Dendam Menantu Miskin
Almira kepada Pak Da
ehentikan laju mobilnya.
ki-laki yang tadi kita bawa ke klinik, deh. Bagaimana bisa dia sekarang kecelakaan disini? Bukann
h baik kita turun saja,
rawat yang bertugas untuk menjaga psaien laki-lakinya. Dan memastikan jika pasiennya itu masih berada di klinik. Namun apa yang terjadi
ik. Akhirnya sang perawat pun tak bisa menghalanginya. Meskipun sebelumnya, perawat itu sudah mewanti-wa
Rendra ke kliniknya lagi. Lagi-lagi Rendra pingsan, kali ini ada sedikit lu
Beruntungnya tak ada luka serius yang dialami oleh laki-laki bertubuh atletis itu. Hanya luka-luka lecet di dahi dan
u satu pasang untuk pasien laki-lakinya. Setelah mendapatkan baju y
a pada supur pribadinya yang sudah se
Neng," jawab
laki ini siapa. Kenapa Neng Almira begitu sangat ing
rbaring lemah di atas brankar. Entah mengapa hati
uri sebagai dokter yang mendorongku u
. aku, ak
ak terlalu lama. Lelaki tampan itu mengedar
aah ... tanganku." Kemudian ia meringis men
endekat. "Kamu
sih," sahut Rendra. Matanya menatap wajah ca
an menangkupkan kedua tangannya di dada. Dengan senyumnya yang khas yang bis
at ini adalah hanya Viona. Dan tujuan hidupnya kali ini hanya berfokus pada Viona d
lagi," ucap Rendra dengan datar. Hanya seulas
hanya dalam waktu beberapa jam saja?" Perempuan cantik itu berkata dengan sangat te
ar sana. Saya tidak bisa menghabiskan wakt
ennya yang sangat kerasa kepala. Selama dirinya menjadi seorang dokter, ia belum pernah sekalip
-baik saja
k baik-baik saja. Tubuh anda butuh istirahat dan butuh asupan yang bergizi agar tenaga anda bisa pulih kembali. Setelah itu, anda
a yang terbaik untuk diri sendiri," pukas Rendra. Tanpa
nda. Saya sebagai dokter, tugas say
n kakinya keluar, meninggalkan ruangan itu. Bahkan Rendra tidak sempat mengucapkan terimakasih kepada dokter A
ndra. "Dimana ponselku?" Lelaki keras kepala itu mencari ponsel pintarnya. Meraba-raba disekitarnya dan di meja kecil yang
kan jarum infus dari punggung tangannya begitu saja. Lelak
sangat lapar. Matanya menatap pada makanan yang berada di atas meja kecil samping brankar. Saat Rendra masih pingsan tadi. Almira membelikan satu porsi bubur
ya aku harus mengisi perut dulu, agar tenagaku
ngga habis tak bersisa. Setelah itu ia meminum air teh hangat yang memang sudah disediakan untuknya h
senyum ramah pada pasiennya yan
ab Rendra
s meja. "Saya kesini hanya ingin memberikan kunci motor da
asih. Simpan saja
itu pun hendak melangkahkan kakinya keluar, meninggalkan kamar.
ikan rasa terimakasih
pun menganggukan ke
baju siapa ini? Siapa yang menggantikan pakaianku?" Rendra menatap pada perawat yang mas
akaian Bapak. Dan Dokter Almira juga yang membeli
ekali Dokter Almira itu. Sekali lagi s
permisi," pamit perempuan yang
ian perawat it
, Rendra segera berjalan keluar dan menuju parkiran. Sesampainya di parkir