icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 3
Dasar Orang Kampung
Jumlah Kata:809    |    Dirilis Pada: 24/04/2023

Adelia pergi meninggalkannya dengan senyum palsu.

Cynthia tidak tahan lagi melihatnya. "Dasar orang kampung! Berhenti di sana. Aku belum selesai berbicara. Biar kuberi tahu, aku tidak akan membiarkanmu menikah dengan Kak Raivan!"

Tepat setelah dia mengatakan itu, Raivan berjalan keluar dari kamar.

"Eh … Kak Raivan …." Cynthia tergagap dan mundur ketakutan.

Wajah Raivan menggelap. Jelas sekali bahwa dia sedang marah, sehingga Cynthia tidak berani berkata apa-apa lagi.

Adelia meminta seorang pelayan untuk mengantarnya ke kamarnya. Dia membongkar barang-barangnya, lalu turun ke bawah untuk sarapan.

Erika, Cynthia dan Raivan sudah duduk di meja makan.

Begitu Adelia duduk, Erika mulai mengkritiknya, "Apakah kamu tidak pernah diajari etiket yang benar? Kamu bukan hanya bangun begitu terlambat, tapi kamu juga tidak ikut menyiapkan sarapan. Apakah kamu pikir kamu sudah menjadi nyonya rumah di sini?"

Sambil melirik ke arah Erika, Adelia berkata dengan nada datar, "Aku juga bukan pelayan di rumah ini."

Dia tidak akan pernah membuatkan sarapan untuk keluarga ini.

Meskipun Raivan tidak berkata apa-apa saat keduanya berdebat, tidak dapat disangkal bahwa dia juga tidak menyukai Adelia.

Suasana di ruang makan tegang. Mereka menyantap sarapan mereka dalam diam hampir sepanjang waktu. Setelah sarapan, Erika menyerahkan sebuah kartu bank pada Adelia.

"Kartu ini berisi sekitar sepuluh juta rupiah. Belilah pakaian yang layak untukmu sebelum pergi ke perusahaan. Ingatlah untuk berperilaku baik. Kamu tidak boleh membuat masalah untuk Raivan."

Untuk membangun hubungan di antara keduanya, Bima mengusulkan agar Adelia bekerja di perusahaan sebagai sekretaris Raivan. Kakek Adelia, Leonardo Herva, setuju dengan pengaturan itu. Adelia sendiri tidak menolak. Lagi pula, ini hanya sementara.

Pekerjaan barunya bukan masalah besar baginya, tetapi lain cerita dengan kartu bank itu! Jelas bahwa Erika memandang rendah dirinya. "Tidak usah, terima kasih," ujar Adelia dengan sikap sinis.

Sejauh yang dia lihat, tidak ada yang salah dengan pakaiannya. Pakaian ini dibuat khusus untuknya, itulah sebabnya Keluarga Bertolius mengira pakaian itu bukan pakaian desainer.

Tanpa menunggu Erika atau yang lain membalas ucapannya, Adelia naik ke atas untuk bersiap-siap bekerja.

Ketika dia baru saja memasuki kamarnya, ponselnya berdering. Itu adalah pemberitahuan dari bank. Uang sejumlah seratus miliar rupiah sudah ditransfer ke rekeningnya.

Sebuah pesan suara dari Leonardo masuk ke ponsel Adelia.

"Sayang, kuharap mereka memperlakukanmu dengan baik di sana. Kakek sudah mentransfer sejumlah uang ke rekeningmu. Belilah apa pun yang kamu mau dan jangan lupa beri tahu Kakek jika ada yang menindasmu. Aku mencintaimu."

Adelia tersenyum dan membalas pesan itu, "Kakek, aku tidak senang di sini. Mereka semua menindasku. Ini sama sekali tidak lucu."

Leonardo segera menjawab, "Baguslah, jarang-jarang ada orang yang berani menindasmu. Sudah ya, Kakek mau pergi memancing."

Adelia tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Sambil menghela napas, dia mengenakan pakaian profesional dan berjalan keluar rumah. Sopir membukakan pintu mobil untuknya. Begitu dia masuk ke dalam mobil, dia mendapati bahwa Raivan juga ada di dalam.

"Bukankah kamu bilang kamu sama sekali tidak tertarik padaku? Kalau begitu, mengapa kamu setuju untuk bekerja sebagai sekretarisku?" Suara Raivan yang menawan memiliki sedikit ironi di dalamnya. Sudut bibirnya juga membentuk sebuah seringai.

"Jangan berpikiran macam-macam hanya karena aku setuju. Aku berjanji pada kakekku untuk tinggal bersamamu selama tiga bulan. Begitu tiga bulan itu berakhir, kita akan membatalkan pertunangan," jawab Adelia sambil meliriknya dengan acuh tak acuh.

"Heh." Raivan mencibir. "Apakah kamu tidak khawatir kamu akan jatuh cinta padaku dalam tiga bulan ke depan? Kurasa kamu akan enggan untuk pergi saat itu."

Adelia merasa geli mendengar kata-katanya.

"Ternyata Pak Raivan yang dikabarkan sangat dingin begitu percaya diri. Asal tahu saja, jangankan tiga bulan, tiga tahun pun aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu, seumur hidup juga tidak akan. Berhentilah bersikap angkuh."

Meskipun Adelia tahu bahwa Raivan tampan, itu tidak berarti baginya. Raivan memiliki karakter menjijikkan yang dia benci dari pria.

Raivan memasang wajah muram mendengarnya.

Dia tidak akan pernah jatuh cinta padanya?

"Kita lihat saja nanti, Adelia. Jangan pernah lupa dengan apa yang kamu katakan barusan!"

Menurut Raivan, Adelia hanya sedang jual mahal. Mengapa dia datang ke rumahnya jika dia tidak tertarik padanya atau ingin menjadi istrinya?

Adelia tersenyum dan berkata, "Oke, akan kuingat itu. Jangan khawatir. Dalam tiga bulan, kita akan berpisah. Omong-omong, kita harus berpura-pura tidak mengenal satu sama lain di perusahaan nanti. Aku tidak ingin terlibat drama yang tidak perlu di sana."

Raivan terdiam.

Tanpa sepengetahuan Adelia, dia tidak bisa menghindari drama di tempat kerja. Berita mengenai pertunangan Raivan sudah menyebar seperti kebakaran hutan. Orang-orang juga tahu bahwa tunangannya berasal dari pedesaan.

Para karyawan Grup Bertolius sedang berdiskusi panas.

"Teman-teman, apakah kalian sudah dengar kabar terbaru? Tunangan Pak Raivan akan bekerja di sini. Dia akan menjadi sekretarisnya!"

"Astaga! Kudengar dia buruk rupa dan dia berasal dari pedesaan. Karena dia miskin, dia pasti kuliah di kampus di bawah standar. Bisakah dia memahami dokumen?"

"Hahahahahaha! Kamu benar. Menurutku, dia bahkan mungkin tidak tahu cara menggunakan komputer."

Kata-kata dari para penggosip segera menghilang begitu Raivan masuk bersama dengan Adelia. Semua orang menganga lebar saat melihat mereka.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Keluarga Bertolius2 Bab 2 Memeluknya Sepanjang Malam3 Bab 3 Dasar Orang Kampung4 Bab 4 Paling Mengagumkan5 Bab 5 Aku dan Dia6 Bab 6 Uang Receh7 Bab 7 Apakah Identitasku Akan Terungkap 8 Bab 8 Tidak Ada yang Waras9 Bab 9 Sulit Sekali Berkomunikasi10 Bab 10 Baru Permulaan11 Bab 11 Tugas Berat12 Bab 12 Takut Gelap13 Bab 13 Di Mana Dia 14 Bab 14 Angan-Angan15 Bab 15 Sedikit Tidak Asing16 Bab 16 Pengagum Raivan17 Bab 17 Bersikap Adil18 Bab 18 Pertanyaan Aneh19 Bab 19 Cincin yang Dicuri20 Bab 20 Rencana yang Sempurna21 Bab 21 Dukungannya22 Bab 22 Bukti yang Cukup23 Bab 23 Meminta Maaf padaku24 Bab 24 Kamu Bukan Tipeku25 Bab 25 Melewati Batas26 Bab 26 Bermesraan27 Bab 27 Foto yang Aneh28 Bab 28 Adelia, Terima Kasih29 Bab 29 Helena Kalah30 Bab 30 Meminta Maaf31 Bab 31 Adelia Baru Saja Mengalahkannya32 Bab 32 Ciuman Pertama33 Bab 33 Sebuah Nama Panggilan34 Bab 34 Ciuman35 Bab 35 Kamu Adalah Gulali36 Bab 36 Gulali 37 Bab 37 Pertemuan yang Tidak Biasa38 Bab 38 Sedikit Terkejut39 Bab 39 Pertunjukan yang Bagus Akan Dimulai40 Bab 40 Pekerjaan yang Mustahil41 Bab 41 Kamu Mengganti Gambar Desain Tersebut42 Bab 42 Kebenaran43 Bab 43 Kamu Dipecat44 Bab 44 Siapa Adelia Sebenarnya 45 Bab 45 Adelia, Matilah Kamu!46 Bab 46 Raivan Terluka47 Bab 47 Sengaja Mempersulitnya48 Bab 48 Suapi Aku49 Bab 49 Membantumu Mandi50 Bab 50 Adelia Tidak Menyentuhmu51 Bab 51 Uang Itu Terlalu Sedikit52 Bab 52 Adelia Tidak Menyukainya53 Bab 53 Keputusan Akhir Ada di Tanganku54 Bab 54 Bertemu dengan Teman Lama55 Bab 55 Jangan Bersikap Kejam padaku56 Bab 56 Tante Alira57 Bab 57 Perasaan yang Tidak Pantas58 Bab 58 Apa Kamu Sudah Selesai Menatapku 59 Bab 59 Bukankah Dia Adelia 60 Bab 60 Mengambil Foto61 Bab 61 Apa Kamu Menguntitku 62 Bab 62 Ciuman Mendadak63 Bab 63 Duta Merek64 Bab 64 Rois Begitu Sempurna65 Bab 65 Tidak Sebaik Rois66 Bab 66 Apa yang Salah 67 Bab 67 Kecelakaan Ketika Syuting68 Bab 68 Musuh dari Musuh Adalah Teman69 Bab 69 Juru Masak yang Hebat70 Bab 70 Itu Dilakukan dengan Sengaja71 Bab 71 Bukti yang Kuat72 Bab 72 Dia Menuai Apa yang Dia Tabur73 Bab 73 Beri Aku Lima Menit74 Bab 74 Kesempatan Sempurna75 Bab 75 Mabuk76 Bab 76 Babak 76 Aku Adalah Gulali77 Bab 77 Pergilah ke Neraka78 Bab 78 Seorang Pembunuh79 Bab 79 Tuduhan Pembunuhan80 Bab 80 Helena Adalah Gulali 81 Bab 81 Pembohong82 Bab 82 Janji dengan Rois83 Bab 83 Berkencan dengan Pria Lain84 Bab 84 Kamu Cemburu85 Bab 85 Tren Daring86 Bab 86 Menutup Telinga87 Bab 87 Nadia Sadar88 Bab 88 Serangan Balik (Bagian Satu)89 Bab 89 Serangan Balik (Bagian Dua)90 Bab 90 Serangan Balik (Bagian Tiga)91 Bab 91 Serangan Balik (Bagian Empat)92 Bab 92 Raivan Adalah Pria yang Baik93 Bab 93 Kehebatan Seksual94 Bab 94 Ceritakan padaku tentang Gulali95 Bab 95 Dia Mirip Gulali96 Bab 96 Menjiplak97 Bab 97 Makan Malam98 Bab 98 Gulali Juga Takut Gelap99 Bab 99 Dia Benar-Benar Memesona100 Bab 100 Grup Bertolius Mencuri Karya Orang Lain