icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 2
Memeluknya Sepanjang Malam
Jumlah Kata:797    |    Dirilis Pada: 24/04/2023

Adelia tidak menyadari bahwa kamar ini adalah milik orang lain. Saat dia melihat bahwa hanya ada peralatan mandi pria di kamar mandi, dia hanya mengira Keluarga Bertolius sedang mencoba membuatnya kesal.

"Keluarga yang luar biasa!" gumamnya sinis.

Dia hanya harus bertahan dengan semua ini selama tiga bulan. Dia sudah membuat kesepakatan dengan kakeknya. Jika dia masih tidak memiliki perasaan terhadap Raivan setelah tinggal di sini selama tiga bulan, pertunangan mereka akan dibatalkan.

Begitu Adelia keluar dari kamar mandi, seorang pelayan membawakannya makan malam. Dia menyantap makan malam itu dan langsung tertidur.

Waktu sudah menunjukkan tengah malam saat Raivan akhirnya pulang dari makan malam bisnis.

Dia sadar Adelia akan tiba di rumahnya hari ini. Kakek menyuruhnya untuk menjemput Adelia, tetapi dia menolak dengan alasan sedang banyak pekerjaan. Dia tidak tertarik pada tunangannya. Pertunangan ini cepat atau lambat akan dibatalkan.

Raivan begitu kelelahan. Setelah mandi, dia langsung menuju tempat tidur.

Dia sangat mabuk, jadi dia tidak sadar bahwa ada seorang wanita di kamarnya sampai dia berbaring di tempat tidurnya.

Tonjolan besar di bawah selimut membuatnya sedikit tertegun dan segera menyingkir. Cahaya di kamar remang-remang, jadi dia tidak bisa melihat wajah wanita muda itu dengan jelas. Sebelum Raivan dapat berpikir jernih, wanita muda itu berguling dan memeluknya, lalu bergumam, "Jangan nakal, Teddy. Kamu harus tidur sekarang."

Raivan membeku sepenuhnya.

Wanita muda ini memiliki aroma yang sangat familier, sama seperti gadis itu ….

Rasanya menenangkan saat hidung Raivan menempel di lehernya. Mungkin karena alkohol, Raivan tidak melakukan apa-apa selain membalas pelukannya. Dia kemudian tertidur dengan Adelia di dalam pelukannya.

Anehnya bagi seorang penderita insomnia seperti dirinya, Raivan tidak bangun sama sekali malam ini. Dia tidur dengan nyenyak seperti bayi yang kenyang.

Di dalam mimpi, dia melihat apa yang terjadi padanya sepuluh tahun yang lalu. Di sebuah ruangan gelap, seorang gadis memeluknya dengan erat dan berkata dengan suara yang manis, "Jangan takut. Tidak akan ada yang menyakitimu. Aku akan melindungimu."

Kemudian dalam mimpinya, dia melihat dirinya mencari dan menemukan gadis itu. Mimpi itu terasa sangat nyata.

Keesokan paginya, Cynthia bangun saat fajar menyingsing. Dia berharap mendengar kabar bahwa Adelia diusir dari kamar begitu Raivan pulang, tetapi pelayan tidak mengatakan apa-apa soal itu.

'Bagaimana bisa? Apakah Kak Raivan tidak pulang tadi malam? Tapi mobilnya ada di garasi!' pikir Cynthia.

Raivan membenci siapa pun yang berada di kamarnya. Dia tidak mungkin tidur di ranjang yang sama dengan seorang wanita tak dikenal.

Dikuasai oleh rasa ingin tahu dan ketidakpastian, Cynthia mengetuk pintu kamar Raivan. "Kak Raivan! Sarapan sudah siap. Bukankah kamu ada rapat pagi ini? Kamu harus bangun sekarang!"

Suara berisik itu membangunkan dua orang yang tertidur pulas pada waktu yang bersamaan.

Adelia langsung merasakan kehangatan orang lain. Kepalanya tidak berada di atas bantal, tetapi di dada yang keras.

Dia mendongak dan bertatapan dengan mata tajam seorang pria. Dia segera duduk dan terjaga. "Siapa kamu?"

Mata Raivan menggelap. "Adelia Herva?"

Karena pria ini tahu namanya, Adelia berasumsi bahwa dia adalah tunangannya, Raivan. Namun, mengapa pria ini ada di tempat tidurnya?

Ketika Adelia baru saja akan menanyainya lagi, Raiva melanjutkan, "Kamu datang ke kamarku dan tidur di ranjangku pada hari pertamamu di rumah ini. Harus kukatakan, kamu tidak sesederhana itu!"

"Apa?"

Adelia terlihat sangat kebingungan dan berpikir, 'Dia bilang ini kamarnya? Bagaimana mungkin? Apakah semua anggota keluarga ini paranoid dan bermasalah?'

"Astaga!" seru Adelia saat pikirannya tertuju pada produk-produk pria yang dia lihat di kamar mandi kemarin. Kelihatannya Cynthia telah menipunya.

Adelia buru-buru turun dari tempat tidur dan menatap Raivan dengan dingin. "Asal tahu saja, aku tidak bermaksud untuk tidur di sini. Cynthia yang bilang ini kamarku. Pak Raivan, aku sama sekali tidak tertarik padamu."

"Selain itu, semalam saya sudah tidur. Apa Pak Raivan tidak sadar ada orang lain di tempat tidur saat pulang? Kenapa Anda memeluk saya sepanjang malam? Jangan bilang Anda naksir pada saya?"

Ekspresi malu menutupi wajah Raivan saat dia mendengar kata-kata Adelia. Dia tidak bisa menyangkal bahwa dia memeluknya sepanjang malam.

Sama seperti tadi malam, dia tertegun saat bertemu mata dengan Adelia.

Matanya yang indah persis seperti mata gadis itu.

Adelia menyipitkan matanya sambil tersenyum.

"Apa? Kenapa Pak Raivan menatap saya seperti itu? Apa Anda tergila-gila pada saya?"

Raivan kembali tersadar. Wajahnya pun menjadi muram. Dia memerintahkan dengan nada dingin, "Keluar! Jangan pernah masuk ke kamar ini lagi!"

Adelia mengerucutkan bibirnya. Dia lalu keluar dengan membawa barang bawaannya tanpa ragu-ragu.

Ini adalah pertemuan pertama mereka, tetapi mereka sudah tidak saling menyukai.

Cynthia, yang masih berada di depan pintu, kaget saat melihat Adelia keluar.

Adelia berkata dengan senyum ambigu, "Selamat pagi! Sesuai harapanmu, sepupumu memelukku saat tidur sepanjang malam. Kami sangat cocok. Kamu pasti senang mendengarnya."

"Omong kosong!" Wajah Cynthia memucat. Dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan Adelia.

Menurutnya, tidak mungkin Raivan menyukai Adelia, apalagi memeluknya selama berjam-jam.

Namun, fakta bahwa mereka telah tidur bersama sepanjang malam jelas tak terbantahkan.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Keluarga Bertolius2 Bab 2 Memeluknya Sepanjang Malam3 Bab 3 Dasar Orang Kampung4 Bab 4 Paling Mengagumkan5 Bab 5 Aku dan Dia6 Bab 6 Uang Receh7 Bab 7 Apakah Identitasku Akan Terungkap 8 Bab 8 Tidak Ada yang Waras9 Bab 9 Sulit Sekali Berkomunikasi10 Bab 10 Baru Permulaan11 Bab 11 Tugas Berat12 Bab 12 Takut Gelap13 Bab 13 Di Mana Dia 14 Bab 14 Angan-Angan15 Bab 15 Sedikit Tidak Asing16 Bab 16 Pengagum Raivan17 Bab 17 Bersikap Adil18 Bab 18 Pertanyaan Aneh19 Bab 19 Cincin yang Dicuri20 Bab 20 Rencana yang Sempurna21 Bab 21 Dukungannya22 Bab 22 Bukti yang Cukup23 Bab 23 Meminta Maaf padaku24 Bab 24 Kamu Bukan Tipeku25 Bab 25 Melewati Batas26 Bab 26 Bermesraan27 Bab 27 Foto yang Aneh28 Bab 28 Adelia, Terima Kasih29 Bab 29 Helena Kalah30 Bab 30 Meminta Maaf31 Bab 31 Adelia Baru Saja Mengalahkannya32 Bab 32 Ciuman Pertama33 Bab 33 Sebuah Nama Panggilan34 Bab 34 Ciuman35 Bab 35 Kamu Adalah Gulali36 Bab 36 Gulali 37 Bab 37 Pertemuan yang Tidak Biasa38 Bab 38 Sedikit Terkejut39 Bab 39 Pertunjukan yang Bagus Akan Dimulai40 Bab 40 Pekerjaan yang Mustahil41 Bab 41 Kamu Mengganti Gambar Desain Tersebut42 Bab 42 Kebenaran43 Bab 43 Kamu Dipecat44 Bab 44 Siapa Adelia Sebenarnya 45 Bab 45 Adelia, Matilah Kamu!46 Bab 46 Raivan Terluka47 Bab 47 Sengaja Mempersulitnya48 Bab 48 Suapi Aku49 Bab 49 Membantumu Mandi50 Bab 50 Adelia Tidak Menyentuhmu51 Bab 51 Uang Itu Terlalu Sedikit52 Bab 52 Adelia Tidak Menyukainya53 Bab 53 Keputusan Akhir Ada di Tanganku54 Bab 54 Bertemu dengan Teman Lama55 Bab 55 Jangan Bersikap Kejam padaku56 Bab 56 Tante Alira57 Bab 57 Perasaan yang Tidak Pantas58 Bab 58 Apa Kamu Sudah Selesai Menatapku 59 Bab 59 Bukankah Dia Adelia 60 Bab 60 Mengambil Foto61 Bab 61 Apa Kamu Menguntitku 62 Bab 62 Ciuman Mendadak63 Bab 63 Duta Merek64 Bab 64 Rois Begitu Sempurna65 Bab 65 Tidak Sebaik Rois66 Bab 66 Apa yang Salah 67 Bab 67 Kecelakaan Ketika Syuting68 Bab 68 Musuh dari Musuh Adalah Teman69 Bab 69 Juru Masak yang Hebat70 Bab 70 Itu Dilakukan dengan Sengaja71 Bab 71 Bukti yang Kuat72 Bab 72 Dia Menuai Apa yang Dia Tabur73 Bab 73 Beri Aku Lima Menit74 Bab 74 Kesempatan Sempurna75 Bab 75 Mabuk76 Bab 76 Babak 76 Aku Adalah Gulali77 Bab 77 Pergilah ke Neraka78 Bab 78 Seorang Pembunuh79 Bab 79 Tuduhan Pembunuhan80 Bab 80 Helena Adalah Gulali 81 Bab 81 Pembohong82 Bab 82 Janji dengan Rois83 Bab 83 Berkencan dengan Pria Lain84 Bab 84 Kamu Cemburu85 Bab 85 Tren Daring86 Bab 86 Menutup Telinga87 Bab 87 Nadia Sadar88 Bab 88 Serangan Balik (Bagian Satu)89 Bab 89 Serangan Balik (Bagian Dua)90 Bab 90 Serangan Balik (Bagian Tiga)91 Bab 91 Serangan Balik (Bagian Empat)92 Bab 92 Raivan Adalah Pria yang Baik93 Bab 93 Kehebatan Seksual94 Bab 94 Ceritakan padaku tentang Gulali95 Bab 95 Dia Mirip Gulali96 Bab 96 Menjiplak97 Bab 97 Makan Malam98 Bab 98 Gulali Juga Takut Gelap99 Bab 99 Dia Benar-Benar Memesona100 Bab 100 Grup Bertolius Mencuri Karya Orang Lain