Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Penulis:JAYESH ANGUIANO
GenreRomantis
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Adelia pergi meninggalkannya dengan senyum palsu.
Cynthia tidak tahan lagi melihatnya. "Dasar orang kampung! Berhenti di sana. Aku belum selesai berbicara. Biar kuberi tahu, aku tidak akan membiarkanmu menikah dengan Kak Raivan!"
Tepat setelah dia mengatakan itu, Raivan berjalan keluar dari kamar.
"Eh … Kak Raivan …." Cynthia tergagap dan mundur ketakutan.
Wajah Raivan menggelap. Jelas sekali bahwa dia sedang marah, sehingga Cynthia tidak berani berkata apa-apa lagi.
Adelia meminta seorang pelayan untuk mengantarnya ke kamarnya. Dia membongkar barang-barangnya, lalu turun ke bawah untuk sarapan.
Erika, Cynthia dan Raivan sudah duduk di meja makan.
Begitu Adelia duduk, Erika mulai mengkritiknya, "Apakah kamu tidak pernah diajari etiket yang benar? Kamu bukan hanya bangun begitu terlambat, tapi kamu juga tidak ikut menyiapkan sarapan. Apakah kamu pikir kamu sudah menjadi nyonya rumah di sini?"
Sambil melirik ke arah Erika, Adelia berkata dengan nada datar, "Aku juga bukan pelayan di rumah ini."
Dia tidak akan pernah membuatkan sarapan untuk keluarga ini.
Meskipun Raivan tidak berkata apa-apa saat keduanya berdebat, tidak dapat disangkal bahwa dia juga tidak menyukai Adelia.
Suasana di ruang makan tegang. Mereka menyantap sarapan mereka dalam diam hampir sepanjang waktu. Setelah sarapan, Erika menyerahkan sebuah kartu bank pada Adelia.
"Kartu ini berisi sekitar sepuluh juta rupiah. Belilah pakaian yang layak untukmu sebelum pergi ke perusahaan. Ingatlah untuk berperilaku baik. Kamu tidak boleh membuat masalah untuk Raivan."
Untuk membangun hubungan di antara keduanya, Bima mengusulkan agar Adelia bekerja di perusahaan sebagai sekretaris Raivan. Kakek Adelia, Leonardo Herva, setuju dengan pengaturan itu. Adelia sendiri tidak menolak. Lagi pula, ini hanya sementara.
Pekerjaan barunya bukan masalah besar baginya, tetapi lain cerita dengan kartu bank itu! Jelas bahwa Erika memandang rendah dirinya. "Tidak usah, terima kasih," ujar Adelia dengan sikap sinis.
Sejauh yang dia lihat, tidak ada yang salah dengan pakaiannya. Pakaian ini dibuat khusus untuknya, itulah sebabnya Keluarga Bertolius mengira pakaian itu bukan pakaian desainer.
Tanpa menunggu Erika atau yang lain membalas ucapannya, Adelia naik ke atas untuk bersiap-siap bekerja.
Ketika dia baru saja memasuki kamarnya, ponselnya berdering. Itu adalah pemberitahuan dari bank. Uang sejumlah seratus miliar rupiah sudah ditransfer ke rekeningnya.
Sebuah pesan suara dari Leonardo masuk ke ponsel Adelia.
"Sayang, kuharap mereka memperlakukanmu dengan baik di sana. Kakek sudah mentransfer sejumlah uang ke rekeningmu. Belilah apa pun yang kamu mau dan jangan lupa beri tahu Kakek jika ada yang menindasmu. Aku mencintaimu."
Adelia tersenyum dan membalas pesan itu, "Kakek, aku tidak senang di sini. Mereka semua menindasku. Ini sama sekali tidak lucu."
Leonardo segera menjawab, "Baguslah, jarang-jarang ada orang yang berani menindasmu. Sudah ya, Kakek mau pergi memancing."
Adelia tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Sambil menghela napas, dia mengenakan pakaian profesional dan berjalan keluar rumah. Sopir membukakan pintu mobil untuknya. Begitu dia masuk ke dalam mobil, dia mendapati bahwa Raivan juga ada di dalam.
"Bukankah kamu bilang kamu sama sekali tidak tertarik padaku? Kalau begitu, mengapa kamu setuju untuk bekerja sebagai sekretarisku?" Suara Raivan yang menawan memiliki sedikit ironi di dalamnya. Sudut bibirnya juga membentuk sebuah seringai.
"Jangan berpikiran macam-macam hanya karena aku setuju. Aku berjanji pada kakekku untuk tinggal bersamamu selama tiga bulan. Begitu tiga bulan itu berakhir, kita akan membatalkan pertunangan," jawab Adelia sambil meliriknya dengan acuh tak acuh.
"Heh." Raivan mencibir. "Apakah kamu tidak khawatir kamu akan jatuh cinta padaku dalam tiga bulan ke depan? Kurasa kamu akan enggan untuk pergi saat itu."
Adelia merasa geli mendengar kata-katanya.
"Ternyata Pak Raivan yang dikabarkan sangat dingin begitu percaya diri. Asal tahu saja, jangankan tiga bulan, tiga tahun pun aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu, seumur hidup juga tidak akan. Berhentilah bersikap angkuh."
Meskipun Adelia tahu bahwa Raivan tampan, itu tidak berarti baginya. Raivan memiliki karakter menjijikkan yang dia benci dari pria.
Raivan memasang wajah muram mendengarnya.
Dia tidak akan pernah jatuh cinta padanya?
"Kita lihat saja nanti, Adelia. Jangan pernah lupa dengan apa yang kamu katakan barusan!"
Menurut Raivan, Adelia hanya sedang jual mahal. Mengapa dia datang ke rumahnya jika dia tidak tertarik padanya atau ingin menjadi istrinya?
Adelia tersenyum dan berkata, "Oke, akan kuingat itu. Jangan khawatir. Dalam tiga bulan, kita akan berpisah. Omong-omong, kita harus berpura-pura tidak mengenal satu sama lain di perusahaan nanti. Aku tidak ingin terlibat drama yang tidak perlu di sana."
Raivan terdiam.
Tanpa sepengetahuan Adelia, dia tidak bisa menghindari drama di tempat kerja. Berita mengenai pertunangan Raivan sudah menyebar seperti kebakaran hutan. Orang-orang juga tahu bahwa tunangannya berasal dari pedesaan.
Para karyawan Grup Bertolius sedang berdiskusi panas.
"Teman-teman, apakah kalian sudah dengar kabar terbaru? Tunangan Pak Raivan akan bekerja di sini. Dia akan menjadi sekretarisnya!"
"Astaga! Kudengar dia buruk rupa dan dia berasal dari pedesaan. Karena dia miskin, dia pasti kuliah di kampus di bawah standar. Bisakah dia memahami dokumen?"
"Hahahahahaha! Kamu benar. Menurutku, dia bahkan mungkin tidak tahu cara menggunakan komputer."
Kata-kata dari para penggosip segera menghilang begitu Raivan masuk bersama dengan Adelia. Semua orang menganga lebar saat melihat mereka.