icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dendam Menantu Miskin

Bab 7 Pingsan di Pinggir Jalan

Jumlah Kata:1103    |    Dirilis Pada: 22/05/2023

hkan bayinya kepada Mbo

a nanti ketahuan," ucap R

t Mbok Yati. Tangannya menyerahkan sacarik kertas kecil berisikan nomor telepon miliknya kepada Rendra. Pria malang itu m

k." Rendra tak bisa berkata-kata lagi. Sisa-sisa air mata it

Mbok akan menjaga bayi ini," sahut Mbok Yat

kan kepalanya. "T

untuk terakhir kalinya dan dija

an Mbok Yati. Sesekali ia menengok ke belakang untuk melihat ba

ya Rudi yang memergoki Mbok Yati sedang berada di taman sembari menggendong bayi. Per

e taman. Mungkin bayi ini bosan berada di dalam kamar terus. Pe

bok. Udah, cepat bawa masuk bayinya, takut masuk angin! Ketauan Tuan Br

erisik, toh, nanti Tuan Brata dan Non Viona mal

a masuk!" ti

awa bayi dalam gendongannya ke dalam

ak ketahuan,'

h memastikan jika Mbok Yati masuk ke

a Tuhan membalas kebaikannya m

pun ia telah gagal untuk berbicara empat mata dengan Viona, tapi kini ia bisa bernafas lega, telah memastik

rus mengirup aroma minyak telon dari bayinya yang masih menempel di telapak tangannya. Rendra terus melangkahkan kakinya dengan

it terlihat begitu gelap, hanya ada bulan yang setia menemani malam. Tak ada bintang satupun disisinya.

ga jaketnya ia membiarkan angin malam yang dingin menerpa tubuh dan wajahnya. Berharap angin malam itu bisa membawa rasa sesak di dadanya. Namun justru

dengan benar. Motornya melaju tidak pada jalurnya. Sehingga me

orang kagok saja!" umpat salah satu pengemu

tenggorokannya terasa kering. Ia turun dari motornya dengan perlahan, tubuhnya terasa lemas. Sehingga, tiba-tiba ia limbung. Beruntungnya ada sepasang tangan yang menopang tubuhnya yang tinggi besar itu. Namun pemilik sepasang tangan itu tidaklah kuat menahan bo

itu. Wajahnya kini sangat dekat dengan Rendra. Hanya berjarak

tletis itu merasakan jantungnya berdetak sangat cepat saat kedua

sampai menahan nafasnya agar tak berhembus m

annya yang sedari tadi memeluk pinggang ramping milik

saya," ucap Rendra. Saat in

ngkat. "Sepertinya anda seda

am minimarket, namun sayang, kedua kakinya tak bisa menopang bobot tubuhnya. Sehin

endak menolong laki-laki yang tiba-tiba jatuh pings

k ada siapapun kecuali mereka berdua dan sopir pr

memanggil supir pribadinya

a, Pak Darman segera keluar dari

u?" tanya Pak Darman saat melihat se

nas. Lebih baik kita bawa laki-laki ini k

, Nen

Kita harus menolon

," jawab P

aya yang menyetir mobil. Pak Darman bawa motor laki-laki ini saja. Ikuti mobil

p, N

mbopong tubuh Rendra ke dalam mobil milik Almira. Dengan dibantu oleh dua orang la

na .

Rendra mengigau, terus

"Mungkin kekasihnya atau bi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Dijemput Paksa2 Bab 2 Merelakan Kepergian Sang Istri3 Bab 3 Bangkit dari Keterpurukan4 Bab 4 Perjuangan Dimulai5 Bab 5 Adu Jotos6 Bab 6 Pertemuan Terakhir7 Bab 7 Pingsan di Pinggir Jalan8 Bab 8 Keras Kepala9 Bab 9 Kabur dari Klinik10 Bab 10 Perpisahan yang Menyakitkan11 Bab 11 Kemalingan12 Bab 12 Bertemu Orang Baik13 Bab 13 Menuju Kontrakan14 Bab 14 Kontrakan Mewah15 Bab 15 Rejeki yang Datang Bertubi-tubi16 Bab 16 Bertemu Gery17 Bab 17 Hinaan untuk Rendra18 Bab 18 Menahan Emosi19 Bab 19 Office Boy20 Bab 20 Teman yang Kocak21 Bab 21 Mengetahui Sifat Asli Viona22 Bab 22 Sadar Diri23 Bab 23 Mengejar Viona24 Bab 24 Perubahan Sikap Viona (flashback)25 Bab 25 Isi Hati Viona26 Bab 26 Viona yang Kalap27 Bab 27 Sebelum Viona Dijemput28 Bab 28 Keberuntungan Bagi Rendra29 Bab 29 Bertemu Viona30 Bab 30 Kekecewaan yang Dirasakan Rendra31 Bab 31 Kecelakaan32 Bab 32 Tetap Tutup Mulut33 Bab 33 Hampir Putus Asa34 Bab 34 Teman Yang Sirik35 Bab 35 Kedatangan Owner Wijaya Grup36 Bab 36 Hampir Ketahuan37 Bab 37 Kedatangan Viona 38 Bab 38 Pengakuan Pak Halim39 Bab 39 Soal Nampan40 Bab 40 Pengumuman yang Mengejutkan41 Bab 41 CEO Baru42 Bab 42 Permintaan Viona43 Bab 43 Hinaan Untuk Rendra (lagi)44 Bab 44 Digoda Tante Girang45 Bab 45 Kejutan Untuk Pak Brata46 Bab 46 Godaan Pertama Menjadi Seorang CEO47 Bab 47 Bersikap Tegas48 Bab 48 Undangan Makan Malam49 Bab 49 Rumah Mewah untuk Rendra50 Bab 50 Hancurnya Hati Viona51 Bab 51 Laki-Laki Pujaan Almira52 Bab 52 Bertemu di Restoran53 Bab 53 Mulai Tumbuh Rasa54 Bab 54 Dipecat Secara Tidak Hormat55 Bab 55 Rendra yang Membayar56 Bab 56 Membungkam Mulut Pak Brata57 Bab 57 Membohongi Viona58 Bab 58 Apa yang Terjadi Pada Ranum 59 Bab 59 Siapa yang Menculik Ranum 60 Bab 60 Kedatangan Pak Halim Secara Tiba-Tiba61 Bab 61 Satu Lawan Empat62 Bab 62 Masa Lalu Pak Halim63 Bab 63 Mengenang Masa Lalu64 Bab 64 Membujuk Ranum65 Bab 65 Kembali ke Jakarta66 Bab 66 Bertemu Almira67 Bab 67 Membalas Hinaan dengan Cara Elegan68 Bab 68 Bukan Sandiwara69 Bab 69 Salah Paham70 Bab 70 Almira Diculik 71 Bab 71 Kejutan untuk Almira72 Bab 72 Salah Paham Lagi73 Bab 73 Gagalnya Rencana Viona74 Bab 74 Jebakan untuk Rendra75 Bab 75 Membiarkan Viona Jatuh76 Bab 76 Membawa Kabar Bahagia77 Bab 77 Hampir Kecewa78 Bab 78 Pertemuan Rendra dan Pak Halim 179 Bab 79 Pertemuan Rendra dan Pak Halim 280 Bab 80 Tantangan untuk Rendra81 Bab 81 Pertemuan Gery dan Pak Brata82 Bab 82 Suryo Bersaksi83 Bab 83 Mempengaruhi Viona84 Bab 84 Untung Ada suryo85 Bab 85 Rendra yang Terlalu Sibuk86 Bab 86 Mengerjai Viona87 Bab 87 Menahan Malu88 Bab 88 Tidak Sesuai Ekspektasi89 Bab 89 Sambutan untuk Rendra90 Bab 90 Suryo yang jeli91 Bab 91 Ditempel Angelica92 Bab 92 Menyusun Rencana Lagi93 Bab 93 Senjata Makan Tuan94 Bab 94 Foto dalam Kamera95 Bab 95 Shock96 Bab 96 Terjebak dalam Permainannya Sendiri97 Bab 97 Membalas dengan Keberhasilan98 Bab 98 Memutarbalikkan Fakta99 Bab 99 Menghilangkan Bukti100 Bab 100 Tindakan untuk Pak Brata