dibohongi. Meskipun otaknya memerintahkan
dapan motornya. Membuat Rendra terkejut dan ia memilih membanting stir
g yang mengenalnya menyaksikan k