Dendam Menantu Miskin
asnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan, setidaknya dengan mengatur kembali nafasnya yang sempat memburu karena emosi tadi, ia bisa mengendalikan emosinya. B
kepada dunia bahwa ia bisa menjadi lelaki
Derasnya air hujan yang turun menghujam wajahnya seperti sebuah tamparan keras tepat mengenai wajah
iaan bersama anak dan istrinya kelak. Dengan langkah pasti, Rendra berjalan menuju rumah peninggalan kakeknya. Ia melihat
a dan memberinya semangat. Namun ia tau, jika ponakannya itu pasti sedang tidak ingin di ganggu. Cukup lama Rendra menatap mata Ranum, seolah mengatakan jika ia baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawat
terasa sangat berat. Berharap setelah kejadian ini, ia bisa menjadi lelaki sukses.
anak dan istrinya. Meskipun baru beberapa jam saja ia ditinggalkan, rasa rindu itu
enyerah begitu saja. Akan ku buktikan pada dunia terutama pada papanya Viona, ba
anya Viona di sampingnya. Pagi-pagi sekali Rendra terbangun. Tidurnya tidak terlalu nyenyak. Sempat beberapa kali ia terbangun mendeng
*
rja? Tidak seperti biasanya," tegur salah satu
edang tidak enak bada
banyak berinteraksi dengan teman-temannya. Semua temannya tau, jika Rendra bersi
ik tempatnya bekerja. Rendra memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Berharap bisa segera sampai di kediaman rumah mertuanya. Beruntungnya jalanan tidak terlalu
alamnya. Biasanya ada satpam yang berjaga di dekat pagar, namun kali ini di depan tampak sepi tak ada penjaganya. Rendra sengaja menakutkan m
...." l
ubuh sang istri begitu juga anak semata wayangnya. Rendra memper
Senyum itu terus me
anggil namanya. Ia begitu terkejut saat mel
pannya saat ini. Kemudian ia langsung beranjak dari duduknya menghampiri s
a. Meskipun baru satu hari saja ia tak bertemu. Mas Rendra ngapain disini? Apa Mas tid
. Aku ini masih suamimu, wajae jika seorang suami menemu
. aku mohon, ikuti mau papa. Ini semua demi
lihat bahagia. Tidak pernah aku melihat kamu bersedih apalagi menangis. Apakah aku pernah melukai hatim
ga sebelum papa datang. Aku tidak mau
irnya. Justru itu yang ia tunggu. Rendra ingin menunjukkan pada papa mertuanya, kalau
ir seperti itu, Viona. A
ilah dari sini. Sebentar la
a menatap ke arah mobil tersebut. Hingga pria paruh baya yang sangat berwibawa itu turun dari mob
r siapa dirinya, berani-beraninya menginjakkan kakinya yang ko
di hadapan menantunya. "Apa yang kamu la
," jawab Rendra dengan tenang. Tak terlihat
amu akan menjemput putri dan cucuku. Siapa kamu berani-beraniny
a bukan milik orang tuanya lagi! Saya harap anda tau akan hal itu. Bukankah anda adalah seorang yang sudah memiliki
eraninya